ACARA 1
KETERBATASAN SOURCE (SUMBER) DAN SINK (LUBUK), PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)
Pendahuluan
Besarnya hasil dari tanaman dapat ditentukan dari kemampuan tanaman untuk memproduksi fotoasimilat dan atau proporsi karbohidrat pada hasil panen (Daie, 1985;Faville et al.,1999; Fageria et al.,2006). Produksi asimilat pada tanaman sangat dipengaruhi oleh komponen organ tanaman yaitu daun sebagai sumber dan bulir atau biji atau buah sebagai lubuk. Lubuk merupakan bagian tanaman yang menerima asimilat(CSSA,1992 cit. Fageria et al.,2006). Hubungan sumber dan lubuk merupakan faktor yang penting yang dapat menentukan hasil pada tanaman. Keterbatasan sumber dapat dipengaruhi oleh letak lintang tempat budidaya(Tollenard dan Daynard,1978 cit. Fageria et al.,2006). Keterbatasan sumber dan lubuk juga dipengaruhi oleh temperature yang dingin pada suatu tempat(Uhart dan Andrade,1991 cit. Fageria et al.,2006).
Rasio sumber dan lubuk rendah maka kecepatan fotosintesis bersih pada tanaman tersebut akan meningkat. Hal tersebut didapatkan pada komoditas tomat,buncis,dan kedelai. Pada timun,penghilangan bunga dapat meningkatkan produksi total berat kering dan jumlah buah per tanaman. Fotosintesis area daun merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada hasil buah timun. Pertumbuhan buah mentimun sangat dipengaruhi oleh ukuran daun dan luas daun. Peningkatan hasil mentimun dapat dilakukan dengan pengembangan tanaman yang berdaun lebar dan tahan terhadap gugurnya daun(Ramirez et al.,1988).
Keterbatasan sumber dapat berpengaruh pada pertumbuhan organ tanaman. Kemampuan lubuk dalam menggunakan bahan asimilat juga berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman (Wareing dan Patrick,1975; Patrick,1988 cit. DeJong dan Grossman,1995). Keterbatasan sumber dapat dipengaruhi oleh ketidakmampuan sistem untuk mentranslokasikan asimilat tersedia pada organ pertumbuhan karena jarak yang jauh atau karena keterbatasan sistem. Selain itu,keterbatasan sumber juga dipengaruhi oleh faktor kompetisi antar lubuk (DeJong dan Grossman.,1995).
Pertumbuhan tanaman sangat berkorelasi dengan kemampuan sumber dan lubuk serta keseimbangan di antara keduanya(Gifford dan Evans,1981;Wardlaw,1990;Smith and Stit,2007; Li et al.,2015). Kemampuan lubuk pada organ mempunyai kemampuan kompetisi untuk mendapatkan asimilat(Marcells,1996 cit. Li et al.,2015). Perlakuan pemangkasan daun dan buah dapat berpengaruh pada keseimbangan sumber dan lubuk. Keseimbangan antara keduanya dapat dipengaruhi lingkungan. Salah satu faktor tersebut adalah cahaya(Heuvelink et al.,2006;Moe et al.,2006 ;Li et al.,2015). Pengaruh sumber dan lubuk merupakan faktor penting karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan,perkembangan,dan hasil pada tanaman sehingga perlu adanya suatu perlakuan agronomis dengan mempertimbangkan kondisi fisiologis tanaman sehingga pengaruh sumber dan lubuk dapat memberikan efek yang baik pada tanaman.
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui pengaruh keterbatasan sumber dan lubuk pada pertumbuhan dan hasil pada tanaman mentimun. Manfaat dari praktikum ini adalah dapat melakukan perlakuan agronomis khusus untuk mengoptimalkan pengaruh sumber dan lubuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.
Metodologi
Praktikum Fisiologi Tanaman yang berjudul Keterbatasan Source (Sumber) dan Sink (Lubuk), Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) dilaksanakan pada Selasa, 6 Oktober 2015 di Kebun Percobaan dan Pendidikan milik Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cangkul, cetok, gembor, ember, penggaris, dan oven. Bahan yang digunakan yaitu tanah, pupuk NPK 1,5 kg, polibag, bibit mentimun, dan ajir.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga blok sebagai ulangan. Cara kerja dalam praktikum ini adalah lahan seluas 20,48 m2 per golongan dibagi menjadi tiga blok. Tiap blok untuk semua perlakuan seluas 4,48 m2. Lahan diolah. Lahan dibuat bedhengan. Bibit timun ditanam pada bedhengan dengan jarak tanam di dalam bedhengan 30x40 cm. Perlakuan meliputi:
a. Kontrol positif: daun dan buah dipertahankan tanpa ada perompesan.
b. Kontrol negatif: semua daun dirompes. Diusahakan pada saat menentukan tanaman sampel untuk diberi perlakuan ini dipiplih dari tanaman yang jumlah buahnya minimal sama dengan jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman yang mendapatkan perlakuan kontrol positif. Apabila jumlah buah lebih banyak daripada jumlah buah pada kontrol positif, sebagian buah dibuang hingga buah yang tersisa jumlahnya sama dengan jumlah buah pada kontrol positif.
c. Pemangkasan daun tidak produktif: semua daun atau cabang yang terletak di bagian dalam kanopi dibuang.
d. D50: sebagian daun dirompes hingga jumlah daun yang tersisa sebanyak 50% dari total jumlah daun pada tanaman yang mendapatkan perlakuan kontrol positif.
e. B50: sebagian buah dibuang hingga jumlah buah yang tersisa sebanyak 50% dari total jumlah buah yang tedapat pada tanaman yang mendapatkan perlakuan kontrol positif.
Perlakuan dilakukan saat buah sudah terbentuk. Tanaman korban diambil 2 kali, yaitu setelah perlakuan dilaksanakan (56 hst) dan pada saat panen (70 hst). Pada tiap pengambilan korban, diambil 3 tanaman per perlakuan per blok. Sehingga pada tiap perlakuan dibutuhkan 6 tanaman/blok. Korban kedua sekaligus menjadi tanaman sampel yang diamati pertumbuhannya setiap minggu. Variabel yang diamati meliputi: luas daun, bobot segar dan kering tajuk dan akar, LAI, CGR, NAR, dan SLW. Selain variabel pertumbuhan tanaman diamati pula komponen hasil yang meliputi jumlah buah per tanaman, bobot segar buah, dan produktivitas. Analisis dan presentasi data meliputi: luas daun, bobot segar dan kering tajuk dan akar, jumlah buah per tanaman, bobot segar buah, SLW,dan LAI ditampilkan dalam tabel beserta hasil hasil analisis lanjutnya dengan uji lanjut LSD-dunnet. CGR dan NAR tidak diuji lanjut dan ditampilkan dalam tabel analisis pertumbuhan. Rata-rata produktivitas tiap perlakuan ditampilkan dalam bentuk diagram batang. Hubungan CGR ke LAI, NAR ke SLW, CGR ke NAR, LAI ke SLW dianalisis dengan regresi linear sederhana dan ditampilkan dalam grafik. NAR dan LAI dianalisis dengan analisis korelasi.
Daftar Pustaka
DeJong,T.M. dan Yaffa L.G. 1995. Quantifying sink and source limitations on dry matter partitioning to fruit growth in peach trees.Physiologia Plantarum 95: 437-443.
Fageria,N.K.,V.C. Baligar and R.B. Clark. 2006. Physiology of Crop Production.The Hawort Press,Inc, New York.
Li.T.,Ep Heuvelink ,dan Leo F.M.M. 2015. Quantifying the source-sink balance and carbohydrate content in three tomato cultivars.Frontiers in Plant Science 6: 1-10.
Ramirez,D.R.,Todd C.W.,dan Conrad H.M. 1988. Sorce limitation by defoliation and its effect on dry matter production and yield of cucumber 23: 704-706.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar