LAPORAN PRAKTIKUM
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA V
MENGUKUR PADATAN TERLARUT TOTAL,ASAM TERTITRASI,DAN VITAMIN C KOMODITAS HORTIKULTURA
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA V
MENGUKUR PADATAN TERLARUT TOTAL,ASAM TERTITRASI,DAN VITAMIN C KOMODITAS HORTIKULTURA
Disusun oleh:
Nama :Rizky Adi Pratama
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
4.Istiklaliyah
LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
2015
I.PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Pematangan suatu buah
dapat ditentukan dengan berbagai cara yaitu mengamati warna,kekerasan buah,dan
aroma.Akan tetapi cara tersebut terdapat berbagai kelemahan yaitu subyektivitas
pengamat.Buah yang telah matang mengandung gula yang tinggi atau kandungan gula
yang maksimal.Kandungan asam pada buah yang matang sangat sedikit.Kandungan
gula dapat ditentukan dengan mengukut padatan terlarut total.Pengukuran
tersebut menggunakan refraktometer.Kandungan asam pada buah dapat ditentukan
dengan metode titrasi.Pada buah tertentu
terdapat indeks pematangan buah yang menghubungkan antara kandungan gula dan
kandungan asam.Kandungan vitamin C pada buah juga merupakan parameter untuk
menentukan kualitas buah.Ketiga parameter tersebut merupakan suatu hal yang
dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dan tingkat kematangan pada buah
B.Tujuan
Mengukur kandungan gula
terlarut,kandungan asam,dan kadar vitamin C serta melakukan perhitungan.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Komoditas
hortikultura yang diutamakan adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi,
mempunyai peluang pasar besar dan mempunyai potensi produksi tinggi serta
mempunyai peluang pengembangan teknologi. Adapun upaya yang dilaksanakan
untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya hortikultura unggulan, yaitu
meliputi penumbuhan sentra agribisnis hortikultura dan pemantapan sentra
hortikultura yang sudah ada.Dengan adanya hal tersebut kualitas komoditas
hortikultura akan meningkat (Soleh, 1999 cit. Nopiana dan Balkis,2011).
Peluang pasar hortikultura dan
produk turunannya masih cukup besar, baik pasar domestik maupun internasional.
Kecenderungan angka konsumsi konsumen lokal yang terus meningkat serta permint
aan pasar internasional yang sangat terbuka membuka peluang peningkatan
produksi berbagai jenis produk hortikultura. Data menunjukkan, konsumsi buah
dan sayur masyarakat Indonesia baru sekitar 34,5 kg/kap/tahun, padahal
Organisasi Pangan Dunia (FAO) merekomendasikan antara 64–75 kg/kap/tahun.
Artinya ada potensi peningkatan permintaan konsumsi produk hortikultura.
Permintaan buah dan sayuran akan semakin pesat mengingat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi akan mendorong peningkatan jumlah golongan menengah yang memiliki
daya beli tinggi serta lebih sadar pentingnya buah dan sayuran.Namun demikian
potensi besar tersebut menuntut semua pihak yang berkepentingan dengan
produksi, pemasaran dan distribusi hortikultura untuk lebih memperhatikan
ketersediaan dan kualitas produksi. Pasokan yang secara kontinyu ada dan
terdistribusi dengan baik menjadi sangat penting agar konsumen tidak kesulitan
mendapat produk hortikultura yang dicari. Pasokan yang terjaga juga menutup
peluang masuknya produk pesaing impor yang selama ini selalu menghantui para
petani hortikultura. Potensi lahan yang luas dengan jenis produk hortikultura
yang beragam seharusnya menjadi modal untuk menguasai pasar(Anonim,2014).
Salah satu komoditas hortikultura
adalah sayur-sayuran.Produk sayur-sayuran di Indonesia memiliki potensi untuk
dikembangkan menjadi komoditas unggulan ekspor. Namun komoditi sayuran
Indonesia dinilai masih belum mampu bersaing. Hal ini disebabkan karena
sayur-sayuran dari Indonesia masih belum dapat memberikan jaminan kualitas,
pasokan, dan ketepatan waktu penyampaiannya. Jaminan kualitas hortikultura
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan.Hal tersebut dilakukan dengan
pengembangan metode pasca panen yaitu penentuan tingkat kemasakan dan
kematangan pada komoditas hortikultura(Hadiguna dan Marimin,2007).
Kebutuhan sayur dan buah akan meningkat
secara global.Konsumen akan semakin sadar akan kualitas sayur dan buah yang
akan dikonsumsi.Permintaan konsumen akan kepuasan dan kualitas pemasaran sayur
dan buah sangat menjadi prioritas.Sayur dan buah harus mempunyai kualitas yang optimal dalam
kematangan,organoleptik,dan varietas.Kualitas komoditas terdiri atas ekstrinsik
dan intrinsik(Jongen,2000 cit.
Sivakumar et al.,2009).Kualitas dari
dalam meliputi warna,bentuk,ukuran,dan terbebas dari kecacatan. Kualitas dari
dalam meliputi tekstur, kemanisan, keasaman, aroma, rasa, umur simpan,dan
kandungan nutrisi(Hewett,2006 Sivakumar et
al.,2009)..Komponen intrinsik pada komoditas merupakan hal penting yang
harus diperhatikan karena hal tersebut mempengaruhi jumlah pembelian
konsumen.Selama pematangan buah,pati pada komoditas akan berubah menjadi gula
dan meningkatkan kadar gula tersebut.Hal tersebut berhubungan dengan tingkat
kemanisan buah.Pengukuran kadar gula dapat dilakuakn dengan mengukur padatan
terlarut total.Hal tersebut mengindikasikan kematangan pada buah.Pengukuran
tersebut menggunakan alat yaitu refraktometer dengan satuan °Brix(Sivakumar et al.,2009).
Kadar asam pada buah juga dapat dapat digunakan untuk menentukan kematangan buah.Pematangan pada buah pada umumnya menyebabkan kandungan asam pada buah menjadi minimal.Metode untuk mengetahui hal tersebut adalah dengan titrasi dengan menggunakan larutan basa seperti larutan NaOH.pH pada sampel yang diuji akan meningkat dengan penambahan zat tersebut.Larutan phenolphthalein akan menunjukkan warna merah muda pada pH 8.3-10.Penentuan total asam tertitrasi juga dipengaruhi oleh berat equivalen asam.Pada komoditas apel,pir,aprikot,pisang dan ceri asam dominannya adalah asam malat yang mempunyai berat ekuivalen 67.Pada buah jeruk,lemon,kismis,jambu biji,nanas,strawberry,delima,dan mangga asam predominannya asam sitrat yang mempunyai berat ekuivalen 64.Anggur mengandung asam tartarat yang mempunyai berat ekuivalen 75(Sharma dan Nautiyal,2009).
Kualitas produk hortikultura sangat berpengaruh pada kesehatan manusia.Salah satu penentu kualitas produk tersebut adalah kandungan vitamin.Sayur dan buah merupakan komoditas hortikultura yang mengandung vitamin yang bermanfaat seperti vitamin A,C,B,dan E.Nutrisi pada komoditas hortikultura akan menurun setelah panen.Penanganan yang tepat pada hasil panen akan meminimalisir kehilangan pasca panen(Lee dan Kader,2000 cit Durner,2013).
III.METODE PELAKSANAAN
Praktikum Mengukur Padatan Terlarut Total,Asam Tertitrasi,dan Vitamin C Komoditas Hortikultura dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015 di Laboratorium Hortikultura,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta pada pukul 13.30 WIB.Bahan yang digunakan adalah komoditas buah jambu matang,jambu mentah,apel malang matang,apel malang mentah,nanas mentah,nanas matang,markisa mentah,markisa matang,manggis mentah,manggis matang,tomat mentah,tomat matang,naga mentah,naga matang,jeruk medan,dan jeruk nipis.Bahan yang lain meliputi akuades,NaOH 0,1 N,phenolphtalin,amilum 1 %,dan IKI 0,001 N. Alat yang digunakan adalah pisau,timbangan,mortar dan penumbuk,refraktometer,pipet,gelas piala 100 ml,labu takar 250 ml,kain blacu,erlenmeyer,dan buret.
Cara kerja terbagi menjadi 3 yaitu pengukuran padatan terlarut total,total asam tertitrasi,dan vitamin C.Pada pengukuran padatan terlarut total,potongan buah diperas hingga keluar sarinya.Sari buah diteteskan pada prisma refraktometer,Lensa pada alat tersebut(refraktometer) dilihat pada cahaya dan skala ° Brix dibaca.Pengukuran tersebut diulang sebanyak 3 kali.Pada pengukuran total asam tertitrasi,10 gr potongan buah ditambah sedikit aquades dan ditumbuh hingga halus dan ditambah aquades hingga 200 ml.Filtrat dipipet sebanyak 3 kali masing-masing 20 ml.Masing-masing filtrate ditambah phenolptalin 2-3 tetes lalu dititrasi dengan NaOH sampai warna berubah menjadi merah muda.Volume NaOH untuk titrasi dicatat.TAT diukur dengan rumus
TAT(%)=
ml NaOH x N NaOH x total volume bahan x bobot equivalen asam x 100
Volume bahan yang dititrasi x berat bahan awal x 1000
Pada pengukuran vitamin C memiliki cara yang hamper
sama hanya saja bahan yang diambil 50 gr dan ditmbah aquades 100 ml dan
dihancurkan lalu diencerkan sampai 250 ml.Filtrat diambil 25 ml dan ditetesi 1
ml amilum 1 % dan dititrasi dengan IKI 0,001 N hingga timbul perubahan
warna.Pengukuran vitamin C dengan cara yaitu
A= ml IKI
0,001 N x 0,88 x P x 100
Bobot Sampel
A=mg asam
askorbat per 100 gr buah
P=Pengenceran
IV.HASIL
No.
|
Komoditas
|
NaOH(mL)
|
TAT(%)
|
IKI(ml)
|
Vit C per 100 gr Buah(mg)
|
PTT(°Brix)
|
1
|
Jambu Matang
|
0.05
|
0.03
|
19.76667
|
1739.467
|
7.066666667
|
2
|
Jambu Mentah
|
0.07
|
0.07
|
22.33333
|
1965.333
|
7
|
3
|
Apel Matang
|
0.266666667
|
0.78
|
7.366667
|
648.2667
|
11
|
4
|
Apel Mentah
|
0.4
|
0.21
|
4.5
|
396
|
9
|
5
|
Nanas Mentah
|
0.2
|
0.147
|
6.2
|
538.9333
|
11.16666667
|
6
|
Nanas Matang
|
0.1
|
0.063
|
5
|
454.6667
|
8.666666667
|
7
|
Markisa Mentah
|
2.483333333
|
0.78
|
3.666667
|
322.6667
|
13
|
8
|
Markisa Matang
|
4.866666667
|
1.533333
|
5.083333
|
447.3333
|
10
|
9
|
Manggis Matang
|
0.216666667
|
0.145167
|
4.433333
|
390.1333
|
14.93333333
|
10
|
Manggis Mentah
|
0.283333333
|
0.223333
|
3.166667
|
278.6667
|
19.2
|
11
|
Tomat Matang
|
0.24
|
0.156667
|
4.466667
|
393.0667
|
4
|
12
|
Tomat Mentah
|
0.253333333
|
0.163333
|
3.266667
|
287.4667
|
4
|
13
|
Naga Merah
|
0.4
|
0.134
|
3.5
|
308
|
10
|
14
|
Naga Putih
|
0.2
|
0.067
|
4.366667
|
384.2667
|
10
|
15
|
Jeruk Medan
|
0.36
|
0.116667
|
2.646667
|
232.9067
|
9.2
|
16
|
Jeruk Nipis
|
7.24
|
2.28
|
9.106667
|
801.3867
|
8.2
|
V.PEMBAHASAN
Pematangan buah
merupakan awal penuaan pada buah.Pigmen sintesis dan produksi uap termasuk
proses pelembutan jaringan pada buah terjadi.Struktur dinding sel pada buah
akan mengalami modifikasi.Pada buah kilmakterik,pematangan buah dipicu oleh
produksi autokatalitik etilen(C2H4) sampai tingkat ambang
batas.Hal tersebut terjadi pada buah apel,pir,tomat,alpukat,pisang,dan
mangga(Brett dan Waldron,1990).Berdasarkan pada tipe pematangan,buah
dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu klimakterik dan nonklimakterik.Pada buah
klimakterik,saat pematangan terjadi peningkatan respirasi dan peningkatan
produksi etilen.Etilen merupakan hormon yang mempercepat proses kematangan.Pada
buah non klimakterik,proses pematangan relatif lambat(Nath et al.,2014).Pematangan buah mengacu pada perubahan yang terjadi
setelah pendewasaan penuh yang dicirikan dengan melunaknya daging
buah,terbentuknya karakteristik aroma,dan peningkatan cairan buah.Pematangan
dapat terjadi sebelum diperik maupun sesudah dipetik(Zulkarnain,2009).
Proses pematangan buah sering dihubungkan dengan rangkaian perubahan yang
dapat dilihat meliputi warna, aroma, konsistensi dan flavour (rasa dan bau). Selama
pematangan buah akan mengalami perubahan nyata dalam warna,tekstur,dan bau yang
menunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan dalam susunannya.Perubahan warna
dapat terjadi karena adanya proses sintetik maupun perombakan atau
keduanya.Pada jeruk terjadi perombakan klorofil dan pembentukan zat warna
karotenoid.Pada buah pisang,warna yang berubah dari hijau menjadi kuning tanpa
ada atau sedikit pembentukan zat karotenoid secara murni.Sintesis likopen dan
perombakan klorofil menyebabkan perubahan warna pada tomat.Menjadi lunaknya
buah disebabkan oleh perombakan protopektin yang larut menjadi pektin yang
larut atau hidrolisis zat pati(pada
waluh) atau lemak(pada alpukat).Sintesis zat kayu pada beberapa sayuran yang
berupa buah dapat berpengaruh pada tekstur.Pematangan biasanya meningkatkan
jumlah gula-gula sederhana yang memberi rasa manis,penurunan asam-asam organik dan senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi rasa
sepet dan masam,dan kenaikan zat-zat atsiri yang memberi rasa khas pada
buah(Pantastico,1975).
Kandungan gula sering diukur sebagai
padatan terlarut total.Padatan terlarut total mencakup gula dan asam,tetapi
gula menempati porsi yang utama.PTT diukur dengan refraktometer dengan skala
°Brix.Kandungan asam tertitrasi diukur dengan cara titrasi.Satuan kandungan
asam yaitu %.Untuk buahan tertentu telah disusun suatu indeks pematangan buah
yang menggambarkan antara kadar gula terlarut dan kandungan asamnya.Hal
tersebut digunakan untuk evaluasi kualitas buah tersebut.
Asam sitrat merupakan asamorganiklemah
yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus
(jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan.
Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa
antara dalam siklus asam sitrat
yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolismemakhluk
hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.Asam
sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon
dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk
purut). Asam malat, golongan asam karboksilat, senyawa
yang bertanggung jawab atas rasa tajam yang terdapat pada apel yang belum
matang. Ketika buah apel matang, kadar asam malat akan turun dan sebaliknya,
kadar gula akan meningkat. Hubungan kebalikan antara asam malat dan gula dalam
apel ini sangat penting untuk pengembangbiakan apel: asam malat mencegah
binatang memakan apel selagi belum matang, pada saat benihnya sudah cukup
matang untuk berkecambah. Pada
komoditas apel,pir,aprikot,pisang dan ceri asam dominannya adalah asam malat
yang mempunyai berat ekuivalen 67.Pada buah jeruk,lemon,kismis,jambu
biji,nanas,strawberry,delima,dan mangga asam predominannya asam sitrat yang
mempunyai berat ekuivalen 64.
Pada komoditas jambu,nanas,manggis,tomat
kandungan asam akan kecil jika buah semakin matang.Hal tersebut tidak terjadi
pada apel dan markisa.Hal tersebut diduga apel dan markisa memiliki tingkat
kemasakan yang sama.Pada naga merah dan putih berbeda dalam hal kandungan asam
disebabkan karena perbedaan spesies.Hal tersebut juga terjadi pada jeruk nipis
dan jeruk medan.
Pada komoditas jambu kandungan gula akan
meningkat pada buah yang sudah matang.Pada komoditas apel,nanas,markisa,dan
manggis memiliki pernyataan yang sebaliknya karena buah memiliki proses
fisiologi yang berbeda dalam metabolisme gula karena tiap buah yang berasal dari
satu pohon belum tentu memiliki reaksi pembentukan gula yang sama.Tomat matang
dan tomat mentah memiliki PTT yang sama disebabkan karena asam malat dan asam
sitrat pada tomat berkurang selama pemasakan.Hal tersebut juga dapat disebabkan
bahwa tomat yang mentah dan matang sudah masak bersamaan atau memiliki reaksi
metabolisme gula yang sama.Pada buah jeruk,perbedaan PTT disebabkan karena
perbedaan jenis sehingga proses hidrolisis pati mengalami perbedaan.
Rasio PTT terhadap TAT merupakan nilai
untuk menentukan kualitas internal pada buah.Buah dari daerah panas memiliki
rasio yang lebih tinggi dari buah yang berasal dari daerah dingin(Dixon dan
Aldous,2014).Buah subtopis adalah apel.Apel memiliki rasio yang kecil.Buah
tropis seperti jambu,nanas,manggis,dan buah naga memiliki rasio yang
tinggi.Pada buah tomat memiliki rasio kecil karena hidup di daerah yang
beriklim sedang.
Jambu biji mengandung vitamin C yang lebih
banyak dari jeruk dan tomat.Pada umumnya setiap jenis buah kandungan vitaminnya
berbeda.Hal tersebut tergantung pada reaksi fisiologi buah setiap spesies.Pada
histogram tersebut apel,nanas,markisa,manggis,tomat dan naga memiliki kandungan
vitamin C yang relatif sama.Hal tersebut dapat disebabkan pada saat tersebut
kandungan vitamin setiap buah hampir sama.
VI.KESIMPULAN
Pada jambu matang mempunyai
TAT 0.03%,kadar vitamin C 1739.467mg,PTT 7.067 °Brix. jambu mentah mempunyai TAT 0.07%,kadar vitamin C 1965,333 mg;PTT 7 °Brix. Apel matang mempunyai TAT 0.78%,kadar vitamin C
648,2667 mg,PTT 11 °Brix. Apel mentah mempunyai TAT
0.21%,kadar vitamin C 396 mg,PTT 9 °Brix. Markisa matang mempunyai TAT
1.53%,kadar vitamin C 447.33 mg,PTT 10 °Brix. Markisa mentah mempunyai TAT 0,78%;vitamin C322,667 mg,PTT 13 °Brix.Nanas mentah mempunyai
TAT 0.147%,Vitamin C 538.933 mg,11.167 °Brix.Manggis matang mempunyai TAT 0.145%,Vitamin C
390.133 mg,PTT 14.93 °Brix.Manggis mentah mempunyai TAT 0.223 %,vitamin C 278.67 mg,PTT 19.2 °Brix.Tomat matang mempunyai
TAT 0.157%,vitamin C 393,067 mg,PTT 4 °Brix.Tomat mentah 0,163% ,287.47 mg,PTT 4 °Brix.Naga merah 0.134 %,
vitamin C 308 mg,PTT 10 °Brix.Naga putih TAT 0.067%, vitamin C 384,2667 mg,PTT 10 °Brix.Jeruk medan 0.1167%,
vitamin C 232,91 mg,PTT 9,2 °Brix.Jeruk nipis TAT 2,28%, vitamin C 801.387 mg,PTT 8,2 °Brix.Nilai PTT,TAT,dan kandungan vitamin C setiap komoditas berbeda
tergantung pada jenis dan tingkat kematangan buah.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2014. Menggarap Potensi Pasar Hortikultura.<http://tabloidsahabatpetani.com/menggarap-potensi-pasar-hortikultura/>.Diakses
tanggal 21 April 2015.
Brett,C.dan
K.Waldron.1990.Physiology and Biochemistry of Plant Cell Walls.Great Britain at
The University Press,Cambridge.
Dixon,G.R.dan
David E.Aldous.2014. Horticulture: Plants for People and Places. Production
Horticulture.Springer,New York.
Durner,E.2013.Principles of Horticultural
Physiology.CABI,New Jersey.
Hadiguna,R.A.dan Marimin.2007.Alokasi pasokan
berdasarkan produk unggulan untuk rantai pasok sayuran segar.Jurnal Teknik
Industri 8: 85-101.
Nath,P.,Mondher B.,Autar K.M.,dan Jean
C.P.2014.Fruit Ripening:Physiology,Signalling and Genomics.CABI,London.
Nopiana,S.dan
Siti Balkis.2011. Analisis Pendapatan pola tanam beruntun tanaman hortikultura
di Desa Bangunrejo Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai
Kartanegara.EPP 8: 30-40.
Pantastico,Er.B.1975.Postharvest
Physiology,Handling,and Utilization of Tropical and Sub Tropical Fruits dan
Vegetables.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.
Sharma,S.K.dan M.C.Nautiyal.2009.Postharvest
Technology of Horticultural Crops.New India Publishing Agency,New Delhi.
Sivakumar,D., Divine Njie, Hester Vermulen, Lise Korsten, Rosa Rolle.2009. Horticultural Chain Management for Eastern and
Southern Africa A Theoretical Manual.Food and Agriculture Organization of the
United Nations and Commonwealth Secretariat,London.
Zulkarnain,2009.Dasar-Dasar
Hortikultura.PT Bumi Aksara,Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar