I.PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Dalam era perdagangan bebas, komoditas
kopi merupakan bahan baku utama industri kopi bubuk.Mutu komoditas kopi menjadi
penentu daya saing di pasar ekspor maupun dalam negeri. Dengan teknik budidaya
yang baik dan sesuai maka bisa dihasilkan mutu produk (biji kopi) yang baik dan
sesuai dengan kehendak konsumen. Hal tersebut perlu diperhatikan para
pembudidaya tanaman kopi agar usaha taninya dapat berhasil dengan baik.Produksi
kopi yang tinggi membuat pendapatan petani
juga tinggi.
Ada empat faktor yang menentukan
keberhasilan budidaya kopi, yaitu: (1) teknik penyediaan sarana produksi, (2)
proses produksi/budidaya, (3) teknik penanganan pasca panen dan pengolahan
(agroindustri), dan (4) sistem pemasarannya. Keempat-empatnya merupakan
kegiatan yang berkesinambungan yang harus diterapkan dengan baik dan benar.
B.Tujuan
1.Mempelajari
budidaya tanaman kopi,khususnya pada tahap pemeliharaan tanaman kopi.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor
yang cukup menggembirakan karena
mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu
tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa
Barat.Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika
1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu
tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa
Barat.Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika
1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan harga kopi Robusta di pasaran
dunia antara lain :
dunia antara lain :
1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
2. Kopi robusta mengalami over supply.
3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan
pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
2. Kopi robusta mengalami over supply.
3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan
pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya
usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif
baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.Usaha untuk merebut peluang
pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui
kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasitanaman kopi dari kopi Robusta
menjadi kopi Arabika.(Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan,2014).
Tanaman
kopi termasuk dalam familia Rubiaceae
dan merupakan tanaman tropis yang banyak diperdagangkan di dunia.Pada
perdagangan terdapat dua macam kopi yaitu kopi Arabika dan Robusta. Kopi
Robusta merupakan kopi yang mendominasi di Indonesia yaitu 87,1 % dari total
produksi kopi.Sebagian besar hasil kopi diekspor di Negara Amerika
Serikat,Jerman,dan Singapura(Aak,2002).
Kopi
merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting di Indonesia.Indonesia
merupakan negara pengekspor kopi terbesar ketiga setelah Brazil dan Vietnam. Produktivitas
kopi di Indonesia hanya sebesar 11.250 ton pertahun.Peningkatan pengelolaan
tanaman kopi merupakan langkah penting dalam mengembangkan produktivitas dan
stabilitas produksi kopi di Indonesia. Dengan proses budidaya yang baik,tanaman
kopi dapat menghasilkan produktivitas ekspor yang memiliki mutu yang tinggi(International Coffe
Organization,2012 cit.Djumarti,2013).
Kondisi
iklim yang sangat cocok untuk kopi Arabika
adalah di dataran tinggi dengan suhu
rata-rata 15-25° C dan curah hujan antara 1700-2000 mm per tahun.Distribusi
curah hujan merupakan faktor yang lebih penting daripada total curah hujan. Musim
hujan dan kemarau merupakan kondisi yang dianggap cocok untuk siklus hidup
kopi. Hal tersebut berhubungan dengan pertumbuhan,pembungaan,dan pematangan
buah. Hujan dapat menginduksi pembungaan apabila sebelum hujan terdapat periode kekurangan air. Distribusi
curah hujan yang merata dapat merangsang proses pembungaan dan pembuahan tanaman
kopi sepanjang tahun(Glover,1981).
Penggunaan
tanaman pelindung memiliki banyak keuntungan untuk tanaman tahunan.Keuntungan
tersebut,yaitu dapat menekan pertumbuhan gulma dan melindungi tanah.Tanaman
pelindung dapat menekan pertumbuhan gulma dan mencegah erosi saat hujan.Pada
tanaman kopi yang masih muda,penanaman tanaman pelindung dapat memberi manfaat
pada tanaman kopi.Salah satu tanaman pelindung kopi adalah tanaman pelindung legume.Tanaman tersebut dapat
menyediakan nitrogen hasil dari fiksasi nitrogen yang berada di
atmosfer.Nitrogen merupakan unsure makro essensial yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara umum(Clifford dan Willson,1985).
Biji
kopi diproduksi dari Coffea L. dimana
spesies kopi sudah lebih dari 70 spesies. Pada perdagangan dunia,kopi Arabika
sudah diproduksi sebanyak 75 % dan kopi Robusta sebanyak 25 %.Kopi Robusta
merupakan kopi yang tahan terhadap wabah penyakit dan serangan hama.Kopi
tersebut lebih tahan daripada kopi Arabika(Etienne,2005 cit. Mussatto et al.,2011).Kopi
Arabika merupakan golongan tanaman semak yang berasal dari Ethiopia dan dapat
berkembang dengan baik di ketinggian 600-2000 mdpl.Kopi Robusta dapat
beradaptasi dengan baik pada ketinggian di bawah 600 mdpl(Comité du Français du
Café,1997 cit. Mussatto et al.,2011).
Kopi
berpelindung merupakan salah satu ciri sistem kopi berkelanjutan (RDV-The World
Bank, 2002 cit. Evizal et al.,2010 ) karena pohon pelindung
menyediakan manfaat ekologis seperti konservasi tanah, konservasi keragaman
hayati, dan pendauran unsur hara melalui seresah guguran daun dan penambatan N
udara oleh bintil akar (Rice and Mclean, 1999 cit. Evizal et al.,2010).
Menurut Vaast et al. (2005) dalam Evizal et al.(2010), kopi berpelindung merupakan faktor kunci dalam
menentukan keberlanjutan dan kualitas kopi yang diusahakan. Haggar et al.
(2011) dalam Evizal et al.(2010) melaporkan
bahwa dengan masukan yang medium, agroekosistem kopi berpohon pelindung dadap
memberikan produktivitas dan stabilitas produksi yang tinggi daripada kopi
tanpa pohon pelindung atau perpohon pelindung nonlegum.
DAFTAR PUSTAKA
Aak.2002.Budidaya Tanaman Kopi.Penerbit
Kanisius,Yogyakarta.
Clifford,M.N. dan K.C.
Willson.1985.Coffee:Botany,Biochemistry and Production of Beans and
Beverage.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.
Dinas Pertanian Kabupaten
Bulungan.2014.Budidaya Tanaman Kopi.< http://disperta.bulungan.go.id/index.php/berita-dan-artikel/perkebunan/7-budidaya-tanaman-kopi>.Diakses
tanggal 12 Mei 2015.
Djumarti,Sony S.,M. Balya F.
Barlaman.2013.Karakteristik fisik dan organoleptik biji kopi arabika hasil
pengolahan semi basah dengan variasi jenis wadah dan lama fermentasi(studi
kasus di Desa Pedati dan Sukosawah Kabupaten Bondowoso.AGROINTEK 7: 108-121.
Evizal,Rusdi.,Tohari,Irfan D.Prijambada,
Jaka Widada,F.E.Prasmatiwi,dan Afandi.2010.Pengaruh tipe agroekosistem terhadap
produktivitas dan keberlanjutan usahatani kopi.Jurnal Agrotropika 15: 17-22.
Glover,N.1981.Coffee Yields in a
Plantation of Coffea Arabica var.caturra Shaded by Erythrina poeppigiana With and Without Cordia alliodora.CATIE,Turrialba.
Mussatto,I.S.,Ercília M.S.M.,Silvia
Martins.,dan José A. Teixeira.2011.Production, composition, and application of
coffee and its industrial residues.Food Bioprocess Technol 4: 661-672.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar