Rabu, 10 Juni 2015

TANGGAPAN BIBIT KAKAO TERHADAP BERBAGAI MACAM PUPUK ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM



LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
ACARA II
TANGGAPAN BIBIT KAKAO TERHADAP BERBAGAI MACAM PUPUK ORGANIK SEBAGAI MEDIA TANAM
Disusun oleh:
Rizky Adi Pratama      (12897)
Bagas Ade Bramantya (12943)
                                                     Aisyah Puspasari         (13002)
Vina Himmatul U.       (13011)
                                                     Gol/Kel:B5/6
                                                     Asisten:1.Adwitya Handriawan
                                                                  2.Aditya Yasyfa M.
                                                                  3.Benediktus Dimas
LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
   
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
       Kakao merupakan komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Permintaan komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun.Permasalahan utama benih kakao adalah rendahnya mutu benih. Proses untuk mendapatkan kakao yang memiliki mutu yang baik adalah dengan proses pemillihan media tanam yang baik. Media tanam untuk komoditas kakao dapat berupa tanah yang diberi pupuk organic.Pupuk organic merupakan pupuk yang berasal dari bahan organik. Pupuk tersebut juga mengandung unsure hara makro seperti nitrogen dan fosfor. Selain itu,pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah sehingga pemberian pupuk dapat menyebabkan pertumbuhan akar dapat berlangsung dengan baik. Pupuk organik juga bersifat ramah lingkungan. Pemberian pupuk organik dengan dosis yang direkomendasikan dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik. Jenis pupuk organik yang diberikan pada tanaman juga berpengaruh pada pertumbuhan,perkembangan serta hasil pada tanaman. Percobaan untuk mengetahui jenis pupuk yang sesuai untuk tanaman kakao merupakan tahapan penting yang harus dilakukan agar pada saat melakukan budidaya kakao pertumbuhan,perkembangan serta hasil pada tanaman dapat menghasilkan produktivitas tanaman yang diinginkan.
B.Tujuan
1. Mengetahui pengaruh macam pupuk organik sebagai media tanam terhadap pertumbuhan bibit kakao.






II.TINJAUAN PUSTAKA
         Bahan organik merupakan hasil dari kumpulan partikel mineral dan memiliki fungsi yang baik untuk tanah. Bahan organik dapat membuat struktur fisik tanah menjadi lebih baik. Bahan organik merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Tanah merupakan media tanam yang memiliki kuantitas bahan organik yang sedikit. Bahan organik merupakan faktor kunci yang menentukan interaksi partikel mineral dan pembentukan agregat dalam berbagai ukuran dan stabilitas serta mempengaruhi distribusi pori pada partikel tanah. Pori pada partikel tanah tersebut dapat terisi udara atau air. Struktur tanah yang baik karena tambahan bahan organic dapat berefek baik untuk pertumbuhan akar. Bahan organik menyediakan substrat untuk kehidupan organisme dalam tanah. Interaksi antara bahan organik, organism, dan partikel mineral merupakan dasar terjadinya transformasi nutrien yang dibutuhkan untuk tanaman. Zat hara juga dapat ditemukan pada bahan organik seperti unsur N, P, dan S. Selain itu bahan organik menyediakan bagian bahan untuk kapasitas pertukaran kation. Besarnya nilai kapasitas pertukaran kation disuplai oleh  bahan organik sehingga unsur hara dapat tersimpan dengan baik pada tanah yang diberi bahan organik(Gregory dan Nortcliff,2013).
        Bahan organik pada tanah berperan penting dalam hubungan tanaman dengan tanah serta berperan pada reaksi kimia, fisika, dan biokimia pada pertumbuhan tanaman. Tanah dapat ditambah dengan bahan organic. Sumber bahan organik berasal dari tanaman, hewan, dan materi mikrobia. Penambahan sumber tersebut pada umumnya banyak. Dosis pemberian bahan organik pada tanah sangat dipengaruhi kondisi tanah. Sebagai contoh,misalnya dalam produksi sereal,jerami dikembalikan pada tanah ketika grain sudah dipanen. Akar tanaman juga dapat dijadikan untuk bahan organik. Penggunaan limbah kotoran hewan untuk pupuk organik perlu dilakukan manajemen yang baik. Pemilihan limbah tersebut bergantung pada jumlah dan jenis yang dibutuhkan. Kotoran hewan dapat berfungsi sebagai agen penyubur tanah dan mengandung unsur hara N, P, dan S. Kandungan bahan organik pada kotoran hewan memiliki perbedaan yang disebabkan oleh jenis dan spesies hewan(Schnitzer dan Khan,1978).
       Jenis pupuk organik sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Berdasarkan penelitian,tinggi tanaman kalmegh dengan perlakuan pupuk kandang ayam memiliki tinggi tanaman yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk kandang sapi dan babi,yaitu memiliki tinggi 30,48 cm. Perlakuan pupuk kandang sapi memiliki tinggi tanaman yang paling rendah daripada pupuk kandang babi dan ayam. Tinggi tanaman dengan perlakuan tersebut adalah 26,23 cm. Tinggi tanaman dan berat kering semakin meningkat dengan semakin meningkatnya pemberian pupuk organik. Berat kering daun tiap tanaman dipengaruhi secara  signifikan oleh perbedaan pemberian jenis pupuk kandang dan dosis yang diaplikasikan. Berat kering per tanaman paling besar diperoleh pada perlakuan pupuk kandang ayam(10,95 gr). Indeks luas daun merupakan parameter yang menunjukkan pertumbuhan di mana cahaya yang didapat pada daun digunakan dalam proses fotosintesis dan hal tersebut berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Indeks luas daun tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kandang ayam(1,95)(Detpiratmongkol et al.,2014).
      Pemberian pupuk kandang kambing memiliki dampak yang baik pada tanaman. Berdasarkan penelitian Nweke et al.,(2013),pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh pada hasil tanaman okra. Pada parameter hasil tanaman okra,pemberian pupuk kandang kambing dapat membuat tanaman okra memiliki jumlah buah dan diameter buah yang paling baik daripada perlakuan pupuk kandang babi maupun ayam. Perlakuan pupuk kandang ayam memberikan efek paling baik daripada pupuk kandang babi maupun kambing pada parameter jumlah daun,  jumlah bunga, jumlah cabang, dan tinggi tanaman.
       Salah satu yang dapat diusahakan adalah pemberian pupuk organik seperti vermikompos. Vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Vemikompos merupakan campuran kotoran cacing tanah (casting) dengan sisa media atau pakan dalam budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, vermikompos merupakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kompos lain. Vermikompos ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan pupuk organik lain, karena vermikompos kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 cit. Silaen et al.,2013).
       Pemberian pupuk kompos sangat berpengaruh pada pertumbuhan bibit kakao. Menurut Sinaga(2001),pemberian kompos dengan proporsi kompos dengan tanah 2 : 5 mempunyai tinggi bibit yang paling baik daripada perlakuan dengan proporsi 1: 5 atau 3:5 dengan tinggi bibit 28,99 cm. Jumlah daun paling banyak pada perlakuan kompos: topsoil 3: 5 dengan jumlah daun sebanyak 16,72 helai. Hal yang hampir sama juga terjadi pada luas daun. Berat kering dan berat segar brankasan paling paik pada perlakuan 2: 5.

III.METODE PELAKSANAAN
Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan Acara II yang berjudul Tanggapan Bibit Kakao Terhadap Berbagai Macam Pupuk Organik Sebagai Media Tanam dilaksanakan di Rumah Kaca, , Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada pada tanggal 15 Mei 2015. Alat yang digunakan yaitu alat tanam, kalkulator, timbangan, oven, penggaris, ember,  dan alat tulis. Bahan yang digunakan yaitu biji kakao yang telah dikecambahkan,  kertas koran, kertas, tanah,  pupuk organik, dan polibag.
Cara kerja praktikum ini yaitu diambil 12 biji kakao dari tiap klon yang telah dikecambahkan pada Acara I selama seminggu. Selanjutnya, media tanam dari tanah yang dicampur dengan pupuk organik (dengan perbandingan 1:1) disiapkan sesuai perlakuan di bawah ini:
M0= Kontrol
M1= pupuk kandang sapi
M2= pupuk kandang kambing
M3= pupuk kandang ayam
M4= pupuk kompos
M5= tanah bekas cacing
Masing-masing polibag diisi 2 biji kakao yang telah dikecambahkan. Digunakan percobaan rancangan faktorial 3x6 percobaan yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Complete Randomized Block Design) dengan banyak kelompok besar dalam satu golongan praktikum sebagai blok. Faktor pertama berupa macam klon kakao (K) dengan 3 perlakuan, yaitu K1= hybrid, K2= KKM 22, K3= RRC 71, sedangkan faktor kedua yaitu macam pupuk organik yang terdiri atas 5 macam pupuk organik (M1,M2,M3,M4,M5danM0 atau kontrol).  Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Setelah satu minggusetelah tanam, tanaman pada tiap polibag dijarangkan hingga tinggal satu tanaman tiap polibag. Tinggi tanaman diukur dan jumlah daun bibit dihitung setelah bibit berumur 1 minggu setelah tanam dan diulang setiap minggu selama empat kali pengamatan. Saat panen,bagian tajuk dan akar tanaman dipisahkan.Setelah itu, bobot segar tajuk dan akar diukur dengan timbangan. Luas daun dihitung dengan metode gravimetri dengan rumus:




Keterangan
L standar         : Luas kertas koran(10 cm x 10 cm)
M standar        : Berat kertas koran(10 cm x 10 cm)
M sampel daun: Berat total daun pada satu bibit
Bibit dimasukkan pada kertas dan dioven. Setelah itu,bobot kering tajuk dan akar ditimbang. Data hasil pengamatan tersebut dianalisis dengan analisis sidik ragam RAKL faktorial 3x6 pada taraf . Jika terdapat beda nyata antar perlakuan diuji dengan DMRT pada taraf .















IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Perlakuan
Bobot Segar Tajuk(gr)
Bobot Kering Tajuk(gr)
Luas Daun(cm2)
Klon Kakao



Hibrida
2.66
1.13
87.2
KKM 22
2.84
1.22
88.04
RCC 71
3.41
1.58
95.05
Macam Pupuk



Kontrol
3.276
1.33
136.35
Pukan Sapi
3.34
1.17
132.49
Pukan Kambing
2.04
1.32
18.6
Pukan Ayam
1.74
1.02
15.58
Pupuk Kompos
3.58
1.51
124.64
Pupuk Kascing
3.85
1.53
112.92
Interaksi
ns
ns
ns
Keterangan
ns: tidak ada interaksi pada taraf  α=5 %
1.Fungsi Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup. Menurut Pranata(2010),pupuk organik memiliki beberapa fungsi,yaitu
            1.Memperbaiki sifat kimia tanah
Pupuk organik  mampu mencegah hilangnya unsur hara akibat penguapan. Bahan organik dari pupuk tersebut mengikat unsur hara sehingga tidak mudah tercuci dan dapat tersedia bagi tanaman.Pupuk organik juga dapat memperbaiki keasaman tanah. Aplikasi pupuk organik dapat meningkatkan pH tanah.
2.Memperbaiki sifat fisika tanah
Adanya pupuk organik membuat tanah yang semulanya padat menjadi gembur serta pupuk tersebut memperbaiki struktur tanah sehingga pada tanah terdapat ruang untuk air dan udara


