Sabtu, 27 Juni 2015

Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan Acara Analisis Kesesuaian Lahan



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.Kesesuaian Lahan
      Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu.Kesesuaian lahan harus dianalisis dengan melakukan pengukuran dan pengamatan terhadap parameter yang berhubungan dengan kesesuaian lahan.Parameter tersebut pada umumnya berhubungan dengan rencana penggunaan lahan. Hal tersebut dapat diambil contoh pada bidang pertanian,yaitu budidaya kelapa. Analisis parameter yang berhubungan dengan iklim dan syarat tumbuh tanaman kelapa merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Setelah analisis dilakukan,perencanaan pengelolaan atau perbaikan lahan dapat dilakukan terhadap kemampuan lahan untuk produksi komoditas kelapa.
Klasifikasi kesesuaian lahan
Struktur klasifikasi lahan terdiri dari empat kategori utama:ordo,kelas,sub-kelas,dan satuan kesesuaian lahan.Dalam strukturnya berlaku system hierarki,di mana ordo terdiri dari beberapa kelas,kelas terdiri dari subkelas dan subkelas terdiri dari beberapa satuan kesesuaian.
Ordo Kesesuaian
Satuan lahan dinyatakan sebagai sesuai(S) dan tidak sesuai(N).Lahan yang berordo S adalah lahan yang dapat berproduksi dengan baik sehingga menguntungkan tanpa harus menimbulkan resiko kerusakan sumberdaya lahan.Pada ordo N,lahan memiliki satu atau beberapa kualitas yang membatasi pengusahaan tertentu pada taraf di mana pengaruh pembatas tersebut menghalangi penggunaan secara lestari jenis penggunaan tersebut.
Kelas Kesesuaian
Kategori S terbagi menjadi 3 kelas yaitu S1,S2 dan S3.Pada ordo N terbagi menjadi 2 kelas Yaitu N1 dan N2.
1.Kelas S1(Sangat sesuai) merupakan lahan dengan produktivitas yang tinggi dan dapat member keuntungan karena tidak ada factor pembatas atau factor pembatas yang sangat ringan.
2.Kelas S2(Sesuai) Lahan tersebut mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga mempengaruhi pengusahaan suatu jenis lahan tertentu secara lestari.Faktor pembatas yang ada dapat menurunkan produksi dan keuntungan
3.Kelas S3(sesuai marginal) Lahan lahan dengan pembatas yang mempengaruhi produktivitas dan pembatas tersebut cukup berat untuk tujuan penggunaan lahan secara lestari.Pembatas yang telah ada sangat berpengaruh terhadap penurunan produksi atau keuntungan.
4.Kelas N1(tidak sesuai sekarang) lahan-lahan dengan pembatas yang cukup berat dan belum bias diatasi pada masa sekarang.Pembatas tersebut cukup berat sehingga mempengaruhi pengusahaan suatu jenis penggunaan lahan tertentu secara lestari.
5.Kelas N2(tidak sesuai permanen)Lahan dengan factor pembatas yang cukup berat dan tidak dapat diupayakan untuk digunakan.
    Subkelas Kesesuaian mencerminkan jenis pembatas yang dimiliki suatu satuan lahan tertentu dan dinyatakan dalam huruf kecil.Misalnya,huruf e untuk erosi dan m untuk kelembababan.Masing-masing huruf tersebut berada dibelakang huruf kelas lahan.
Satuan kesesuaian
Sub-Kelas dapat dibagi ke dalam satuan-satuan lahan. Setiap satuan kesesuaian lahan memiliki jenis atau kumpulan jenis pembatas tertentu yang berbeda dari lainnya dalam hal kebutuhan pengelolaan pada tingkat detail.Satuan kesesuaian dinyatakan dengan angka setelah huruf kecil,seperti S2e-1 dan S2e-2(Baja,2012).
2.Manfaat Kesesuaian Lahan
    Kesesuaian lahan perlu dianalisis guna untuk mengetahui tingkat potensi lahan. Hasil analisis tersebut dapat digunakan untuk rekomendasi pengelolaan atau perbaikan lahan apabila lahan tersebut kurang berpotensi untuk produksi.

3.Perbandingan Teknik Budidaya Petani dengan SOP
Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa(Setyamidjaja,1984).
1.Iklim
A.Suhu
Suhu yang baik untuk pertumbuhan kelapa,yaitu 27-28°C dengan kisaran antara 5-7°C. Suhu rata-rata di bawah 20 °C dan di atas 30 °C pertumbuhan kelapa tidak baik dan buah kecil.
B.Curah Hujan
Tanaman kelapa membutuhkan curah hujan antara 1.000-1.250 mm/tahun yang merata sepanjang tahun. Budidaya yang menguntungkan apabila curah hujan 1.800 – 2000 mm per tahun .Kekeringan selama tiga bulan akan menurunkan produksi.
C.Jumlah Penyinaran
Tanaman kelapa membutuhkan penyinaran selama tidak kurang dari 2000 jam per tahun.
D.Kelembaban Relatif
Tanaman kelapa membutuhkan kelembaban udara antara 60-80 %.
E.Ketinggian
Kelapa tumbuh baik pada ketinggian 600-700 mdpl.Pada ketinggian 900 mdpl,pertumbuhan dan pembuahan kelapa berjalan lambat.
2.Tanah
      Tanaman kelapa dapat hidup baik pada tanah yang gembur dan subur.Pengolahan tanah pada kelapa hanya bersifat sementara.Kelapa membutuhkan drainase dan aerasi yang baik.Kedalaman tanah minimal 80 – 100 cm dengan topografi landai.Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5 – 8 dan masih dapat hidup pada tanah yang agak masam.Tanah yang mengandung fosfor dan kalium sangat baik bagi tanaman kelapa.Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah.

Teknis Budidaya Berdasarkan SOP (Departemen Pertanian,1983)
1.Pemilihan Bahan Tanam
a.Persyaratan Benih
         Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
        Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.
b.Penyiapan Benih.
         Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 °C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.
2.Penyemaian
       Penyemaian dilakukan pada tanah yang subur,gembur,dan dekat sumber air. Pengolahan tanah dilakukan 2 minggu sebelum pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan lebar 125 cm,tinggi 15 cm,dan panjang berdasarkan kebutuhan. Jarak antar bedengan 25 cm.Setelah siap,kelapa dibenamkan setengah bagian atau lebih ke dalam tanah. Jika dikecambahkan pada musim kemarau,kelapa harus disiram. Kelapa dibibitkan ketika berumur 2,5 bulan.

3.Pembibitan
        Tanah untuk pembibitan dapat dipilih seperti tanah penyemaian. Pupuk kandang ditambahkan untuk meningkatkan kesuburan sebanyak 1,5 kg/m2. Bibit dipilih dari tempat pesemaian,lalu ditanam. Tempat munculnya tunas dibenamkan.Jarak tanam pembibitan 60 cm x 60 cm dengan pola segitiga sama sisi. Pada musim kering bibit harus disiram setiap hari sebanyak 4 liter/bibit. Setelah berumur 4 bulan, campuran pupuk urea, TSP, dan KCl sebanyak 60 gr per bibit dengan perbandingan pupuk 1:2:1. Untuk mencegah serangan hama serangga,ulat,dan kutu daun dapat disemprot insektisida Azodrin 60 dengan dosis 1 %. Pencegahan terhadap serangan cendawan dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida Dithane M 45 dengan dosis 0,1-0,2 %. Bibit yang dipindah ke pertanaman memiliki beberapa syarat,yaitu jumlah helaian daun paling sedikit 6 daun pada umur 6 bulan,pangkal batang besar,tidak berlilin,daun lebar berwarna hijau segar,dan bebas hama dan penyakit.
4.Penanaman
     Pengolahan tanah untuk lubang tanam.Jarak tanam 9 m x 9 m atau 10 m x 10 m. Tanah digali. Lapisan atas(30 cm) tanah dipisahkan dengan tanah yang berada pada lapisan bawahnya. Tanah galian dicampur dengan pupuk kandang yang sudah masak dan bebas dari hama dan penyakit. Campuran tersebut dikembalikan ke lubang 2 minggu sebelum tanam. Bibit kelapa ditanam pada awal musim hujan.Lubang tanam yang siap ditanami,sehari sebelumnya digali bagian tengahnya dan diberi pupuk urea,TSP,dan KCl sebanyak 250 gr. Bibit diletakkan pada lubang tanam dan ditimbun tanah yang sudah dicampur pupuk. Posisi tunas diatur pada posisi tegak. Tanah disekeliling lubang dibumbun dengan tanah.





5.Pemupukan
Dosis pemupukan kelapa tidak sama untuk tiap daerah,dan berbeda pula untuk umur tanaman kelapa.
Umur Tanaman(Tahun)
Dosis(gr/pohon/tahun)
Urea
TSP
KCl
0 -2
200
200
200
3 – 10
1000
750
1000
11 -13
1500
1000
1500
6.Pemeliharaan
Penyiraman bibit kelapa dilakukan hingga berumur 3 tahun. Tanaman yang mati harus segera diganti sebelum tajuk saling menutupi. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan pengolahan/penggemburan tanah. Pencegahan erosi dilakukan dengan tanaman penutup,yaitu Centrosema sp. Tanah disekitar phon kelapa dapat ditanami tanaman sela yaitu tanaman yang tidak bersaing dengan tanaman kelapa,baik dalam unsur hara,air,dan cahaya. Tanaman tersebut meliputi kacang tanah, kedelai, jagung atau pisang(apabila tidak ditanami tanaman penutup tanah). Pembuatan saluran untuk pengatusan perlu dilakukan agar tanaman kelapa tumbuh dengan kondisi optimal.


7.Panen
Tanaman kelapa dapat dipungut hasilnya sepanjang tahun. Umur kelapa yang dipanen tergantung tujuannya.
a.Untuk mendapatkan daging buah yang muda dan manis,kelapa dipetik pada umur 6 – 8 bulan.
b.Untuk dijadikan kopra,kelapa dipetik pada umur 11 – 13 bulan.
c.Untuk dijadikan bibit, sebaiknya pada umur tua yaitu umur 14 bulan.
Pemetikan sebaiknya dilakukan 1 atau 2 bulan sekali dengan memetik 1 sampai 2 tandan yang tertua. Pemetikan kelapa dapat dilakukan dengan dipanjat, diajul dengan galah atau dibiarkan jatuh sendiri. Pemetikan untuk kopra sebaiknya tidak menunggu kelapa jatuh dengan sendirinya.
Budidaya Petani
    Berdasarkan wawancara,petani tidak melakukan teknik budidaya tanaman kelapa.Petani tersebut hanya melihat suatu buah yang tumbuh menjadi bibit lalu asal ditanam di lahan dan dibiarkan tumbuh sampai berbuah.Pemanenan buah dilakukan dengan menunggu buah kelapa sampai jatuh ke tanah.

3.Perbandingan Kesesuaian Lahan SOP dengan Hasil Survey
A.Suhu
     Suhu yang baik untuk pertumbuhan kelapa,yaitu 27-28°C dengan kisaran antara 5-7°C. Suhu rata-rata di bawah 20 °C dan di atas 30 °C pertumbuhan kelapa tidak baik dan buah kecil.Pada lahan petani tersebut suhu lahan 36,5°C sehingga hal tersebut menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal.Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan respirasi dan transpirasi yang berlebihan yang membuat metabolisme pada tanaman tidak berjalan secara optimal.
B.Curah Hujan
     Tanaman kelapa membutuhkan curah hujan antara 1.000-1.250 mm/tahun yang merata sepanjang tahun. Budidaya yang menguntungkan apabila curah hujan 1.800 – 2000 mm per tahun .Kekeringan selama tiga bulan akan menurunkan produksi.Curah hujan pada lahan petani hasil survey yaitu 572 mm/tahun sehingga tanaman kelapa kurang air.Kekurangan air pada masa vegetatif menyebabkan pertumbuhan cabang dan daun terganggu.Daun berwarna pucat dan berukuran kecil.Pada masa generatif,kekurangan air menyebabkan kerontokan bunga,bakal buah,dan buah(Syukur et al.,2015).



C.Kelembaban
    Tanaman kelapa membutuhkan kelembaban udara antara 60-80 %.Kelembaban yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan cendawan yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman sehingga hasil panen tidak maksimal atau pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak optimal.Kelembaban yang terlalu rendah dapat memicu penguapan yang berlebihan pada tanaman sehingga tanaman dapat layu.
D.Ketinggian
    Kelapa tumbuh baik pada ketinggian 600-700 mdpl.Pada ketinggian 900 mdpl,pertumbuhan dan pembuahan kelapa berjalan lambat. Ketinggian lahan petani berkisar antara 100-500 mdpl.Pertumbuhan kelapa pada ketinggian tersebut memicu respirasi dan fotosintesis yang tinggi sehingga hasil fotosintesis yang dihasilkan tidak maksimal.
E.Lereng
    Budidaya tanaman kelapa menghendaki  kemiringan 0-21%(Sunarko,2007).Pada hasil survey,lahan petani tersebut 2-15 % sehingga lahan tersebut masih cocok untuk tanaman kelapa.
F.Tekstur Tanah
     Tanaman kelapa dapat hidup baik pada tanah yang gembur dan subur.Kelapa dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dengan struktur baik,peresapan air baik,dan tata udara yang baik(Setyamidjaja,1984).Berdasarkan hasil survey,lahan petani yang ditanami kelapa memiliki tekstur yang agak halus sehingga cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa.
G.Besar Erosi
    Tanaman kelapa menghendaki  kemiringan 0-21%(Sunarko,2007).Berdasarkan pengamatan,kemiringan lahan sangat kecil dan potensi erosi juga sangat kecil sehingga solum tanah bagian atas yang kaya hara tidak hilang karena erosi.
H.Lama Masa Kering
     Lama masa kering yang baik untuk tanaman kelapa,yaitu kurang dari 3 bulan(Departemen Pertanian,1983).Berdasarkan hasil survey,menurut pendapat Pak Jumakir,lama masa kering lahan tersebut selama 6 bulan.Hal tersebut dapat menurunkan produktivitas tanaman kelapa.




Daftar Pustaka
Departemen Pertanian.1983.Budidaya Kelapa dan Masalahnya.Balai Informasi Pertanian,Ungaran.
Baja,S.2012.Perencanaan Tata Guna Lahan dalam Pengembangan Wilayah.ANDI,Yogyakarta.
Setyamidjaja,Djoehana.1984.Bertanam Kelapa.Kanisius,Yogyakarta.
Syukur,M.,Helfi E.S.,dan Rudy H.2015.Bertanam Tomat di Musim Hujan.Penebar Swadaya,Jakarta.
Sunarko.2007.Petunjuk Praktis Budi Daya  & Pengolahan Kelapa Sawit.AgroMedia Pustaka,Jakarta.

praktikum mandiri pasca panen hortikultura


PROPOSAL PRAKTIKUM MANDIRI
PENGARUH DOSIS KALSIUM KARBIDA TERHADAP KECEPATAN PEMATANGAN PISANG(Musa sp.)
Disusun oleh:
1.Destirana Anjayani
2.Ayu Ainullah Muryasani
3.Rizky Adi Pratama
Asisten :1.Bella Vyatrisa
              2.Bela Tri Wijayanti
              3.Dhemas Adi Purwa
              4.Istiklaliyah

LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015













I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

     Pisang merupakan salah satu komoditi hortikultura yang disukai oleh penduduk Indonesia, hampir disemua daerah memiliki tanaman pisangdengan spesifikasi tersendiri. Produksi pisang di Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun 1995-2010, dimana mencapai puncak pada tahun 2009 sebanyak 6,3 juta ton/tahun (BPS, 2010 cit. Murtadha dkk.,2012) dan volume ekspor pisang dari tahun 1996-2003 terus berkurang dikarenakan kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat.

    Pisang biasanya dipanen sebelum matang dengan tingkat kematangan tertentu dan berbagai pertimbangan pemasaran. Pemanenan buah yang akan dipasarkan dengan jarak jauh umumnya pada tingkat kematangan 75-80% dengan ciri-ciri sudut -sudut pada pisang masih tampak jelas, sedangkan untuk pemasaran jarak dekat dipanen dengan tingkat kematangan 85-90% dengan ciri-ciri sudut buah berkembang penuh walaupun sudut buah masih tampak nyata (Pantastico, 1993). Buah pisang yang dipanen pada tingkat kematangan 75-90% biasanya diberikan  bahan pemacu pematangan agar buah pisang dapat dipasarkan dengan tingkat kematangan penuh sehingga harga jual pisang menjadi tinggi.

B.Tujuan
1.Mengetahui pengaruh kalsium karbida terhadap kecepatan pematangan buah pisang.
2.Mengetahui dosis optimal penggunaan kalsium karbida untuk pematangan buah pisang

II.TINJAUAN PUSTAKA

         Kalsium karbida dipasarkan dalam bentuk bubuk berwarna hitam keabu-abuan dan secara komersial digunakan sebagai bahan untuk proses pengelasan, tetapi di negara-negara berkembang digunakan sebagai bahan pemacu pematangan buah. Kalsium karbida (CaC2) jika dilarutkan di dalam air akan mengeluarkan gas asetilen  (Singal dkk., 2012). Buah yang dimatangkan dengan kalsium karbida akan mempunyai tekstur dan warna yang baik.

     Parameter mutu hasil pematangan buah dapat berupa Total Soluble Solid(TSS)dan total asam tertitrasi(Ranganna, 1977), skor warna menggunakan color chart classification. Evaluasi karakteristik sensori meliputi uji organoleptik warna, aroma dan tekstur (numerik) (Soekarto,1985), susut bobot (%), kekerasan buah
.III.METODE PELAKSANAAN
   Praktikum mandiri dilakukan di Laboratorium Hortikultura,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.Alat yang digunakan meliputi timbangan,pisau,mortar serta penumbuk,refraktometer,pipet,gelas piala 100 ml,labu takar 250 ml,erlenmeyer,dan buret.Bahan yang digunakan meliputi buah pisang mentah berwarna hijau,kertas koran,kertas,dan serbuk kalsium karbida.

Cara kerjanya ialah masing-masing perlakuan dengan dosis kalsium karbida sebanyak 0 gr(kontrol),5gr,10gr,15 gr,20gr.Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.Masing-masing karbid dibungkus pada kertas dan diberi lubang sebanyak 10.Masing-masing unit percobaan terdapat 6 pisang,2 buah untuk korban awal untuk pengamatan PTT dan TAT sebelum perlakuan,2 buah untuk korban tengah diamati PTT dan TAT setelah pemeraman,2 buah untuk korban akhir diamati kekerasan,perubahan visual buah dari awal dan PTT serta TAT pada hari terakhir.Karbit yang sudah dibungkus kertas dibungkus lagi bersama pisang dengan kertas koran.Komoditas disimpan pada perlakuan tersebut selama 4 hari.Setelah itu,pengamatan yang meliputi susut berat,warna,kekerasan buah yang dilakukan setiap hari selama seminggu.Parameter TSS dan TAT diamatipada awal(sebelum perlakuan),setelah pemeraman,dan pada hari terakhir.Pada pengukuran padatan terlarut total,potongan buah diperas hingga keluar sarinya.Sari buah diteteskan pada prisma refraktometer,Lensa pada alat tersebut(refraktometer) dilihat pada cahaya dan skala ° Brix dibaca.Pada pengukuran total asam tertitrasi,10 gr potongan buah ditambah sedikit aquades dan ditumbuh hingga halus dan ditambah aquades hingga 200 ml.Filtrat dipipet sebanyak 3 kali masing-masing 20 ml.Masing-masing filtrat ditambah phenolptalin 2-3 tetes lalu dititrasi dengan NaOH sampai warna berubah menjadi merah muda.Volume NaOH untuk titrasi dicatat.TAT diukur dengan rumus

TAT(%)= ml NaOH x N NaOH x total volume bahan x bobot equivalen asam x 100
                            Volume bahan yang dititrasi x berat bahan awal x 1000

Nilai Warna Buah Pisang
Nilai Warna
Keterangan

1
Hijau Penuh
2
Hijau dengan warna kuning 10 %
3
Warna hijau lebih banyak dari warna kuning
4
Warna hijau dan kuning sebanding
5
Warna kuning lebih banyak daripada warna hijau
6
Kuning penuh
7
Kuning dengan sedikit bercak coklat atau hitam
8
Kuning,daerah bercak makin meluas



Nilai Kekerasan

Nilai
Keterangan
1
Sangat Keras
2
Keras
3
Agak lunak
4
lunak
5
Sangat lunak


Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 dosis perlakuan dengan 3 ulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Murtadha,A., Elisa Julianti,Ismed Suhaidi.2012.Pengaruh jenis pematangan terhadap mutu buah pisang barangan(Musa paradisiaca L.).J.Rekayasa Pangan dan Pert. 1: 41-56.
Pantastico, Er. B., 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah : Kamariyani. UGM-Press, Yogyakarta.

Ranganna, S., 1977. Manual of Analysis of Fruits and Vegetable product. Mc Graw Hill Publishing Comapany, New Delhi.

Singal, S., M.Kumud dan S.Thakral, 2012. Application of apple as ripening agent for banana. Indian J.of Natural Products and Resources 3 (1): 61-64.

Soekarto, S. T., 1982. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil  Pertanian. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan. IPB Press, Bogor.