LAPORAN PRAKTIKUM
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA III
PENYIMPANAN KOMODITAS HORTIKULTURA
PASCA PANEN HORTIKULTURA
ACARA III
PENYIMPANAN KOMODITAS HORTIKULTURA
Disusun oleh:
Nama :Rizky Adi Pratama
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
NIM :12897
Gol/Kel:C2/6
Asisten :1.Bella Vyatrisa
2.Bela Tri Wijayanti
3.Dhemas Adi Purwa
4.Istiklaliyah
LABORATORIUM HORTIKULTURA
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
2015
I.PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Komoditas hortikultura merupakan
komoditas pertanian yang mudah rusak.Hal tersebut disebabkan karena komoditas
tersebut mengandung kadar air yang tinggi.Oleh karena itu,komoditas tersebut
harus ditangani dengan baik.Kerusakan komoditas hortikultura merupakan suatu
hal yang tidak dapat dihindari tetapi dapat ditunda.Penundaan waktu kerusakan
dapat dilakukan dengan usaha yang modern maupun tradisional.Usaha tersebut
meliputi pengaturan dan manipulasi faktor-faktor yang mempengaruhi daya hidup
panen antara lain suhu,kelembaban udara,dan susunan udara lingkungan.
Pemahaman tentang metode penyimpanan
komoditas hortikultura merupakan komponen yang sangat penting dalam penanganan
pasca panen hasil komoditas hortikultura.Metode penyimpanan yang baik akan
menjaga kualitas dan kuantitas komoditas hortikultura.
B.Tujuan
1.Menerapkan metode
peyimpanan untuk menjaga umur simpan dan
kualitas komoditas hortikultura
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Komoditas
hortikultura yang diutamakan adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi,
mempunyai peluang pasar besar dan mempunyai potensi produksi tinggi serta
mempunyai peluang pengembangan teknologi. Adapun upaya yang dilaksanakan
untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya
hortikultura unggulan, yaitu meliputi penumbuhan sentra agribisnis hortikultura
dan pemantapan sentra hortikultura yang sudah ada.Salah satu metode untuk
menjaga kualitas adalah penyimpanan komodita (Soleh, 1999 cit. Nopiana dan Balkis,2011).
Produk
pascapanen hortikultura merupakan produk yang mudah rusak.Hasil pasca panen
merupakan bagian tanaman yang masih hidup yang mengandung sekitar 65 -95%
air.Kegiatan fotosintesis pada produk yang telah dipanen masih terjadi.Pada
komoditas pasca panen mengalami proses kemunduran fisiologi yang disebabkan oleh
suhu,kelembaban dan kerusakan fisik. Apabila suatu komoditas pasca panen
diletakkan pada suhu kamar akan menyebabkan perubahan warna dan ketegaran buah.Oleh
karena itu,kualitas komoditas hortikultura harus disimpan pada kondisi yang
dapat memperpanjang umur simpan komoditas(Soesanto,2006).
Pengemasan merupakan cara untuk menjaga
mutu kesegaran dan umur simpan komoditas hortikultura.Pengemasan dapat
mengurangi atau mencegah dampak kerusakan.Salah satu alternatif dalam mengatasi
laju respirasi pasca panen adalah dengan penyimpanan pada suhu dingin atau
menggunakan ventilasi dengan cara melubangi pada kemasan(Mailangkay,2002 cit. Arianto et al.,2013).Pengemasan dengan plastik yang terdapat lubang dapat
menjenuhkan atmosfer pada tempat penyimpanan akan tetapi dapat membuat beberapa
komoditas hortikultura retak atau rusak
Pengaruh kondisi kemasan, suhu dan lama penyimpanan secara umum
berpengaruh terhadap perubahan mutu dari paprika dan wortel.Kemasan kantong
plastik yang dilubangi dengan jarak lubang 4 cm lebih baik
bila-dibandingkan.dengan jarak lubang 2 atau 6 cm pada penyimpanan suhu kamar.
Paprika, pada hari ke 15 yang dikemas dalam kemasan plastik dengan jarak antar
lubang 2 cm, agak sedikit keriput, agak lunak dan aroma pedas berkurang, sedangkan
penampakan wortel warna menjadi oranye kusam pada beberapa tempat
bebintik-bintik hitam. Jika jarak antar lubang 6 cm,pada hari ke 15, tangkai
buah busuk, warna berubah menjadi hijau kekuningan, pada beberapa bagian
teriadi kebusukan dan berair. Sedangkan untuk wortel penampakan relatif masih
baik, hampir sama dengan jarak lubang 4 cm tetapi aroma lebih tajam dan rasanya
pahit. sama dengan jarak lubang 4 cm tetapi aroma lebih tajam dan rasanya
pahit(Wijandi et al.,1989).
Sayuran
paling baik disimpan pada suhu 32°F dengan RH 90-95 %. Suhu di atas 35°F dapat
memperpendek umur simpan komoditas sayuran.Kubis dapat bertahan selama 3-5
minggu pada suhu penyimpanan 0°C.Brokoli dapat bertahan 10-14 hari pada suhu 0 °C.Sayuran
buah seperti buncis,mentimun,okra,cabai,labu,dan tomat peka terhadap
pendinginan 40°-50°F.Jika suhu penyimpanan terlalu tinggi maka dapat meyebabkan
kekakuan,warna kuning,dan kerusakan pada komoditas hortikultura.Suhu
penyimpanan pada tomat tergantung pada tingkat kemasakan.Tomat hijau tidak akan menjadi matang pada suhu
32°-45°F.Sayuran dan buah cocok disimpan pada RH 92 %.Pada RH 95 % komoditas
hortikultura akan mengalami pembusukan dan pada RH 80 % akan mengalami susut
bobot(Pantastico,1975).
Penyimpanan pada suhu dingin dapat
mengurangi respirasi,memperlambat proses penuaan,memperlambat
kelayuan.Penyimpanan pada suhu rendah diperlukan untuk sayuran yang mudah rusak
karena hal tersebut dapat mengurangi kecepatan proses metabolisme.Setiap jenis
sayuran mempunyai sifat karakteristik penyimpanan tersendiri.Hal tersebut
dipengaruhi varietas,tempat tumbuh, kondisi tanah, cara budidaya tanaman, derajat
kematangan,dan penanganan sebelum disimpan.Untuk memperoleh hasil penyimpanan
yang baik,suhu ruang pendingin harus dijaga agar konstan dan tidak
berfluktuasi(Samad,2006).Pada buah tomat yang belum matang lebih baik disimpan
pada suhu 8,9-10 °C dengan RH 85-90%.Penyimpanan pada kondisi tersebut dapat
membuat tomat bertahan sampai 4-5 minggu.Pada tomat yang sudah
matang,penyimpanan pada suhu 7,2 °C dengan RH 90% dapat membuat buah tomat bertahan
hingga satu minggu(Peter,2009).
Penyimpanan komoditas hortikultura juga dapat
dilakukan pada serbuk gergaji.Penyimpanan tersebut tidak boleh terlalu
kering.Apabila terlalu lembab maka bakteri dan jamur akan
berkembang.Penyimpanan tersebut dapat menunda peningkatan kehilangan air dalam
selang waktu antara saat panen dan pengepakan.Penggunaan serbuk gergaji dalam
penyimpanan harus dalam kondisi kering(Janick,2004).
Penyinaran UV-C selama 20 menit akan
mempercepat penurunan nilai kualitas visual tomat. Hal ini dikarenakan pada
dosis penyinaran UV-C selama 20 menit, susut berat buahnya relatif tinggi dan
terdapat bercak coklat dipermukaan kulitnya sehingga buah lebih cepat mengalami
kemunduran kualitas dibanding perlakuan kontrol. Berdasarkan penelitian ini,
semakin lama waktu penyinaran UV-C maka kandungan total asam tertitrasi buah
semakin tinggi. waktu penyinaran UV-C tidak berpengaruh nyata terhadap
kandungan vitamin C buah tomat. Hal ini karena vitamin C mudah sekali
terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga kadar
vitamin C berkurang. Pada penyinaran UV-C selama 10 menit kekerasan buah tomat
dapat dipertahankan lebih lama. Penyinaran UV-C mengakibatkan bercak coklat
pada kulit buah tomat. Buah tomat tanpa penyinaran UV-C pada permukaan kulit
buahnya tidak terdapat bercak coklat(Setyaning,2012).
III.METODE
PELAKSANAAN
Praktikum Penyimpanan Komoditas
Hortikultura dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2015 di Laboratorium
Hortikultura,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta pada pukul
13.30 WIB. Bahan yang digunakan meliputi buah tomat sebanyak 72 buah,airAlat
yang digunakan meliputi wadah,timbangan,plastik,crisper,lemari es,kertas
koran,lampu UV,dan serbuk.
Cara
kerja yaitu 72 buah tomat dibagi menjadi 8 perlakuan.Setiap perlakuan terdapat
3 ulangan.Masing-masing ulangan terdapat 3 buah tomat.Perlakuan yang digunakan
meliputi penyimpanan tomat pada serbuk gergaji basah,serbuk gergaji
kering,plastik rapat,plastik yang diberi lubang kecil sebanyak 16
lubang,crisper,lemari es bagian tengah, koran 1 lapis,dan lampu UV.Sebelum
diberi perlakuan,bobot awal,VQR,dan indeks warna tomat diamati.Semua tomat
diberi perlakuan penyimpanan tersebut dan disimpan selama 1 minggu.Setelah satu
minggu buah tomat dikeluarkan dari perlakuan penyimpanan,ditempatkan pada wadah
keranjang kecil serta diamati susut bobot,VQR dan indeks warnanya setiap hari
selama seminggu.
Nilai VQR(Visual Quality Rating)
Kader et al(1973)
Nilai
|
Keterangan
|
9
dan 8
|
Sempurna,Segar,Sangat
Baik
|
7
dan 6
|
Baik,Kerusakan
Sedikit
|
5
dan 4
|
Cukup,Kerusakan
Sedang
|
3
|
Buruk,Tidak
Terjual
|
2
|
Bagian
yang termakan terbatas
|
1
|
Tidak
termakan sama sekali
|
Indeks
Warna Buah Tomat
Nilai
Warna(Score)
|
Keterangan
|
1
|
Seluruh permukaan warna hijau atau
hijau keputihan
|
2.
|
Ada perubahan warna yang jelas dari
hijau/hijau keputihan menjadi kuning,oranye,merah/merah muda tetapi tidak
lebih dari 10 %
|
3
|
10-30 % permukaan buah berwarna
kuning,oranye,merah muda/merah
|
4
|
30-60 % permukaan buah berwarna
kuning,oranye,merah/merah muda,buah sudah masak tetapi masih keras
|
5
|
60-90 % permukaan buah berwarna
kuning,oranye,merah/merah muda,buah sudah masak tetapi masih keras
|
6
|
Masak penuh,lebih dari 90 % dari
seluruh permukaan buah berwarna kuning,oranye,merah/merah muda buah sedikit
lunak.
|
IV.HASIL
1.Bobot
Komoditas
Bobot Hari Ke-(gr)
|
||||||||
No.
|
Perlakuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Serbuk Gergaji Basah
|
26.48667
|
26.00667
|
25.78333
|
25.43333
|
25.2
|
24.91
|
24.45333
|
2
|
Serbuk Gergaji Kering
|
29.99667
|
26.74667
|
26.49
|
26.18
|
25.70667
|
25.12333
|
25.12
|
3
|
Plastik Rapat
|
23
|
22.59
|
22.14
|
21.91333
|
21.78667
|
21.55
|
21.2
|
4
|
Plastik Lubang 16
|
33.72333
|
33.14667
|
33.66
|
33.44
|
33.03
|
32.75333
|
29.33667
|
5
|
Crisper
|
25.00667
|
24.21667
|
23.54
|
23.05
|
22.33667
|
21.58
|
21.21
|
6
|
Lemari Es Bagian Tengah
|
31.2
|
30.19333
|
28.85667
|
28.58
|
28.24667
|
27.99667
|
27.73333
|
7
|
Koran
|
45.91333
|
45.65
|
45.36
|
45
|
44.31667
|
44.17667
|
43.99667
|
8
|
Sinar UV
|
44.60333
|
44.03667
|
43.57333
|
42.88333
|
42.33667
|
41.73333
|
41.6
|
9
|
Kontrol
|
22.38
|
21.87
|
21.65
|
21.45667
|
20.74333
|
20.34333
|
19.47333
|
2.VQR
VQR Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Perlakuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Serbuk Gergaji Basah
|
6.66667
|
5.66667
|
5.43333
|
4.73333
|
4.61333
|
4.33333
|
4
|
2
|
Serbuk Gergaji Kering
|
9
|
7.43333
|
7.1
|
5.3
|
4.88
|
4.42333
|
4.2
|
3
|
Plastik Rapat
|
6.66667
|
5.83333
|
5.66667
|
5.66667
|
5.56667
|
5.56667
|
3.66667
|
4
|
Plastik Lubang 16
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5.33333
|
5.33333
|
4.9
|
5
|
Crisper
|
6.44667
|
6.33333
|
6
|
6
|
5.55333
|
5
|
4.78
|
6
|
Lemari Es Bagian Tengah
|
8
|
7
|
6
|
5.86667
|
5.86667
|
5.55667
|
5
|
7
|
Koran
|
6.55667
|
6.55667
|
5.66667
|
5.78
|
5.78
|
5.78
|
4.89
|
8
|
Sinar UV
|
5.44333
|
5.44333
|
5.44333
|
5.11
|
2
|
2
|
1
|
9
|
Kontrol
|
5.89
|
5.89
|
5.55667
|
5.55667
|
3.33333
|
3.22333
|
2.44333
|
3.Indeks
Warna
Indeks Warna Hari Ke-
|
||||||||
No.
|
Perlakuan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
1
|
Serbuk Gergaji Basah
|
2
|
2.33333
|
2.99
|
4.33333
|
4.33333
|
4.33333
|
4.55667
|
2
|
Serbuk Gergaji Kering
|
1
|
1.96667
|
2.96667
|
3.3
|
3.3
|
3.3
|
3.3
|
3
|
Plastik Rapat
|
1.33333
|
2.16667
|
2.54333
|
3.33333
|
3.33333
|
3.53333
|
3.77667
|
4
|
Plastik Lubang 16
|
3
|
3.22
|
3.44667
|
3.89
|
3.89
|
4
|
4.77667
|
5
|
Crisper
|
1
|
1
|
1.11
|
1.89
|
1.89
|
1.89
|
2.55667
|
6
|
Lemari Es Bagian Tengah
|
1
|
1
|
1.11
|
1.89
|
1.89
|
2
|
2.22333
|
7
|
Koran
|
5.89
|
5.89
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
8
|
Sinar UV
|
1
|
1
|
2.44667
|
5
|
5
|
6
|
6
|
9
|
Kontrol
|
2.44667
|
2.44667
|
2.44667
|
4.44333
|
4.44333
|
5.11
|
5.89
|
V.PEMBAHASAN
1.Penyimpanan
Komoditas Hortikultura
Penyimpanan komoditi hortikultura pada dasarnya merupakan usaha untuk
mempertahankan komoditi (panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya
digunakan. Oleh karena itu, maka penyimpanan juga berarti upaya mempertahankan
komoditi panenan tetap dalam kondisi segar dan sekaligus masih memiliki
kualitas yang baik.Penyimpanan tersebut diperlukan terutama bagi komoditi hortikultura yang mudah mengalami
kerusakan setelah memasuki periode pasca
panen, karena cara penyimpanan tersebut dapat mengurangi laju respirasi dan
metabolisme lainnya, mengurangi proses
penuaan, mengurangi kehilangan air dan pelayuan, mengurangi kerusakan akibat aktivitas mikroba, dan
mengurangi proses pertumbuhan yang tidak dikehendaki seperti pertunasan.
2.Macam-Macam Penyimpanan Komoditas Hortikultura
Menurut Peter(2009),macam-macam penyimpanan hortikultura meliputi
pendinginan, pengendalian atau modifikasi atmosfer,dan hipobarik.
A.Pendinginan
Metode pendinginan direkomendasikan untuk komoditas yang mudah rusak untuk
memperlambat laju perubahan metabolik,kehilangan air,respirasi,dan kerusakan
karena mikroorganisme.Kondisi ideal penyimpanan dengan pendinginan adalah
dengan temperatur terendah yang tidak menyebabkan kerusakan pada produk.
B.Pengendalian atau Modifikasi
Atmosfer
Prinsip dari metode tersebut adalah dengan menghilangkan atau penambahan
komposisi gas sehingga kondisi penyimpanan berbeda dari kondisi normal.Pada
modifikasi atmosfer,hal yang dilakukan yaitu menurunkan kandungan oksigen dan
meningkatkan konsentrasi karbondioksida.
C.Hipobarik
Penyimpanan hypobaric adalah
bentuk penyimpanan atmosfer
terkendali di mana produk disimpan dalam vakum
parsial.Ruang vakum dihubungkan secara
kontinyu dengan udara yang mengandung air jenuh untuk mempertahankan tingkat
oksigen dan mengurangi kehilangan
air.Pematangan pada buah dapat diperlambat dengan penyimpanan hipobarik karena
penurunan tekanan parsial pada oksigen dan untuk beberapa buah-buahan dapat menurunkan
etilen.Metode tersebut dapat diterapkan pada buah,sayur,bunga potong dan
tanaman pot.
3.Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Proses Penyimpanan Komoditas
Hortikultura
1.Suhu
Suhu dalam penyimpanan seharusnya dipertahankan agar tidak terjadi
kenaikan dan penurunan.Biasanya dalam penyimpanan dingin, suhu dipertahankan
berkisar antara 1 °C sampai dengan 2 °C.Penyimpanan yang mendekati titik beku
mungkin saja diperlukan interval suhu yang lebih sempit. Suhu di bawah optimum
akan menyebabkan pembekuan atau terjadinya
chilling injury ,sedangkan
suhu di atas optimum akan menyebabkan
umur simpan menjadi lebih singkat. Fluktuasi suhu yang luas dapat terjadi
bilamana dalam penyimpanan terjadi kondensasi yang ditandai adanya air pada permukaan komoditi simpanan. Kondisi ini juga menandakan bahwa
telah terjadi kehilangan air yang cepat pada komoditi bersangkutan.
Persyaratan suhu penyimpanan untuk berbagai jenis komoditi sangat
berlainan satu dengan lainnya. Suhu yang lebih rendah dari suhu optimum
biasanya akan dapat mengakibatkan terjadinya pengembunan pada permukaan
komoditi. Bilamana hal ini terjadi, maka dapat menyebabkan pengkeriputan dan
berkurangnya kualitas akibat cepatnya
proses penuaan. Bilamana terdapat berb
edaan suhu yang terlalu besar
dalam ruangan, maka keadaan tersebut
dapat diatasi dengan menyertakan dinding
penyekat atau dengan mempertahankan sirkulasi udara yang cukup di dalam ruang simpan. Kecepatan
gerakan atau sirkulasi udara yang dapat
memberikan k euntungan atau tercapainya kondisi yang tetap (stabil) berkisar antara 0,25 sampai dengan
0,33 m/detik atau berkisar 50 sampai
dengan 75 feet/menit.
2. Kelembaban
Untuk kebanyakan komoditi yang mudah rusak, kelembaban relatif dalam penyimpanan sebaiknya dipertahankan
pada kisaran 90 sampai 95%. Kelembaban di bawah kisaran tersebut akan
menyebabkan kehilangan kelembaban
komoditi. Kondisi ini tidak diinginkan karena
merugikan. Kelembaban yang mendekati 100% kemungkinan akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme lebih
cepat dan juga menyebabkan permukaan komoditi pecah-pecah.
Komoditi
hortikultura setelah panen yang diletakkan dalam udara terbuka akan mengalami keseimbangan kadar air
bahan dengan kelembaban udara di
sekitarnya. Kadar air dalam keadaan seimbang ini disebut kadar air keseimbangan
atau Equilibrium Moisture Content.Setiap
kelembaban relatif atau kelembaban nisbi atau sering disingkat sebagai RH, dalam suatu ruangan penyimpanan
menghasilkan kadar air seimbang tertentu
untuk suatu komoditi simpanan. Untuk tiap jenis komoditi memiliki kepekaan atau
tanggapan yang berbeda -beda terhadap kelembaban relatif. Bagi komoditi
hortikultura yang mudah rusak, maka
penyimpanan sebaiknya memeiliki kelembaban
relatif berkisar antara 80 sampai dengan 90 persen.Seperti diketahui bahwa
kebanyakan buah-buahan dan sayuran maupun bunga potong mengandung air berkisar
antara 85 sampai dengan 90 persen berat
keseluruhan bahan. Komoditi tersebut akan
mengalami kehilangan air secara terus menerus seiring dengan berjalannya
waktu setelah panen. Kehilangan air yang berlebihan mengakibatkan komoditi akan
layu, kisut/keriput, liat, dan tidak beraroma. maupun berasa yang menarik.
Kehilangan air tersebut sebenarnya dapat
dikurangi atau ditekan, yaitu dengan cara sebagai berikut :
a.Mempertahankan RH tetap tinggi,
b.Menurunkan suhu,
c.Memberikan aliran udara yang cukup
untuk menghilangkan panas udara di
sekitar komoditi akibat respirasi
d.Melapisi komoditi dengan bahan
pelapis seperti lilin dan khitosan
maupun dengan pembungkusan.
3.
Komposisi atmosfer
Komposisi udara atau atmosfir tempat atau ruangan penyimpanan sebaiknya dikendalikan agar komoditi yang
disimpan tidak menghasilkan maupun mengonsumsi gas. Jenis gas yang tidak
dikehendaki berada dalam konsentrasi
yang tinggi dapat dibuang atau dikurangi dengan cara menyerapnya menggunakan air atau kapur.
Etilen dan senyawa volatile lainnya
dapat dibuang dari ruang simpan dengan menggunakan KmnO4,
katalisator oksidasi atau cahaya UV. Oksigen dapat dibuang dengan menggunakan
proses pembakar
an atau penyaringan molekuler.
4.Kualitas
Komoditas
Agar penyimpanan
memberikan arti bagi upaya memperpanjang masa kesegaran, maka hendaknya
sayuran, buah- buahan maupun bunga
potong yang akan disimpan terbebas dari luka atau lecet maupun kerusakan lainnya. Ker usakan tersebut dapat
menyebabkan kehilangan air. Buah-buah yang telah memar dalam penyimpanannya
akan mengalami susut bobot hingga empat kali lebih besar bila dibandingkan
buah-buah yang utuh dan baik. Komoditi-komoditi tersebut juga sebaiknya dalam
kondisi tingkat kematangan optimal, jangan yang terlalu muda (immature) maupun tua (over ripe).
Tiap jenis komoditi memiliki sifat atau karakteristik penyimpanan tersendiri.Sifat-sifatnya
selama dalam penyimpanan dapat juga dipengaruhi oleh varietas, iklim atau
kondisi agronomi tempat tumbuh, cara budidaya maupun cara panenan.Jika komoditi
yang akan disimpan memiliki kondisi tidak baik tentunya penyimpanan juga tidak
mungkin dapat memperbaiki kondisi komoditi yang telah jelek tersebut, bahkan
upaya penyimpanan justru dapat menambah kerugian dalam penanganan pasca
panennya.
4.Kelebihan dan Kekurangan Metode Penyimpanan Komoditas
Hortikultura
A.Serbuk gergaji
Keuntungan dari metode tersebut adalah murah dan mudah serta mudah
didapatkan.Kerugian penggunaan serbuk gergaji adalah apabila terlalu lembab
dapat merangsang adanya bakteri dan jamur yang bisa merusak komoditas
hortikultura.Apabila terlalu kering,kehilangan air pada komoditas menjadi
tinggi lajunya.
B.Plastik Rapat
Penggunaan plastik rapat dalam penyimpanan memiliki keunggulan,yaitu
dapat membuat umur simpan komoditas hortikultura menjadi lebih lama(cukup lama)
serta melindungi komoditas dari kerusakan akibat serangan hama dan patogen. Kelemahan
dari metode tersebut adalah adanya respirasi anaerob yang dapat membuat
komoditas hanya sedikit mengandung gula atau tidak dapat diterapkan dalam
jumlah yang banyak dengan cara manual.
C.Crisper
Penyimpanan komoditas hortikultura di dalam crisper dapat memperpanjang
umur simpan.Kekurangan metode ini adalah tidak dapat diterapkan dalam jumlah
yang sangat banyak.
D.Plastik dengan 16 lubang
Keunggulan dari metode ini adalah
kelembaban komoditas dapat terjaga.Kekurangan metode ini umur simpan lebih
pendek daripada penyimpanan dengan plastik rapat.
E.Lemari Es Bagian Tengah
Keunggulan dari metode ini adalah
dapat memperpanjang umur simpan akan tetapi masa simpan lebih pendek daripada
dari perlakuan crisper.Kekurangan metode ini adalah harga alat yang mahal.
F.Sinar UV
Kelebihan dari metode ini adalah
dapat memperlama umur simpan.Kekuranga metode ini adalah penguasaan penggunaan
alat dan kandungan asam dapat meningkat karena perlakuan tersebut sehingga rasa
buah menjadi asam.
G.Kertas Koran
Penyimpanan dengan koran dapat
menjaga kelembaban komoditas.Kelemahan metode ini adalah apabila komoditas
mengeluarkan air maka akan basah dan membuat komoditas rusak.
5.Grafik Hasil Pengamatan
A.Susut Bobot
Perlakuan penyimpanan
buah tomat pada serbuk gergaji kering,crisper,koran,dan sinar UV memiliki susut bobot yang relatif cepat. Serbuk
gergaji yang kering dapat mempercepat respirasi pada buah tomat karena kondisi
kering akan menimbulkan adanya suhu yang cukup tinggi.Pada perlakuan
crisper,buah tomat akan mengalami laju susut bobot yang tinggi karena suhu
penyimpanan hanya dapat memperpanjang umur simpan dalam waktu yang
pendek.Perlakuan koran menyebabkan kondisi pada buah tomat menjadi pengap dan menyebabkan
adanya kondisi panas yang dapat menyebabkan transpirasi dan respirasi.Sinar UV
dapat merusak jaringan pada kulit buah tomat sehingga permeabilitas jaringan
menjadi renggang atau rusak sehingga lubang pada jaringan menjadi banyak yang
dapat menyebabkan proses respirasi dan transpirasi menjadi lebih cepat.Susut
bobot pada perlakuan plastik lubang 16 lebih besar dari plastik rapat.Hal
tersebut disebabkan karena oksigen banyak yang masuk pada buah sehingga dapat
memicu terjadinya proses respirasi.Pada perlakuan lemari es bagian tengah,suhu
pada perlakuan tersebut dingin sehingga dapat menekan atau memperlambat proses
respirasi dan transpirasi.Semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang jauh
terhadap perlakuan kontrol.
B.VQR
Perlakuan sinar UV dapat menurunkan kualitas visual buah.Sinar UV dapat
menimbulkan bercak pada kulit buah dan kerusakan akibat kerusakan tersebut
dapat mempercepat kemunduran buah.Hal tersebut dibuktikan bahwa perlakuan UV
dapat mempercepat penurunan nilai VQR.Bahkan lebih buruk daripada perlakuan
kontrol.Perlakuan plastik rapat dapat memperlambat kemunduran visual buah
tomat.Hal tersebut juga terdapat pada perlakuan plastik lubang 16 dan
crisper.Penyimpangan hasil tersebut dapat disebabkan oleh tingkat kemasakan
buah tomat.Serbuk gergaji kering dan basah menunjukkan pengaruh yang hamper
sama terhadap visual buah.Koran dapat memperlambat penurunan mutu visual.
C.Indeks
Warna
Berdasarkan grafik,perlakuan sinar UV
dapat mempercepat perubahan warna buah
tomat karena UV dapat menimbulkan bercak yang dapat mempercepat terjadinya
kemunduran.Plastik rapat lebih baik daripada plastic dengan lubang 16 karena
plastic yang rapat dapat menghambat laju respirasi dan transpirasi pada buah
tomat.Perlakuan koran tidak menunjukkan perubahan warna karena dapat disebabkan
tingkat kemasakan buah sudah maksimal.Lemari es bagian tengah dapat
memperlambat terjadinya perubahan warna karena suhu yang dingin memperlambat
laju respirasi dan transpirasi.Hal tersebut juga terjadi pada perlakuan
crisper.Serbuk gergaji basah dapat mempercepat proses pemasakan buah karena
adanya kelembaban yang dapat merangsang adanya hama dan patogen. Serbuk gergaji
kering dapat menjaga mutu buah dalam waktu yang lebih lama.
VI.KESIMPULAN
1.Metode penyimpanan buah tomat meliputi serbuk gergaji basah,serbuk gergaji
kering,plastik rapat,plastik yang diberi lubang kecil sebanyak 16
lubang,crisper,lemari es bagian tengah, koran 1 lapis,dan lampu UV.Setiap
metode mempunyai kelebihan dan kekurangan.Metode penyimpanan dierapkan
berdasarkan jangka waktu penyimpanan
DAFTAR
PUSTAKA
Arianto,D.A.Supriyanto,dan
Laila K.M.2013.Karakteristik jamur tiram(Plerotus
ostreatus) selama penyimpanan dalam kemasan plastic
polypropilen(pp).AGROINTEK 7: 66-75.
Janick,Jules.2004.
Horticultural Reviews, Volume 30.John Wiley & Sons,Inc,New Jersey.
Kader,A.A.,Werner
J.L.,dan Leonard L.M.1973.Systems for scoring quality of harvested
lettuce.HortScience 8: 408-409.
Nopiana,S.dan Siti Balkis.2011. Analisis
Pendapatan pola tanam beruntun tanaman hortikultura di Desa Bangunrejo
Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara.EPP 8: 30-40.
Pantastico,Er.B.Postharvest
Physiology,Handling,and Utilization of Tropical and Sub Tropical Fruits dan
Vegetables.The AVI Publishing Company,Inc,Westport.
Peter,K.V.E.2009.Basics
of Horticulture.New India Publishing Agency,New Delhi.
Samad,M.Y.2006.Pengaruh
penanganan pasca panen terhadap mutu komoditas hortikultura.Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia 8: 31-36.
Setyaning,U.,Endang S.,dan Sri
T.2012.Pengaruh lama penyinaran terhadap mutu dan umur simpan tomat(Lycopersicon
esculentum Mill.).Skripsi.
Soesanto,Loekas.2006.Penyakit
Psca Panen:Sebuah Pengantar.Kanisius,Yogyakarta.
Wijandi,S., Krisnani Setyowati,Erliza
Hambali,dan Ade Iskandar.1989. Studi Kemasan
Komoditi Buah-Buahan Segar, Sayur-Sayuran Dan Bunga-Bungaan Segar Yang Bernilai
Ekonomis Tinggi Dalam Rangka Meningkatkan Ekspor Non Migas.< http://web.ipb.ac.id/~lppm/lppmipb/penelitian/hasilcari.php?status=buka&id_haslit=621.798.2+WIJ+s>.Diakses tanggal 22 April
2015.