3.Meningkatkan Daya Serap Tanah Terhadap Air
Pada musim kemarau,tanah yang dipupuk dengan pupuk organik bisa menyediakan air yang banyak untuk tanaman. Hal tersebut disebabkan karena tanah gembur karena pupuk organik. Pada musim hujan,tanah yang dipupuk dengan pupuk organik bisa menahan air sehingga erosi dan banjir dapat dikurangi.
4.Meningkatkan Efektivitas Mikroorganisme Tanah
Pupuk organik dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah. Mikroorganisme ini membantu mengikat unsur hara an menggemburkan tanah. Selain itu,mikroorganisme dapat berperan dalam daur unsur hara.
5.Sumber Makanan Bagi Tanaman
Kandungan hara pupuk organik seimbang dan mengandung zat pengatur tumbuh dan mikroorganisme yang menguntungkan tanaman.
6.Meningkatkan Kualitas Produksi Tanaman
Salak dengan perlakuan pupuk organik menghasilkan buah yang lebih manis,persentase bunga yang berkembang,dan buah yang lebih banyak daripada yang tidak dipupuk dengan pupuk organik.
2.Pengaruh Klon Kakao Terhadap Kualitas Bibit
      Berdasarkan hasil pengamatan, klon kakao berpengaruh pada kualitas bibit yang dihasilkan. Klon kakao RCC 71 dan KKM 22 tidak berbeda nyata dalam hal berat segar tajuk, akar, berat kering akar, tajuk, dan luas daun. Klon tersebut merupakan kakao klon unggul. Klon kakao RCC 71 merupakan klon kakao unggul.Klon tersebut dapat digunakan sebagai sumber entres untuk sambung pucuk dan sambung samping.Klon tersebut merupakan klon kakao lindak yang dapat dianjurkan untuk program klonalisasi.Klon tersebut dapat digunakan untuk rehabilitasi tanaman kakao seluas 94 ha melalui teknik sambung samping(Winarsih dan Prawoto cit. Limbongan,2010). Klon  kakao RCC 71 merupakan klon kakao yang unggul sehingga memiliki daya kecambah yang baik(Situmorang dan Muhadjir,1981 cit. Sulle,2007).Kakao RCC 71 dan KKM 22 termasuk jenis yang sangat rentan terhadap P.palmivora.Akan tetapi KKM 22 lebih rentan daripada RCC 71(Rubiyo et al.,2010). Kakao klon RCC 71 memiliki produktivitas tinggi mencapai 1.891 kg/ha/tahun.Kedua klon tersebut berbeda nyata dengan klon hibrida dalam parameter berat segar dan berat kering tajuk. Hal tersebut disebabkan karena populasi klon hibrida tidak seragam karena diperoleh dari proses persilangan. Kakao klon hibrida mempunyai nilai pertumbuhan paling rendah kecuali pada parameter berat segar akar. Kakao klon RCC 71 mempunyai berat segar tajuk, akar, berat kering akar, tajuk paling baik daripada klon hibrida dan KKM 22. Klon kakao dan media tanam,kombinasi keduanya tidak terdapat interaksi.
3.Pengaruh Pemberian Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao sebagai Media Tanam
      Berdasarkan hasil percobaan,perlakuan kontrol,pupuk kandang sapi,pupuk kompos,dan bekas cacing tidak menunjukkan beda nyata dalam hal berat segar tajuk. Perlakuan tersebut cocok untuk mendukung ketersediaan air pada akar. Pupuk kandang sapi memberikan efek yang baik pada berat segar. Bobot kering tajuk pada perlakuan pupuk kandang ayam memiliki efek yang paling rendah daripada semua perlakuan yang lainnya. Hal tersebut disebabkan karena perlakuan pupuk kandang ayam memberikan efek paling baik daripada pupuk kandang babi maupun kambing pada parameter jumlah daun, jumlah bunga, jumlah cabang, dan tinggi tanaman(Nweke et al., 2013).Pupuk kandang sapi memberikan efek yang baik pada luas daun yang lebih baik daripada perlakuan pupuk kandang ayam. Seharusnya perlakuan pupuk kandang ayam yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena dormansi biji kakao yang cukup lama sehingga pertumbuhan dan perkembangan bibit lambat. Bobot segar akar paling tinggi pada perlakuan pupuk bekas cacing. Hal tersebut disebabkan karena vermikompos(pupuk bekas cacing) kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 cit. Silaen et al.,2013). Semua perlakuan pupuk organik tidak memberikan efek yang berbeda nyata pada berat kering akar. Perlakuan yang memberikan efek yang paling tinggi adalah pupuk kompos. Hal tersebut disebabkan karena kompos dapat memperbaiki struktur tanah. Di dalam kompos juga terdapat kalium untuk unsur hara makro tanaman. Pupuk kompos untuk produk hortikultura seperti buah dan daun(Santoso,1998).




    Berat segar merupakan parameter untuk mengetahui seberapa besar tanaman dapat menyerap air. Berdasarkan histogram, perlakuan pupuk kompos pada klon RCC 71 dapat merangsang atau mempercepat pertumbuhan akar sehingga berat segarnya paling tinggi karena di dalam kompos juga terdapat kalium untuk unsur hara makro tanaman. Pupuk kompos untuk produk hortikultura seperti buah dan daun(Santoso,1998). Unsur kalium sangat mempengaruhi transpor air sehingga dengan adanya unsur tersebut unsur air cepat diserap oleh akar. Perlakuan pupuk kandang ayam pada klon KKM 22 pada berat segar akar memberikan efek paling rendah. Hal tersebut disebabkan karena perlakuan tersebut hanya berefek pada tinggi tanaman (Detpiratmongkol et al.,2014).




      Perlakuan pupuk bekas cacing pada klon RCC 71 memberikan efek paling baik pada berat segar tajuk. Hal tersebut disebabkan karena perlakuan pupuk bekas cacing kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 cit. Silaen et al.,2013). Perlakuan pupuk kandang ayam klon kakao KKM 22 memberikan pengaruh paling rendah. Hal tersebut disebabkan karena perlakuan tersebut baik pada berat kering dan tinggi tanaman (Detpiratmongkol et al.,2014).



       Perlakuan pupuk kandang sapi memiliki pengaruh yang paling baik pada berat kering akar. Berat kering merupakan parameter tanaman yang berhubungan dengan fotosintesis bersih. Berdasarkan penelitian,berat kering batang dan tinggi tanaman akan kecil pada perlakuan pupuk kandang sapi (Detpiratmongkol et al.,2014). Hasil percobaan memberikan hasil yang berbeda karena kualitas biji pada klon KKM 22 yang unggul. Pada perlakuan pupuk kandang ayam,perlakuan tersebut memberikan efek yang paling rendah. Hal tersebut disebabkan karena pada saat ditanam pada media,dormansi biji terjadi cukup lama dan ada yang tidak berdaun.




     Perlakuan pupuk kompos pada klon RCC 71 memberikan pengaruh paling baik pada berat kering tajuk. Hal tersebut disebabkan karena kompos dapat memperbaiki struktur tanah. Di dalam kompos juga terdapat kalium untuk unsur hara makro tanaman. Pupuk kompos untuk produk hortikultura seperti buah dan daun(Santoso,1998). Oleh karena itu,proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik. Pada perlakuan pupuk kandang ayam,perlakuan tersebut memberikan efek yang paling rendah. Hal tersebut disebabkan karena pada saat ditanam pada media,dormansi biji terjadi cukup lama dan ada yang tidak berdaun.





     Perlakuan tanah memberikan pengaruh paling baik pada luas daun daripada perlakuan yang lainnya karena di dalam tanah terdapat unsur hara dan  mikroorganisme yang bermanfaat sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Perlakuan pupuk kandang kambing dan ayam tidak tumbuh disebabkan karena kualitas biji,dormansi,dan kecepatan pertumbuhan yang lambat.








         Berdasarkan grafik,perlakuan pupuk organik berpengaruh pada pertumbuhan bibit kakao. Perlakuan pupuk bekas cacing pada klon RCC 71 berpengaruh paling baik pada pertumbuhan kakao. Hal tersebut disebabkan karena pupuk tersebut kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 cit. Silaen et al.,2013). Pertumbuhan yang paling lambat ditunjukkan pada perlakuan pupuk kandang ayam.Hal tersebut disebabkan respon bibit sangat lambat terhadap pemberian pupuk. Berdasarkan rerata,penggunaan pupuk kompos mempunyai efek paling baik untuk semua klon dan pupuk kandang ayam paling rendah pengaruhnya. Hal tersebut disebabkan karena kompos dapat memperbaiki struktur tanah. Di dalam kompos juga terdapat kalium untuk unsur hara makro tanaman. Pupuk kompos untuk produk hortikultura seperti buah dan daun(Santoso,1998).

      Perlakuan pupuk kandang kambing pada klon RCC 71 memiliki pengaruh yang paling buruk. Hal tersebut disebabkan karena perlakuan tersebut berpengaruh pada jumlah buah dan diameter buah(Nweke et al., 2013). Pupuk bekas cacing memberikan pengaruh yang paling baik pada kecepatan pertumbuhan. Hal tersebut disebabkan karena pupuk tersebut kaya akan unsur hara makro dan mikro esensial serta mengandung hormon tumbuh tanaman seperti auksin, giberelin dan sitokinin yang mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang maksimal (Marsono dan Sigit, 2001 cit. Silaen et al.,2013). Berdasarkan rerata,perlakuan pupuk bekas cacing memiliki efek paling baik pada semua klon yang diuji.Perlakuan yang paling rendah adalah perlakuan pupuk kandang kambing.


V.KESIMPULAN
1.Berdasarkan hasil pengamatan media tanam,setiap media tanam memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman.Berdasarkan percobaan,pupuk kandang bekas cacing memiliki efek yang paling baik dari semua perlakuan pupuk organik yang diberikan
















DAFTAR PUSTAKA
Detpiratmongkol,S., T. Ubolkerd,dan S. Yoosukyingstaporn.2014.Effects of chicken, pig and cow manures on growth and yield of kalmegh(Andrographis paniculata Ness). Journal of Agricultural Technology 10: 475-482.
Gregory,P.J.dan S. Nortcliff. 2013. Soil Conditions and Plant Growth. Blackwell Publishing Ltd,West Sussex.
Limbongan,Jermia.2010.Kesiapan penerapan teknologi sambung samping untuk mendukung program rehabilitasi tanaman kakao.Jurnal Litbang Pertanian 30: 156-163.
Nweke,I.A.,S.I. Ijearu,dan D.N. Igili. 2013. Effect of different sources of animal manure on the growth and yields of okra(Abelmoschus esculentus L. Moench) in Ustoxic Dystropept at Enugu South Eastern, Nigeria.International Journal of Scientific & Technology Research 2: 135-137.
Pranata,A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. PT AgroMedia Pustaka,Jakarta.
Rubiyo, Purwantara, A. dan Sudarsono. 2010. Ketahanan 35 klon kakao terhadap infeksi Phytophthora palmivora Butl berdasarkan uji detached pod. Jurnal litri 16: 172-178.
Santoso,H.B. 1998. Pupuk Kompos. Kanisius, Yogyakarta.
 Schnitzer,M. dan S.U. Khan. 1978. Soil Organic Matter. Elsevier Science Publishers B.V.,Amterdams.
Silaen,O.S.,Ferry E.S.,dan Balonggu Siagian.2013.Respon pertumbuhan bibit kakao terhadap vermikompos dan pupuk p.Jurnal Online Agroteknologi 1: 1255-1264.
Sinaga,E.2001. Pengaruh dosis pemberian pupuk kompos dan konsentrasi biostimulan Dharmasri 5 EC terhadap pertumbuhan bibit kakao. Jurnal Pendidikan Science 25: 20-27.
Sulle,Ahmad.2007. Pengelolaan plasma nutfah jambu mete dan kakao di Sulawesi Tenggara. Buletin Plasma Nutfah  13: 19-26.



LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar