LAPORAN PRAKTIKUM
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA IV
PENDINGINAN AWAL
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA IV
PENDINGINAN AWAL
Disusun oleh:
Nama :Rizky Adi Pratama
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
4.Istiklaliyah
LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
2015
I.PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Penanganan yang baik terhadap produk hortikultura akan
memberikan nilai tambah bagi para petani, pebisnis dan industri pengguna.
Setelah panen,komoditas hortikultura akan mengalami proses transpirasi dan
respirasi.Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan susut bobot dan kemunduran. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut biasanya dilakukan pendinginan awal dengan maksud untuk menghilangkan
panas produk setelah pemanenan, sebelum penyimpanan produk dilakukan. Tujuan
umum pendinginan awal adalah untuk memperlambat respirasi, memperkecil
kerentanan terhadap serangan mikroorganisme, mengurangi kehilangan air, dan
mengurangi beban pendinginan pada kendaraan pengangkut maupun sistem
penyimpanan.
B.Tujuan
1.Mengenal beberapa cara pendinginan awal komoditas
yang akan disimpan pada suhu rendah.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Pengaturan suhu yang baik merupakan cara yang
efektif untuk menurunkan tingkat kehilangan hasil dan mempertahankan kualitas
buah-buahan dan sayur-sayuran. Suhu yang rendah, tetapi tidak terlalu
rendah, dapat menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas fisiologi
sehingga buah menjadi rusak. Suhu yang rendah juga menurunkan laju pertumbuhan
mikrobia dan laju pembusukan. Pendinginan merupakan cara yang efektif untuk
menjaga kualitas buah-buahan dan sayur-sayuran.Produk yang dipanen dari kebun
pada umumnya suhunya tinggi dan masih memiliki laju respirasi yang tinggi.
Mempercepat penurunan suhu produk sangat efektif untuk menjaga kualitas
buah-buahan dan sayur-sayuran. Oleh karena itu teknologi pendinginan digunakan
secara luas terutama untuk produk yang mudah rusak dan membusuk.(Santoso dan
Madya,2013).
Pada saat melakukan
pendinginan,ruang penyimpanan dingin harus secara aktif menampung dan
melepaskan beban panas yang dihasilkan dari berbagai sumber panas.Selama
pendinginan,air dalam produk berubah
dari cair menjadi gas dan menyerap panas dalam produk.Uap air menguap dan
mendinginkan produk.Laju pendinginan ditentukan berdasarkan perbedaan suhu
produk dan pendingin,kontak yang dicapai antara produk dan pendingin,dan
konduktivitas termal dari produk dan pengemas(Utama,2002).
Setiap buah yang telaha dipanen pasti
masih aktif melakukan proses metabolisme termasuk respirasi di dalamnya
ditandai dengan adanya kenaikan temperatur dan timbulnya uap air di sekitar
buah. Respirasi merupakan faktor biologis yang menyebabkan terjadinya
perpindahan kalor pada bahan. Sebagian buah dan sayuran setelah pemanenan
mempunyai laju respirasi tinggi dan kemudian menurun selang beberapa hari. Menurut Winarno (1981)
dalam Johanes(2012), respirasi akan terus berlangsung sampai bahan menjadi mati
dan kemudian membusuk.
Suhu komoditas hortikultura pada saat dipanen pada umumnya tinggi.Hal tersebut dapat
menyebabkan laju respirasi menjadi tinggi.Laju respirasi yang tinggi biasanya
disertai umur simpan yang pendek.Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan mutu
dan nilai jual komoditas hortikultura sebagai bahan makanan.Proses pendinginan
dapat memperlambat kecepatan reaksi-reaksi metabolisme pada komoditas.Pada
umumnya penurunan suhu 8°C dapat membuat kecepatan reaksi metabolisme menjadi
setengahnya(Winarno et al.,1982 cit. Safaryani et al.,2007).
Pendinginan pendahuluan
dilakukan untuk menghilangkan panas akibat kondisi kebun pertanaman komoditas
hortikultura.Penghilangan panas yang cepat dan pendinginan awal dilakukan
dengan pendinginan ruang,pendinginan air,pendinginan hampa udara,pra
pendinginan dengan hembusan udara atau es.Pemilihan cara pendinginan awal
ditentukan oleh:
1.Sifat-sifat daya hantar komoditas
2.Perbandingan permukaan terhadap isi
3.Mudah tidaknya komoditas untuk rusak
4.Biaya operasional
5.Penyesuaian cara terhadap fasilitas yang ada
Semakin cepat perlakuan
pendinginan awal dilakukan semakin cepat pula kerusakan fisiologi dan metabolism
dapat dihambat.Selain itu,pendinginan
awal dapat menghambat pertumbuhan organisme yang dapat merangsang pembusukan
dan mencegah peristiwa kehilangan air(Pantastico,1975).
Pendinginan awal
merupakan proses penghilangan panas untuk memperlambat kehilangan susut bobot dan penyusutan pada komoditas
hortikultura.Pematangan pada buah juga akan tertunda dengan proses
tersebut.Pendinginan awal dapat memperlambat produksi etilena serta dapat
memperlambat respirasi.Pendinginan awal sangat penting untuk sayur yang akan
dipasarkan pada jarak jauh.Pendinginan awal pada sayur dengan air dingin dan
dicampur fungisida pada suhu 10-12 °C dapat memperpanjang umur simpan .Proses tersebut
dapat memperlambat respirasi dan kecepatan pematangan.Metode pendinginan awal
meliputi pendinginan air,udara,pendinginan ruang,pendinginan paksa dengan
udara,dengan es dan ruang hampa.Hydrocooling
akan lebih efektif jika menggunakan es
dingin.Pendinginan awal seringkali menerapkan pengemasan es pada saat disimpan di dalam truk(Peter,2009).
Pendinginan ruang
merupakan metode yang murah dan lambat.Pada metode ini,komoditas disimpan pada
ruangan yang terdapat udara dingin atau ruangan dingin dan komoditas disimpan
pada katon,karung.Pendinginan udara secara paksa dilakukan pada produk hortikultura
secara luas.Metode ini merupakan metode tercepat.Metode ini menyerap atau
menghembuskan udara pada ruang simpan.Keseragaman pendinginan dapat dicapai
dengan pengaturan tumpukan dengan benar.Pendinginan air merupakan metode yang
menggunakan air dingin yang digunakan untuk sayuran dan buah sebelum
pengepakan.Metode ini tidak hanya mencegah kehilangan air tetapi menambah air
pada komoditas.Terdapat dua tipe yaitu showerdanperendaman.Pendinginan
pada ruang hampa dengan cara memompa air pada ruang baja.Pada metode tersebut
tekanan atmosfer di sekitar komoditas dikurangi.Metode tersebut juga dapat
menyebabkan kehilangan berat 1 % setiap 6° C.Package icing merupakan metode untuk menjaga kelembaban relatif
yang tinggi pada komoditas.Es yang digunakan berupa serpihan,bubur,dan es yang
hancur.Metode tersebut dapat dilakukan untuk komoditas yang tidak sensitif
terhadap ,toleran dengan air,dan komoditas yang sudah dilapisi dengan lilin
atau sudah dibungkus plastik(Lichtfouse,2015).Room cooling cocok untuk semua buah dan sayur.Pressure cooling cocok untuk buah,buah yang termasuk sayur,dan
kembang kol.Hydrocooling cocok untuk
sayuran batang, sayuran daun,beberapa buah, buah sayuran.Package icing cocok untuk umbi,batang,sayuran bunga,bawang,dan
kubis.Vacuum cooling cocok untuk
batang, daun,sayuran bunga.Top icing
cocok untuk beberapa umbi,batang,melon,dan sayuran daun(Verma dan Joshi,2000).
Pendinginan awal merupakan metode yang
sangat penting untuk ekspor komoditas hortikultura,contohnya mangga.Pendinginan
awal pada suhu 12°C dan 16°C dapat meningkatkan kualitas buah mangga yang sudah
matang.Pendinginan awal dapat memperpanjang umur simpan hingga 4 hari.Selain
itu,proses tersebut juga menghambat terjadinya pembusukan antraknosa sampai 13
hari penyimpanan tanpa perlakuan fungisida Hal tersebut sudah ketahui pada
penelitian pendinginan awal buah mangga
cv.Kesar(Kapse,1993 cit. Makwana et al.,2014).
III.METODE
PELAKSANAAN
Praktikum Pendinginan Awal
dilaksanakan pada tanggal 7 April 2015 di Laboratorium Hortikultura,Fakultas
Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta pada pukul 13.30 WIB. Bahan yang
digunakan meliputi ubi jalar, pisang, duku, pare, lobak, pir, terong, apel,
jambu, wortel, belimbing,pisang 2,bengkoang, timun, tomat,kentang,es, dan air
dingin,air.Alat yang digunakan meliputi wadah,timbangan,plastik, lemari
es,termometer,stopwatch.
Langkah kerja yaitu masing-masing
komoditas terdapat 5 buah.Dua buah untuk perlakuan pendinginan awal.Dua buah
untuk perlakuan non pendinginan awal.Satu buah untuk korban.Pada perlakuan
pendinginan awal komoditas ditimbang lalu dimasukkan pada plastik dan disimpan
pada es batu.Pada perlakuan non pendinginan awal komoditas ditimbang bobot
awalnya .Setelah itu komoditas dimasukkan pada lemari es.Setelah beberapa
saat,perlakuan pendinginan awal dan non pendinginan awal dimasukkan pada lemari
es.Penyimpanan dilakukan selama 7 hari.Setelah itu,susut berat,VQR,dan kelayuan
diamati setiap hari selama 7 hari.Pada komoditas yang dijadikan korban ditusuk
dengan penusuk dan dimasukkan termometer pada jaringan komoditas.Setelah
itu,komoditas dimasukkan pada lemari es dan ditunggu sampai suhu komoditas sama
dengan suhu lemari es.Suhu lemari es diketahui sebesar 18 °C.Waktu perubahan
suhu tersebut dihitung dengan stopwatch.
Nilai VQR(Visual Quality Rating)
Kader et al(1973)
Nilai
|
Keterangan
|
9
dan 8
|
Sempurna,Segar,Sangat
Baik
|
7
dan 6
|
Baik,Kerusakan
Sedikit
|
5
dan 4
|
Cukup,Kerusakan
Sedang
|
3
|
Buruk,Tidak
Terjual
|
2
|
Bagian
yang termakan terbatas
|
1
|
Tidak
termakan sama sekali
|
Nilai Kelayuan
NIlai
|
Keterangan
|
1
|
Segar
|
2
|
Agak
segar
|
3
|
Layu
|
4
|
Sangat
Layu
|
Rumus Susut Berat(%)= Berat Awal –
Berat Pada Hari Ke-n x 100 %
Berat Awal
IV.HASIL
A.Pengamatan
Hari Pertama
Perlakuan
|
|||||
No.
|
Komoditas
|
PA
|
Non PA
|
Suhu Awal(°C)
|
Waktu
|
1
|
Ubi Jalar
|
309.995
|
276.42
|
26
|
21'23''
|
2
|
Pisang
|
81.18
|
70.935
|
28.7
|
7'2''
|
3
|
Duku
|
12.37
|
14.53
|
27
|
3'5''
|
4
|
Pare
|
160.305
|
196.39
|
28
|
11'38''
|
5
|
Lobak
|
148.7
|
123.73
|
26
|
6'09''
|
6
|
Pir
|
153.225
|
175.3
|
28
|
6'47''
|
7
|
Terong
|
127.895
|
146.635
|
28
|
12'35''
|
8
|
Apel
|
194.87
|
181.34
|
28
|
15'31''
|
9
|
Jambu
|
221.425
|
222.25
|
28
|
19'55''
|
10
|
Wortel
|
105.31
|
96.735
|
24
|
7'56''
|
11
|
Belimbing
|
151.605
|
142.33
|
29
|
15'29''
|
12
|
Pisang 2
|
71.71
|
70.795
|
29.5
|
6'49''
|
13
|
Bengkoang
|
172.3
|
135.885
|
25
|
13'14''
|
14
|
Timun
|
361.45
|
369.99
|
27
|
10'47''
|
15
|
Tomat
|
115.45
|
118.95
|
29.5
|
7'33''
|
16
|
Kentang
|
161.96
|
181.47
|
29
|
16'
|
B.VQR
Pendinginan Awal
Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Komoditas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Ubi Jalar
|
8
|
8
|
8
|
8
|
7.5
|
7.5
|
7
|
2
|
Pisang
|
8
|
7.5
|
7.5
|
7
|
7
|
6.5
|
5.5
|
3
|
Duku
|
7.5
|
7.5
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
4
|
Pare
|
8
|
8
|
8
|
7.5
|
7
|
7
|
7
|
5
|
Lobak
|
7
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
6
|
Pir
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
5
|
7
|
Terong
|
7
|
6
|
5.5
|
5
|
5
|
4
|
4
|
8
|
Apel
|
8
|
7.5
|
7
|
7
|
7
|
6
|
6
|
9
|
Jambu
|
6
|
5.5
|
5.5
|
5
|
3.5
|
2.5
|
2.5
|
10
|
Wortel
|
7
|
7
|
6.5
|
4.5
|
4.5
|
4.5
|
4.5
|
11
|
Belimbing
|
6
|
5
|
3.5
|
1.5
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Pisang 2
|
3.4
|
3.5
|
3.5
|
3.5
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Bengkoang
|
8
|
7.5
|
7
|
4
|
2.5
|
2.5
|
2
|
14
|
Timun
|
8
|
4.5
|
4.5
|
4.5
|
3
|
3
|
3
|
15
|
Tomat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Kentang
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
7
|
C.VQR
Perlakuan Non Pendinginan Awal
Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Komoditas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Ubi Jalar
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5.5
|
5.5
|
5.5
|
2
|
Pisang
|
6
|
6
|
6
|
5.5
|
5.5
|
5
|
4.5
|
3
|
Duku
|
7.5
|
7.5
|
7.5
|
6.5
|
6.5
|
6.5
|
5.5
|
4
|
Pare
|
8
|
7.5
|
7.5
|
7
|
6
|
6
|
5
|
5
|
Lobak
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
6
|
Pir
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
4
|
7
|
Terong
|
5
|
4
|
3.5
|
3
|
3
|
2
|
2
|
8
|
Apel
|
7
|
6.5
|
6.5
|
6.5
|
6
|
5.5
|
5.5
|
9
|
Jambu
|
5.5
|
4
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
Wortel
|
4
|
3
|
2.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Belimbing
|
5.5
|
4
|
2.5
|
1
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Pisang 2
|
2.5
|
2.5
|
2.5
|
2.5
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Bengkoang
|
8
|
7
|
5.5
|
4
|
3
|
3
|
2
|
14
|
Timun
|
6.5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
3.5
|
3.5
|
15
|
Tomat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Kentang
|
7
|
7
|
7
|
6.5
|
6.5
|
6
|
6
|
D.Nilai
Kelayuan Perlakuan Pendinginan Awal
Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Komoditas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Ubi Jalar
|
1
|
1
|
1
|
1.5
|
2
|
3
|
3
|
2
|
Pisang
|
1
|
1
|
1
|
1.5
|
2.5
|
3
|
4
|
3
|
Duku
|
1
|
1
|
1
|
1.5
|
1.5
|
2
|
3.5
|
4
|
Pare
|
1
|
1.5
|
1.5
|
1.5
|
2
|
2.5
|
2.5
|
5
|
Lobak
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
6
|
Pir
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3.5
|
7
|
Terong
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
Apel
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
Jambu
|
1
|
1
|
1
|
2
|
3
|
3
|
3
|
10
|
Wortel
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
11
|
Belimbing
|
2
|
2
|
2.5
|
3.5
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Pisang 2
|
1
|
1
|
3.5
|
3.5
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Bengkoang
|
1
|
1
|
1
|
2.5
|
3.5
|
4
|
4
|
14
|
Timun
|
1.5
|
2
|
1.5
|
1.5
|
4
|
-
|
-
|
15
|
Tomat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Kentang
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
E.Nilai
Kelayuan Perlakuan Non Pendinginan Awal
Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Komoditas
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Ubi Jalar
|
2
|
2.5
|
2.5
|
3
|
3
|
3
|
3.5
|
2
|
Pisang
|
1
|
2
|
2
|
3.5
|
4
|
4
|
4
|
3
|
Duku
|
1
|
2
|
2.5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Pare
|
1.5
|
2
|
2.5
|
3.5
|
4
|
4
|
4
|
5
|
Lobak
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
6
|
Pir
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
7
|
Terong
|
1.5
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
8
|
Apel
|
1.5
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
Jambu
|
1
|
2
|
2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
Wortel
|
1
|
3
|
3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Belimbing
|
2
|
2
|
3
|
4
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Pisang 2
|
1
|
1
|
4
|
4
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Bengkoang
|
1
|
1
|
1.5
|
3
|
3.5
|
4
|
4
|
14
|
Timun
|
1
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
15
|
Tomat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
Kentang
|
1
|
1
|
1
|
1.5
|
1.5
|
1.5
|
2
|
Keterangan
(-)
Komoditas sudah tidak layak,khususbuah tomat hilang dari tempat pengamatan.
V.PEMBAHASAN
Pendinginan awal
merupakan proses pendinginan yang dilakukan dengan segera pada komoditas
hortikultura setelah dipanen.Hal tersebut dilakukan untuk penyesuaian suhu
dengan suhu penyimpanan.Selain itu,hal tersebut dilakukan untuk memperlambat
susut berat,respirasi,dan transpirasi.Pendinginan awal dilakukan agar kualitas
komoditas selama penyimpanan dapat terjaga.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
proses pendinginan Awal
1.Metode pendinginan
yang digunakan
2.Kecepatan pemindahan
panas dari komoditas ke media pendingin.Hal tersebut tergantung pada
jumlah,macam,bentuk,dan ukuran komoditas.
3.Perbedaan suhu antara
komoditas dengan media pendingin
4.Jenis atau tipe
pembungkus
5.Accessibilitymedia pendingin terhadap komoditas
Menurut Golob et al.(2002),faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendinginan awal,meliputi
1.Durasi waktu antara
panen dan pendinginan awal
Senakin cepat pendinginan awal maka
kemunduran komoditas dapat diperlambat.Jika selang waktu terlalu lama maka
respirasi dan transpirasi akan berjalan cepat sehingga proses kemunduran cepat
terjadi.
2.Tipe pengiriman kontainer
3.Suhu awal komoditas
Semakin besar suhu komoditas maka suhu
pendinginan awal harus rendah agar suhu komoditas menjadi cepat dingin dan
proses metabolism yang menyebabkan kemunduran dapat dihambat.
4.Pengemasan produk
Pengemasan sangat
diperlukan agar komoditas tidak kontak secara langsung dengan bahan
pendingin.Kontak secara langsung dengan bahan pendingin seperti contohnya es
agar tidak terjadi luka pada komoditas hortikultura.
5.Kecepatan ataujumlahudara dingin, ketersediaanair ataues
Suhu dingin atau
kondisi dingin dapat menghambat atau memperlambat proses metabolisme seperti
respirasi dan transpirasi sehingga proses kemunduran dapat ditunda.
6.Pemeliharaansuhuyang
dianjurkan
setelahprapendinginan
Pendinginan
akan berjalan efektif jika tidak terjadi fluktuasi suhu.Suhu yang berfluktuasi
dapat menghambat proses penundaan kemunduran komoditas.
7.Kebersihan
udarapendinginawal
atau airuntuk
mengurangigangguan organismeyang menyebabkan pembusukan
Organisme pembusuk dapat mempercepat
kemunduran karena dapat merangsang kerusakan jaringan yang menyebabkan produksi
etilen meningkat sehingga proses pematangan dan pembusukan cepat terjadi.
Metode pendinginan
awal,yaitu
A.Room cooling
Room cooling merupakan teknik penyimpanan dingin
yang paling banyak digunakan.Penerapan teknik ini dapat dilakukan saat sesaat
setelah panen yaitu masih di lapangan produksi sampai pada saat
pengiriman.Teknik pendinginan dapat dilakukan dengan mengalirkan udara dingin
ke dalam ruangan penyimpanan. Dapat pula dilakukan dengan mengalirkan udara dingin yang melalui
beberapa kotak kemas di dalam suatu ruangan penyimpanan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil pendinginan yang baik maka aliran udara dingin yang bergerak
secara horizontal diupayakan mengenai atau kontak langsung dengan seluruh permukaan
atau sisi kotak-kotak kemas yang disusun di dalam ruang penyimpanan. Aliran
udara diatur pada kisaran 61 sampai dengan 122 m/menit atau antara 200
sampai dengan 400 feet/menit. Kisaran
kecepatan aliran udara tersebut diperlukan untuk memperoleh gerakan udara yang
dapat memindahkan panas. Ventilasi kotak atau wadah simpan komoditi diatur sedemikian rupa agar dapat mempercepat
pendinginan ruang dalam kotak melalui perolehan pertukaran udara yang baik.
B.Forced air cooling (pressure cooling)
Sistem pendinginan ini dapat berfungsi dikarenakan
adanya perbedaan tekanan yang
menyebabkan udara mengalir melalui ventilasi wadah (kontainer). Dicapainya
pendinginan yang cepat, karena adanya kontak antara udara dingin dengan
komoditi yang disimpan (biasanya bersuhu lebih tinggi atau panas).
C.Hydrocooling
Penggunaan air dingin untuk mempercepat pendinginan buah
dan sayuran dalam wadah simpan merupakan
teknik pendinginan yang telah berkembang
cukup lama dan juga merupakan
teknik pendinginan yang efektif. Teknik
ini digunakan untuk pendinginan buah dan sayuran dalam peti sebelum dikemas.Oleh
karena itu, bahan wadah harus tahan terhadap air (kebasahan). Walaupun cukup
efektif untuk mendinginkan komoditi yang
disimpan, air pendingin akan berangsur-angsur menjadi hangat kembali
selang beberapa saat sehingga mungkin saja pengemasan ulang dilakukan lagi.Efisiensi pendinginan akan diperoleh hanya jika
terdapat sumber air pendingin otomatis yang dihubungkan dengan wadah
penyimpanan komoditas bersangkutan.Waktu pendinginan dipengaruhi oleh ukuran
produk,densitas,dan metode pengemasan yang digunakan.
d.Package icing
Beberapa komoditas didinginkan dalam tempat penyimpanan dengan
cara memasukkan sejumlah es ke dalam wadah packing . Jumlah es sangat tergantung pada suhu awal komoditas. Pada
awalnya,kontak langsung antara komoditi
yang disimpan dengan es akan menyebabkan pendinginan yang cepat. Lambat laun, es akan mencair dan
saat itu proses pendinginan menjadi semakin lambat. Es yang diberikan atau
dimasukkan dalam wadah simpan dapat berupa bongkahan es ataupun hancuran es
batu beserta sedikit air.Karena es langsung dimasukkan dalam wadah, maka
persyaratan bahan wadah haruslah tahan air dan tidak mudah bocor .Hal tersebut merupakan
syarat yang harus diperhatikan. Untuk skala kecil, teknik penyimpanan dingin tersebut masih dapat dilakukan secara
manual, namun bilamana dalam skala yang besar, maka diperlukan pengaturan
otomatis.Metode ini cocok untuk komoditas yang toleran kontak dengan es seperti
jagung manis,brokoli,kol,dan wortel.
e.Vacuum cooling
Teknik penyimpanan dingin ini efektif untuk penyimpanan
sayuran daun seperti kol kembang, seledri dan lain sebaginya.Bagi komoditi
wortel, teknik ini dapat juga digunakan untuk pembersihan permukaan umbi. Pada
beberapa komoditas teknik ini diharapkan dapat segera mengeringkan
bagian-bagian yang berukuran kecil yang bukan merupakan organ yang dimakan dari
komoditi bersangkutan.Pendinginan diperoleh dengan cara mengurangi tekanan
atmosfer di dalam wadah (ruangan) yang besar dan kuat. Biasanya terbuat
dari bahan baja. Pengurangan tekanan
atmosfir juga mengurangi tekanan uap air dalam wadah (kontainer). Apabila
tekanan uap air dalam kontainer berkurang hingga di bawah yang ada di ruangan antar
sel, maka air akan mengalami evaporasi dari komoditi.Teknik vacuum cooling dapat menyebabkan
kehilangan berat (umumnya air) sebesar 1% untuk setiap pendinginan (penurunan
suhu) sejumlah 6°C. Jumlah kehilangan berat dapat terjadi cukup tinggi pada
seledri dan beberapa kubis terutama kubis daun. Untuk mengurangi kehilangan berat selama masa
penyimpanan,penyemprotan air secara halus ke dalam ruangan penyimpanan harus
dilakukan.Pendinginan dicapai melalui penguapan air.Metodenya yaitu menurunkan
tekanan udara dalam chamber hingga 4.6 mmHg di mana air menguap dari produk
dari suhu 0° C.Produk dikemas dan ditempatkan dalam tangki yang kuat.Di dalam
tangki terdapat koil yang mengkondensasikan uap air dari produk menjadi air
yang selanjutnya dikeluarkan dari kran.Pendinginan cara ini cocok untuk
komoditas yang mempunyai rasio luas permukaan dan volume yang tinggi.
Pendinginan awal setiap
komoditas akan berbeda tergantung spesifikasi komoditas,keadaan awal setelah
panen,dan suhu awal.Metode pendinginan awal komoditas juga berbeda tergantung
karakteristik komoditas.Room
cooling cocok untuk semua buah dan sayur.Pressure cooling cocok untuk buah,buah yang termasuk sayur,dan
kembang kol.Hydrocooling cocok untuk
sayuran batang, sayuran daun,beberapa buah, buah sayuran.Package icing cocok untuk umbi,batang,sayuran bunga,bawang,dan
kubis.Vacuum cooling cocok untuk
batang, daun,sayuran bunga.Top icing
cocok untuk beberapa umbi,batang,melon,dan sayuran daun(Verma dan Joshi,2000).
Pada praktikum yang
telah dilaksanakan metode yang digunakan adalah metode pendinginan awal package icing.Metode
tersebut cocok untuk umbi,batang,sayuran bunga,bawang,dan kubis (Verma dan
Joshi,2000).Pada komoditas ubi jalar sangat lama pendinginan karena tidak
termasuk pada golongan sayuran maupun buah.Pisang,pisang 2,duku,pir termasuk
golongan buah sehingga pendinginan awal berjalan cepat.Tomat merupakan sayuran
sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pendinginan awal sangat singkat.Jambu
memerlukan waktu yang lama karena kisaran suhu dengan lemari es(18° C) cukup tinggi.Hal tersebut juga terjadi pada
pare, terong, apel, belimbing,kentang,bengkoang,dan timun.Wortel merupakan
sayuran akar.Akan tetapi pendinginan awal berlangsung dalam waktu yang singkat
disebabkan karena wortel toleran terhadap es.Pada komoditas yang mempunyai
kisaran suhu yang tinggi cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk
pendinginan awal.
Berdasarkan grafik di
atas,jambu,timun,dan tomat mengalami kemunduran visual yang cepat.Komoditas
belimbing tidak lama disimpan dalam waktu yang lama.Komoditas ubi
jalar,apel,pisang,duku,dan pare cenderung bertahan kualitasnya dalam waktu yang
cukup lama.Lobak,wortel,jambu,dan terong cenderung cepat menurun
kualitasnya.Kentang memiliki daya tahan yang lama terhadap penyimpanan.Grafik
tersebut menunjukkan bahwa setiap komoditas memiliki suhu pendinginan awal dan
tempat penyimpanan yang spesifik.
Berdasarkan grafik
tersebut,tanpa perlakuan pendinginan awal menyebabkan komoditas hortikultura
menurun kualitas visualnya secara cepat.Hal tersebut disebabkan adanya susut
bobot yang cepat dan respirasi yang tidak dihambat.Komoditas jambu,kentang,belimbing,bengkoang,ubi
jalar,lobak,dan pare menurun kualitasnya dengan lebih cepat daripada perlakuan
pendinginan awal.Hal yang sama juga terjadi pada komoditas apel.Kecepatan
kemunduran visual setiap komoditas sangat dipengaruhi keadaan awal komoditas
setelah dipanen dan keadaan komoditas.
Setelah
diperlakukan pendinginan awal,komoditas pisang, belimbing, jambu, timun ,duku,
pare,pir,dan ubi jalar memiliki laju kelayuan yang relatif cepat.Komoditas
kentang tetap bertahan/tidak layu dengan pendinginan awal.Pada duku kelayuan
hanya meningkat sedikit pada perlakuan pendinginan awal.
Berdasarkan grafik
tersebut,tanpa pendinginan awal komoditas pisang,ubi jalar,dan pare mengalami
kelayuan lebih cepat daripada perlakuan pendinginan awal.Hal yang sama juga
terjadi pada komoditas ubi jalar, wortel,pisang,dan timun.Selain itu,terong
juga memiliki tingkat kelayuan yang cepat tanpa perlakuan pendinginan awal.Baik
perlakuan pendinginan awal atau non pendinginan awal,kelayuan komoditas
dipengaruhi tingkat kelayuan sebelumnya dan jenis komoditas.
VI.KESIMPULAN
1.Metode pendinginan awal meliputi pendinginan
es,pendinginan air,pendinginan ruang hampa,pendinginan paksa,dan pendinginan
ruang hampa.Pemilihan metode pendinginan awal sangat bergantung pada jenis
komoditas dan factor keadaan awal komoditas hortikultura.
DAFTAR
PUSTAKA
A,Makwana S.,Polara N.D.,dan Viradia
R.R.2014.Effect of pre-cooling on post harvest life of mango(Mangifera indica L.) CV.Kesar.Food
Science and Technology 2: 6-13.
Golob,Peter,Graham Farrell,dan John E.
Orchard.2002.Crop Post-Harvest:Science and Technology.Blackwell Publishing
Company,Oxford.
Johanes,Susanto.2012.Kajian eksperimental
terhadap konduktivitas dan difusivitas termal buah semangka 5: 97-103.
Kader,A.A.,Werner J.L.,dan Leonard
L.M.1973.Systems for scoring quality of harvested lettuce.HortScience 8:
408-409.
Lichtfouse,Eric.2015. Sustainable Agriculture Review Volume 15.Springer,Dijon.
Pantastico,Er.B.1975.Postharvest
Physiology,Handling,and Utilization of Tropical and Sub Tropical Fruits dan
Vegetables.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.
Peter,K.V.E.2009.Basics of Horticulture.New
India Publishing Agency,New Delhi.
Safaryani,Nurhayati.,Sri Haryanti.,dan Endah
Dwi Astuti.2007.Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap penurunan kadar
vitamin c brokoli(Brassica oleracea
L).Buletin Anatomi dan Fisiologi 15: 39-46.
Santoso,M.B.dan Widyaiswara
Madya.2013.Penanganan Pasca Panen Hortikultura.<http://bbppbinuang.info/news11-penanganan-pasca-panen
hortikultura.html>.tanggal
1 Mei 2015.
Utama,I Made S.2002.Pengelolaan Pascapanen
Produk Hortikultura.Postharvest Handling Workshop,Manado.
Verma,L.R.dan
V.K.Joshi.2000.Postharvest Technology of Fruits and Vegetables:Handling,
Processing,Fermentation and Waste Management.Indus Publishing Company FS-5,New
Delhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar