ACARA X
Menghambat Kerusakan Komoditas Hortikultura dengan Penyinaran UV-C
Menghambat Kerusakan Komoditas Hortikultura dengan Penyinaran UV-C
Disusun
oleh:
Nama :Rizky Adi Pratama
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
4.Istiklaliyah
LABORATORIUM
HORTIKULTURA
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
2015
ACARA
X
Menghambat
Kerusakan Komoditas Hortikultura dengan Penyinaran UV-C
Penggunaan sinar UV-C sudah banyak
mendapatkan izin untuk digunakan di berbagai negara. Penggunaan sinar UV-C pada
intensitas rendah(254 nm) dapat menghambat perkembangan patogen dan mengurangi
kerusakan yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan setelah panen(Ben-Yehoshua,2003
cit.Valero dan Serrano,2010).
Radiasi sinar UV-C(240 nm-280 nm) dapat
digunakan dalam penanganan pasca panen produk hortikultura. Pada intensitas
yang rendah,irradiasi UV-C dapat merangsang reaksi yang bermanfaat pada organ
biologi (Shama,2007 cit. Yahia,2011).
Sinar UV-C dapat memperpanjang masa hidup setelah panen serta dapat menjaga
kualitas buah di daerah tropis. Hal tersebut dapat menunda proses deteriorasi,
penuaan,dan pematangan pada buah(Gonzalez-Aguilar et al.,2001;2007 cit. Yahia,2011).
Perlakuan UV-C dapat meningkatkan biosintesis flavonoid sehingga proses
deteriorasi dapat dicegah dan kualitas hasil tanaman setelah panen dapat
terjaga(Gonzalez-Aguilar et al.,2001 cit. Yahia,2011).Sinar UV-C dapat
merangsang atau menghambat sintesis senyawa bioaktif tergantung pada perbedaan
kapasitas antioksidan pada buah(Gonzalez-Aguilar et al.,2007 cit.
Yahia,2011).Alothman et al (2009)
dalam Yahia(2011) menemukan bahwa pencahayaan UV-C dapat meningkatkan fenol dan
flavonoid pada jambu biji dan pisang setelah diberi perlakuan tersebut selama
30 menit. Akan tetapi,pada komoditas anggur mengalami penurunan kualitas dengan
perlakuan tersebut.Pada mangga,perlakuan pencahayaan dengan sinar UV-C dapat
menurunkan kandungan vitamin C. Berdasarkan penelitian Terry dan Joyce(2004)
dalam Yahia(2011) menunjukkan bahwa anggur,pisang mas,dan jambu biji meningkat
antioksidan,polifenol,dan flavonoidnya karena irradiasi sinar UV-C.
Pencahayaan UV-C dapat mengurangi jamur
pada bawang Bombay(Lu et al.,1987 cit.Narayanasamy,2006).dan ubi(Stevens et al.,1990 cit.Narayanasamy,2006).Sinar
tersebut dapat mencegah adanya patogen yang ada setelah panen pada
komoditas.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan beberapa komoditas seperti apel,
jeruk, lemon, anggur, strawberry, tomat, wortel, dan buncis(Narayanasamy,2006).
Susut berat buah tomat yang diberi
penyinaran UV-C sampai dengan 10 menit lebih rendah dibanding kontrol.
Penurunan susut berat tomat akibat penyinaran UV-C dipengaruhi oleh
permeabilitas jaringan buah. Ruang antar sel kulit buah tomat yang diberi penyinaran
UV-C sampai 10 menit lebih rapat sehingga kehilangan air yang terjadi lebih
sedikit dibanding kontrol. persentase susut berat yang paling besar terdapat
pada buah yang diberi penyinaran lampu UV-C selama 20 menit. Hal ini diduga
karena buah yang diberi penyinaran UV-C selama 20 menit mengakibatkan kerusakan
membran. Pada penelitian ini penyinaran UV-C selama 20 menit memiliki koefisien
kematangan buah yang paling rendah yaitu 4,30. Menurut Maharaj et al (2010),pemberian penyinaran UV-C
diduga dapat menghambat perombakan pigmen klorofil sehingga dapat menunda
munculnya warna merah pada tomat. Semakin lama penyinaran UV-C maka pematangan
buah semakin dihambat. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penyinaran
UV-C selama 20 menit akan mempercepat penurunan nilai kualitas visual tomat.
Hal ini dikarenakan pada dosis penyinaran UV-C selama 20 menit, susut berat
buahnya relatif tinggi dan terdapat bercak coklat dipermukaan kulitnya sehingga
buah lebih cepat mengalami kemunduran kualitas dibanding control. Berdasarkan
penelitian ini, semakin lama waktu penyinaran UV-C maka kandungan total asam
tertitrasi buah semakin tinggi. waktu penyinaran UV-C tidak berpengaruh nyata
terhadap kandungan vitamin C buah tomat. Hal ini karena vitamin C mudah sekali
terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga kadar
vitamin C berkurang. Pada penyinaran UV-C selama 10 menit kekerasan buah tomat
dapat dipertahankan lebih lama. Penyinaran UV-C mengakibatkan bercak coklat
pada kulit buah tomat. Buah tomat tanpa penyinaran UV-C (kontrol) pada
permukaan kulit buahnya tidak terdapat bercak coklat. Jumlah buah yang
mempunyai bercak coklat paling banyak terdapat pada penyinaran UV-C selama 20
menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, semakin tinggi dosis penyinaran
UV-C maka jumlah buah yang mempunyai bercak coklat semakin
banyak(Setyaning,2012).
Perlakuan UV-C pada jarak 15 cm pada
mangga dapat memberikan keuntungan maupun kerugian.Hal tersebut tergantung pada
lama penyinaran yang dilakukan.Perlakuan dengan UV-C selama 10 menit secara
signifikan dapat menunda pelunakan buah mangga yang disimpan pada suhu 5°C.
Perlakuan UV-C secara signifikan dapat
mengurangi pembusukan pada buah mangga.Perlakuan tersebut juga dapat
menekan pertumbuhan mikroba yang merugikan.Buah mangga yang diberi
perlakuan dengan UV-C selama 10
menit memiliki penampilan yang lebih
baik dan lebih kencang daripada perlakuan selama 20 menit dan kontrol.
Konsentrasi spermidine meningkat pada fase awal dalam buah mangga dengan radiasi
UV-C selama 20 menit(Gonzalez-Aguilar et
al.,2001).
Daftar
Pustaka
Gonzalez-Aguilar,G.A.,
C. Y. Wang,J. G. Buta,dan D. T. Krizek.2001. Use of UV-C irradiation to prevent
decay and maintain postharvest quality of ripe `Tommy Atkins' mangoes.
International Journal of Food Science and Technology 36: 767-773.
Narayanasamy,P.2006.Postharvest
Pathogens and Disease Management.John Wiley dan Sons,Inc,New Jersey.
Setyaning,U.,Endang
S.,dan Sri T.2012.Pengaruh lama penyinaran terhadap mutu dan umur simpan tomat(Lycopersicon
esculentum Mill.).Skripsi.
Valero,D.dan
Maria S.2010 Postharvest Biology and Technology for Preserving Fruit
Quality.CRC Press,Boca Raton.
Yahia,E.M.,2011.Postharvest
biology and technology of tropical and subtropical fruits.Woodhead Publishing
Series in Food Science,Technology and Nutrition 1: 60-62.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar