ACARA 3
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.) PADA BERBAGAI JARAK TANAM
Sistem jarak tanam pada suatu pertanaman dapat berpengaruh pada besarnya cahaya, CO2, angin dan unsur hara yang diperoleh tanaman. Hal tersebut sangat berpengaruh pada proses fotosintesis tanaman sehingga akan memberikan pengaruh berbeda pada parameter pertumbuhan dan produksi jagung(Barri, 2003). Jarak tanam yang lebih sempit dapat meningkatkan produksi per satuan luas lahan dan jumlah biji namun dapat menurunkan bobot biji(Madonni et al.,2006). Menurut Liu et al (2004), variasi jarak tanam tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun, tinggi tanaman, indeks luas daun dan indeks panen. Variasi tersebut berpengaruh nyata pada produksi per hektar. Mempersempit jarak tanam antar baris pada jagung dapat meningkatkan produktivitas(Andrade et al.,2002).
Pengurangan jarak tanam antar tanaman dalam satu baris memiliki banyak keuntungan.Pertama,kompetisi tanaman di dalam baris dapat dikurangi sehingga tanaman mendapat cahaya, air, dan nutrisi yang cukup (Olson & Sander, 1988; Porter et al., 1997;Sangoi et al.,2001). Pola tanam akan lebih menguntungkan jika jarak antar tanaman dalam satu baris lebih dekat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan jagung di awal musim (Bullock et al., cit. 1988 Sangoi et al.,2001). mengarah ke intersepsi yang lebih baik dari cahaya matahari, lebih tinggi radiasi efisiensi penggunaan dan hasil gabah yang lebih besar (Westgate et al., 1997 cit. Sangoi et al.,2001).
Iken dan Anusa (2004) dalam Enujeke(2013) merekomendasikan bahwa populasi tanaman optimal jagung sebanyak 53.333 tanaman per hektar untuk hasil maksimal jagung. Laporan tersebut menunjukkan bahwa hal tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan jarak tanam 75cm x 25cm dengan 1 tanaman per lubang atau 75cm x 50cm pada 2 tanaman per lubang. Azam et al., (2007) dalam Enujeke(2013) melaporkan bahwa jarak tanam 75cm x 35cm mengakibatkan peningkatan hasil butir jagung. Jarak tanam 75cm x 15cm memberikan efek bobot tongkol maksimal pada jagung. Laporan serupa oleh Allessi dan Power (2004) dalam Enujeke(2013) mengungkapkan bahwa berat badan jagung tongkol menurun dengan meningkatnya populasi tanaman. Jarak tanam 75 cm x 35 cm dapat digunakan untuk meningkatkan peningkatan ketebalan batang dan luas daun yang kegiatannya fotosintesis positif dapat mempengaruhi produksi jagung(Enujeke,2013).Pada umumnya jagung hibrida ditanam pada jarak tanam 75 x 25 cm(Martodireso dan Suryanto,2001). Selain itu,jarak antar barisan berada pada kisaran 75-80 cm.Jarak antar tanaman dalam baris 20-25 cm(Purnomo dan Purnamawati,2007). Penentuan jarak tanam untuk suatu jenis tanaman jagung sangat penting untuk diperhatikan karena hal tersebut berpengaruh pada pertumbuhan,perkembangan, dan produktivitas. Tujuan praktikum ini adalah mengetahui pengaruh jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil pada jaung hibrida dan lokal serta mengetahui jarak tanam untuk kedua jenis jagung tersebut. Manfaat dari praktikum tersebut adalah dapat mengetahui jarak tanam yang optimum untuk jagung hibrida dan lokal serta dapat mengetahui efek berbagai perlakuan jarak tanam pada jagung hibrida dan lokal.
Langkah kerja selanjutnya yaitu benih jagung ditanam dengan ketentuan dua benih per lubang kemudian disiram secara merata. Dilakukan pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu sekali. Tanaman korban diambil tiga kali yaitu ketika tanaman berumur 3 mst, 6 mst dan 9 mst. Pada setiap pengambilan korban, diambil tiga tanaman per blok per perlakuan. Sehingga pada setiap perlakuan diperoleh 9 tanaman sampel per blok. Korban ketiga sekaligus menjadi tanaman sampel yang diamati pertumbuhannya setiap minggu. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, volume akar, jumlah akar, penerusan cahaya, bobot segar dan kering tajuk, luas daun, bobot segar dan kering akar, LAI, CGR, NAR, dan SLW. Pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan seminggu sekali. Setelah pengamatan selesai dilakukan, kemudian dilakukan analisis dan presentasi data yang meliputi:
A. Tinggi tanaman dan jumlah daun ditampilkan dalam bentuk kurva pertumbuhan tanaman.
B. Panjang akar, volume akar, penerusan cahaya, bobot segar dan kering tajuk serta akar ditampilkan dalam tabel. Apabila kedua faktor berinteraksi, data ditampilkan dalam plot interaksi(simple main effect); apabila tidak, data diuji lanjut secara terpisahuntuk kedua faktor menggunakan uji LSD.
C. LAI dan SLW diuji lanjut, CGR dan NAR tidak diuji lanjut kemudian ditampilkan dalam tabel yang berjudul analisis pertumbuhan.
D. Hubungan CGR ke LAI, CGR ke NAR, LAI ke SLW , NAR ke SLW dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana serta ditampilkan dalam bentuk grafik.
E. NAR dan LAI dianalisis dengan analisis korelasi.
Daftar Pustaka
Andrade,F.H., Pablo C., Alfredo C., and Pablo B. 2002. Yield Responses to narrow rows depend on increased radiation interception. Agron. J. 94:975–980.
Enujeke,E.C. 2013. Effects of variety and spacing on growth characters of hybrid maize. Asian Journal of Agriculture and Rural Development, 3(5) 2013: 296-310
Liu,W.,M. Tollenaar,G. Stewart dan W. Deen. 2004. Within-Row plat spacing variability does not affest corn yield. Agron. J. 96:275–280.
Sangoi,L.,Márcio E., Altamir F. G.,Milton L. de A.,e Pedro C. H., 2001.Influence of row spacing reduction on maize grain yield in regions with a short summer. Pesq. agropec. Bras 36: 861-869.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar