Sabtu, 27 Juni 2015

praktikum mandiri pasca panen hortikultura


PROPOSAL PRAKTIKUM MANDIRI
PENGARUH DOSIS KALSIUM KARBIDA TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN PISANG(Musa sp.)
Disusun oleh:
1.Destirana Anjayani
2.Ayu Ainullah Muryasani
3.Rizky Adi Pratama
Asisten :1.Bella Vyatrisa
              2.Bela Tri Wijayanti
              3.Dhemas Adi Purwa
              4.Istiklaliyah

LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015













I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

     Pisang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang disukai oleh penduduk Indonesia, hampir disemua daerah memiliki tanaman pisangdengan spesifikasi tersendiri. Produksi pisang di Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun 1995-2010, dimana mencapai puncak pada tahun 2009 sebanyak 6,3 juta ton/tahun (BPS, 2010 cit. Murtadha dkk.,2012) dan volume ekspor pisang dari tahun 1996-2003 terus berkurang dikarenakan kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat.

    Pisang biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran. Pemanenan buah yang akan dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-80% dengan ciri-ciri sudut -sudut pada pisang masih tampak jelas, sedangkan untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan ciri-ciri sudut buah berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata (Pantastico, 1993). Buah pisang yang dipanen pada tingkat kematangan 75-90% biasanya diberikan  bahan pemacu pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan tingkat kematangan penuh sehingga harga jual pisang menjadi tinggi.

B.Tujuan
1.Mengetahui pengaruh kalsium karbida terhadap kecepatan pematangan buah pisang.
2.Mengetahui dosis optimal penggunaan kalsium karbida untuk pematangan buah pisang

II.TINJAUAN PUSTAKA

         Kalsium karbida dipasarkan dalam bentuk bubuk berwarna hitam keabu-abuan dan secara komersial digunakan sebagai bahan untuk proses pengelasan, tetapi di negara-negara berkembang digunakan sebagai bahan pemacu pematangan buah. Kalsium karbida (CaC2) jika dilarutkan di dalam air akan mengeluarkan gas asetilen  (Singal dkk., 2012). Buah yang dimatangkan dengan kalsium karbida akan mempunyai tekstur dan warna yang baik.

     Parameter mutu hasil pematangan buah dapat berupa Total Soluble Solid(TSS)dan total asam tertitrasi(Ranganna, 1977), skor warna menggunakan color chart classification. Evaluasi karakteristik sensori meliputi uji organoleptik warna, aroma dan tekstur (numerik) (Soekarto,1985), susut bobot (%), kekerasan buah
.III.METODE PELAKSANAAN
   Praktikum mandiri dilakukan di Laboratorium Hortikultura,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.Alat yang digunakan meliputi timbangan,pisau,mortar serta penumbuk,refraktometer,pipet,gelas piala 100 ml,labu takar 250 ml,erlenmeyer,dan buret.Bahan yang digunakan meliputi buah pisang mentah berwarna hijau,kertas koran,kertas,dan serbuk kalsium karbida.

Cara kerjanya ialah masing-masing perlakuan dengan dosis kalsium karbida sebanyak 0 gr(kontrol),5gr,10gr,15 gr,20gr.Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.Masing-masing karbid dibungkus pada kertas dan diberi lubang sebanyak 10.Masing-masing unit percobaan terdapat 6 pisang,2 buah untuk korban awal untuk pengamatan PTT dan TAT sebelum perlakuan,2 buah untuk korban tengah diamati PTT dan TAT setelah pemeraman,2 buah untuk korban akhir diamati kekerasan,perubahan visual buah dari awal dan PTT serta TAT pada hari terakhir.Karbit yang sudah dibungkus kertas dibungkus lagi bersama pisang dengan kertas koran.Komoditas disimpan pada perlakuan tersebut selama 4 hari.Setelah itu,pengamatan yang meliputi susut berat,warna,kekerasan buah yang dilakukan setiap hari selama seminggu.Parameter TSS dan TAT diamatipada awal(sebelum perlakuan),setelah pemeraman,dan pada hari terakhir.Pada pengukuran padatan terlarut total,potongan buah diperas hingga keluar sarinya.Sari buah diteteskan pada prisma refraktometer,Lensa pada alat tersebut(refraktometer) dilihat pada cahaya dan skala ° Brix dibaca.Pada pengukuran total asam tertitrasi,10 gr potongan buah ditambah sedikit aquades dan ditumbuh hingga halus dan ditambah aquades hingga 200 ml.Filtrat dipipet sebanyak 3 kali masing-masing 20 ml.Masing-masing filtrat ditambah phenolptalin 2-3 tetes lalu dititrasi dengan NaOH sampai warna berubah menjadi merah muda.Volume NaOH untuk titrasi dicatat.TAT diukur dengan rumus

TAT(%)= ml NaOH x N NaOH x total volume bahan x bobot equivalen asam x 100
                            Volume bahan yang dititrasi x berat bahan awal x 1000

Nilai Warna Buah Pisang
Nilai Warna
Keterangan

1
Hijau Penuh
2
Hijau dengan warna kuning 10 %
3
Warna hijau lebih banyak dari warna kuning
4
Warna hijau dan kuning sebanding
5
Warna kuning lebih banyak daripada warna hijau
6
Kuning penuh
7
Kuning dengan sedikit bercak coklat atau hitam
8
Kuning,daerah bercak makin meluas



Nilai Kekerasan

Nilai
Keterangan
1
Sangat Keras
2
Keras
3
Agak lunak
4
lunak
5
Sangat lunak


Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 dosis perlakuan dengan 3 ulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Murtadha,A., Elisa Julianti,Ismed Suhaidi.2012.Pengaruh jenis pematangan terhadap mutu buah pisang barangan(Musa paradisiaca L.).J.Rekayasa Pangan dan Pert. 1: 41-56.
Pantastico, Er. B., 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah : Kamariyani. UGM-Press, Yogyakarta.

Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis of Fruits and Vegetable product. Mc Graw Hill Publishing Comapany, New Delhi.

Singal, S., M.Kumud dan S.Thakral, 2012. Application of apple as ripening agent for banana. Indian J.of Natural Products and Resources 3 (1): 61-64.

Soekarto, S. T., 1982. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil  Pertanian. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. IPB Press, Bogor.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar