Sabtu, 27 Juni 2015

esai budidaya tanaman tahunan(praktikum) komoditas karet(bidang pemuliaan tanaman)



 
Tugas Esai Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan
Pemuliaan Tanaman Karet
      Komoditas karet merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting di dunia.  Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan karet yang terluas di dunia. Produksi karet di Indonesia merosot karena tanaman karet tidak dilakukan peremajaan tanaman. Hal tersebut disebabkan karena situasi politik dan kondisi iklim yang fluktuatif(Setiawan dan Andoko,2008).
     Karet (Hevea brasilliensis) merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton paa tahun 1985 menjadi 1.3 juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004. Pendapatan devisa dari komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari pendapatan devisa non-migas.
     Produksi Karet (Hevea brasilliensi) tidak selamanya berjalan lancar, adanya penurunan produksi dapat disebabkan oleh kualitas bibit yang rendah, pemanfaatan lahan perkebunan yang tidak optimal, dan pemeliharaan tanaman yang buruk dan berdampak pada penurunan nilai tambah. Kualitas bibit yang rendah menjadi masalah utama untuk perkebunan karet yang ditunjukkan dengan rentang produktif tanaman karet yang kurang dari 30 Tahun. Maka perbaikan utama yang dapat dilakukan adalah penanaman kembali dengan bibit unggul berproduktivitas lebih tinggi dan pengaturan jarak tanam yang optimal.
      Pemilihan bahan tanam yang baik adalah suatu hal yang harus diperhatikan dalam proses budidaya karet. Kuantitas dan kualitas tanaman yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kualitas bahan tanam. Selain itu, pemilihan bahan tanam yang baik dapat mengatasi ketersediaan hasil tanaman karet yang kurang.
     Untuk mendapatkan bahan tanam karet yang unggul perlu dilakukan suatu proses pemuliaan tanaman karet. Pemuliaan karet dilakukan guna mendapatkan bahan tanam yang memiliki produksi lateks atau kayu yang tinggi serta tahan hama dan penyakit(IRRI,2005 cit. Oktavia et al.,2011). Secara konvensional untuk memperoleh varietas unggul karet membutuhkan waktu 25-30 tahun. Penggunaan penanda molekuler dapat mempercepat kegiatan pemuliaan tanaman karet(Woelan et al.,2010) Pemilihan bahan tanam dapat diperoleh melalui seleksi dengan menggunakan bantuan penanda molekuler. Tanaman yang dipilih biasanya dari pohon induk yang memiliki karakter produksi tinggi dan memiliki sifat agronomis yang baik. Klon yang dipilih adalah klon-klon yang elit yang ada di Indonesia. Penanda molekuler yang digunakan untuk seleksi  adalah penanda RAPD yang berbasis pada PCR. Penggunaan penanda tersebut memiliki kelebihan yaitu genom yang dibutuhkan sedikit,primer yang dibutuhkan bisa apa saja,dan efisien.Penanda RAPD dapat mengidentifikasi tanaman dalam satu spesies maupun antarspesies(Qian et al.,2001 cit. Gusmiaty et al.,2012). Karakterisasi menggunakan penanda merupakan teknik yang efektif. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh lingkungan yang terekspresi pada fenotipe dapat dihilangkan sehingga seleksi hanya didasarkan pada ekspresi genotipe. Penelitian tentang pengujian kompatibilitas antara beberapa klon unggul sebagai batang atas dengan batang bawah yang akan diokulasi atau disambung merupakan suatu kegiatan pemuliaan sederhana yang dapat mengatasi permasalahan rendahnya kualitas bibit tanaman karet.


DAFTAR PUSTAKA
Gusmiaty,Muhammad Restu,dan Ira Pongtuluran.2012.Seleksi primer untuk analisis keragaman genetik jenis bitti(Vitex coffasus).Jurnal Perennial 8: 25-29.
Oktavia,F.,Mudji L.,dan Kuswanhadi.2011.Selection of parent trees for rubber(Hevea brasiliensis) breeding based on RAPD analysis.Bio Science 3: 124-129.
Setiawan,D.H.dan Agus Andoko.2008.Petunjuk Lengkap Budidaya Karet.PT AgroMedia Pustaka,Jakarta.
Woelan, S, T.Chaidamsari, dan I. Y.Wibowo. 2010. Analisis hubungan kekerabatan hasil persilangan antara RRIM 600 dan PN 1546 berdasarkan marka molekuler. Jurnal Penelitian Karet 28 : 11-31.


4 komentar: