LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR TEKNOLOGI
BENIH
ACARA VIII
KALIBRASI MOISTURE TESTER
DISUSUN OLEH
ASISTEN KOREKSI:MIRANDA
FERWITA SARI
LABORATORIUM TEKNOLOGI
BENIH
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
ACARA VIII
KALIBRASI MOISTURE
TESTER
PENDAHULUAN
Latar belakang
Alat-alat laboratorium Teknologi Benih harus
secara rutin ditera agar selalu memberikan hasil yang benar.Moisture tester
merupakan alat yang digunakan pada setiap pengujian benih di laboratorium.Oleh
sebab itu,moisture tester yang
digunakan harus dapat dipercaya dan dapat mendekati kadar air benih dengan
benar dan teliti.
Alat pengukur kadar benih yang banyak
dipakai adalah electrical moisture tester.Alat-alat ini dapat bekerja lebih
cepat daripada alat-alat lain,misalnya oven atau alat yang menggunakan sinar
infra merah.Selain itu, electrical moisture tester lebih praktis digunakan dan
pada model-model tertentu portabel.
Alat pengukur kadar air secara tidak
langsung memiliki kelemahan yaitu tidak berlaku untuk semua jenis benih dan
kerumitan instrumennya mengakibatkan banyak kemungkinan tidak berfungsi secara
benar sehingga data yang dihasilkan tidak akurat.
Tujuan
1.Mengetahui moisture tester
yang ada masih benar atau telah ada kesalahan.
2.Membuat table koreksi apabila
ternyata alat tersebut tidak benar.
TINJAUAN PUSTAKA
Kalibrasi adalah kegiatan untuk
menentukan kebenaran konvensional pada nilai penunjuk alat ukur atau bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang merujuk pada standar
nasional maupun internasional untuk satuan ukur.Kalibrasi bertujuan untuk Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar
Nasional maupun Internasional.Selain itu,kalibrasi juga digunakan untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai
konvensional penunjukan suatu instrumen ukur.Kalibrasi memiliki manfaat,yaitu untuk mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur(Rakhman,2014).
Kalibrasi adalah memastikan hubungan antara harga-harga
yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran
yang diukur. Bila berbicara kalibrasi maka kita membahas tentang rangkaian
kegiatan pengukuran instrumen-instrumen ukur secara perbandingan maupun
langsung terhadap standar acuan (Renanta, 2009 ).
Proses penyelarasan
atau penyesuaian item yang baik baru diproduksi atau dikenal untuk keluar dari
toleransi, atau jika tidak dalam keadaan tak tentu. Perbandingan alat uji
dengan ketidakpastian diketahui standar dengan ketidakpastian dikenal Kalibrasi
adalah perbandingan dari sebuah peralatan uji dengan standar. Kalibrasi tidak
ada hubungannya dengan penyesuaian, perbaikan, keselarasan, zeroing, atau
standardisasi .Semua ini dapat dimasukkan ke dalam proses di beberapa titik,
tergantung pada apa item, bagaimana digunakan, dan dalam beberapa kasus, pada tingkat
apa yang sedang dikalibrasi(Bucher,2006).
Pentingnya kalibrasi, yaitu : 1). Menjamin mutu, dalam
pengertian setiap produk memerlukan bukti bahwa hasil ukur telah mampu telusur
(traceable) pada standar nasional maupun internasional.2). Tidak terdapat cacat
atau penyimpangan hasil ukur. 3) Menjamin kepentingan keselamatan manusia. 4)
Menjamin kondisi alat ukur tetap terjaga sesuai spesifikasinya. Hasil kalibrasi
harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan
tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisis
ketidakpastian (Wahyudi, et.al., 2009).
Pengujian kelembaban sangat penting untuk memantau
seberapa baik kita menjaga kelembaban benih di semua jenis penyimpanan. Tester
kelembaban elektronik cukup untuk sebagian besar benih ortodoks tetapi perlu
secara berkala diverifikasi dengan tes laboratorium oven. Para meter elektronik
juga harus memiliki grafik konversi dikembangkan. Mereka tidak memberikan
pembacaan langsung untuk pohon dan semak benih. Grafik konversi yang dibuat
oleh kemunduran pembacaan meter dengan uji kelembaban oven selama rentang nilai
kelembaban benih Benih rekalsitran regular tidak Boleh diuji oleh Alat
elektronik Tapi prosedur yang digunakan untuk menangani mereka harus diperiksa
setidaknya pada awalnya untuk memastikan kelembaban keept pada tingkat yang
cukup tinggi(Bonner and Karfalt,2008).
Kalibrasi adalah kegiatan pemeriksaan,
dibandingkan dengan standar, akurasi alat ukur dari
jenis apa pun. Ini juga termasuk penyesuaian
instrumen untuk membawa ke sejalan dengan standar. bahkan instrumen pengukuran
yang paling tepat tidak ada
gunanya jika Anda tidak bisa yakin bahwa itu akurat membaca -
atau, lebih realistis, bahwa Anda tahu apa kesalahan pengukuran. Dengan memeriksa instrumen terhadap standar referensi yang dikenal
sendiri telah dikalibrasi dalam rantai pengukuran yang dapat ditelusuri kembali ke disepakati Standar Internasional - sistem satuan SI
- misalnya Volt; ampere;
watt; meteran; liter.
(Standar ini telah menggantikan "Standar Nasional" yang selama bertahun-tahun persyaratan traceability)(Anonim,2010).
METODOLOGI
Praktikum
Dasar-Dasar Teknologi Benih yang berjudul “ Kalibrasi Moisture Tester
dilaksanakan pada hari Rabu,7 Mei 2014 pada pukul 13.30 WIB di Laboratorium
Teknologi Benih,Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada.Alat-alat yang
digunakan,yaitu grinder,oven,moisture tester tipe Dickey John,mortar dengan
tutupnya,dan timbangan elektrik.Bahan yang digunakan,yaitu benih jagung(Zea mays) dan benih kedelai(Glycine max).
Cara kerjanya terdiri atas dua macam
metode,yaitu secara langsung dan tidak langsung.Pada metode langsung,alat yang
digunakan yaitu oven.Pada metode tidak langsung,alat yang digunakan moisture
tester tipe Dickey John.Langkah kerja pada metode tidak langsung,benih diambil
secukupnya lalu dimasukkan pada moisture tester tipe Dickey John yang
sebelumnya sudah dibuka tutupnya.Setelah itu,kadar air benih dicari dengan
bantuan tombol yang tersedia.Nama benih pada layar digital diatur sesuai nama
benih yang dicari kadar airnya.Setelah itu,tombol ok ditekan dan kadar air
sudah dapat diketahui.Langkah kerja pada metode langsung,yaitu masing-masing
benih dihaluskan dengan grinder lalu ditimbang beratnya.Mortar serta tutupnya
ditimbang (M1) gr.Benih yang telah dimasukkan di dalam mortar lalu ditutup.Setelah
itu,mortar berisi benih ditimbang(M2) gr.Setelah itu,mortar yang berisi benih tersebut
dioven selama ± 1 jam.Setelah satu jam, mortar yang berisi benih tersebut
ditimbang beratnya dengan timbangan elektrik(M3) gr.Kadar air dapat dihitung
dengan rumus:
Kadar Air= (M2-M3)/ (M2-M1) X 100%
M1:
Berat mortar+tutupnya
M2: Berat mortar+tutupnya+isi(benih)
sebelum dioven
M3: Berat mortar+tutupnya+isi(benih)
setelah dioven
Data yang diperoleh dibandingkan dengan
T test.Apabila tidak beda nyata maka moisture tester yang ditera benar
adanya.Bila beda nyata garis regresi dan table penolongnya dibuat.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Metode secara langsung
dilakukan dengan menimbang berat benih yang telah dihaluskan beserta mortar
dengan penutupnya.Sebelum benih yang telah dihaluskan dimasukkan pada
mortar,berat mortar dengan penutup ditimbang.Benih yang telah dihaluskan yang
berada pada mortar dengan penutupnya
dioven selama 1 jam.Setelah itu, Benih yang telah dihaluskan yang berada pada mortar dengan penutupnya dipindahkan lalu
didiamkan pada eksikator selama 30 menit.Kadar air dapat diketahui dengan
membandingkan selisih berat sesudah dioven dengan berat sebelum dioven.Metode
ini langsung dapat dilihat hasil kadar airnya dan hasil yang diperoleh tingkat
ketelitiannya baik.Metode ini dapat diterapkan pada semua jenis benih.Pada metode
secara tidak langsung menggunakan moisture tester.Hasil dapat diperoleh dengan
cepat.Akan tetapi,tingkat ketelitiannya buruk karena tidak terjadi perubahan
kadar air saat benih diukur kadar airnya.
Pada analisis uji T
test pada benih kedelai yang dicari
kadar airnya menggunakan oven maupun moisture tester tipe Dickey John nilai
p-value
= 0.06724.Nilai p-value tersebut lebih dari 0.05 sehingga H0(tidak ada beda
nyata) diterima sehingga moisture tester yang ditera sudah benar alat
ukurnya.Oleh karena itu,skala ukuran pada moisture tester tipe Dickey John dan
oven sama sehingga tidak perlu dibuat table penolong dan regresinya.
Pada analisis uji T test pada benih jagung yang dicari kadar airnya
menggunakan oven maupun moisture tester tipe Dickey John nilai p-value
= 0.0005352.Nilai p-value tersebut kurang dari 0.05 sehingga H0(tidak ada beda
nyata) ditolak sehingga moisture tester yang ditera tidak benar alat ukurnya
sehingga perlu dikalibrasi dengan cara meregresi
Tabel penolong dibuat dengan mensubstitusi x pada
angka moisture tester sebelum dikalibrasi dan dihasilkan angka y(setelah
dikalibrasi).Rumus kalibrasi tersebut ialah y= -4.566x+ 85.08
Hasil Tabel Penolong
Sebelum
|
Sesudah
|
15
|
16.59
|
15.1
|
16.1334
|
15.2
|
15.6768
|
15.3
|
15.2202
|
15.4
|
14.7636
|
15.5
|
14.307
|
15.6
|
13.8504
|
15.7
|
13.3938
|
15.8
|
12.9372
|
15.9
|
12.4806
|
16
|
12.024
|
Pada metode secara langsung menggunakan oven mempunyai kelebihan
ketelitian yang baik dan dapat digunakan untuk mengukur kadar air semua
benih.Kekurangan metode oven adalah kurang praktis,proses lebih lama,dan
menggunakan beberapa jenis alat.Pada metode tidak langsung dengan menggunakan
metode tidak langsung yaitu menggunakan moisture tester tipe Dickey John
memiliki kelebihan,yakni praktis,proses yang dilakukan cepat,dan pada jenis
tertentu portable.Kekurangan metode tersebut ialah tidak berlaku untuk semua
jenis benih dan kerumitan instrumennya mengakibatkan banyak kemungkinan tidak
berfungsi secara benar sehingga data yang dihasilkan tidak akurat.
KESIMPULAN
1.Saat menggunakan benih jagung,Pada moisture tester
telah terdapat kesalahan.Pada saat menggunakan benih kedelai,moisture tester
yang ada sudah benar.
2.Pada pengukuran kadar air benih jagung, moisture
tester dibuat table koreksi menggunakan persamaan y= -4.566x+ 85.08 untuk x
merupakan nilai sebelum dikalibrasi dan y merupakan nilai setelah dikalibrasi.
LAMPIRAN
M1 (gr)
|
M2 (gr)
|
M3 (gr)
|
|
Kedelai
|
58.87
|
63.9
|
63.32
|
59.39
|
64.43
|
63.84
|
|
44.8
|
49.78
|
49.22
|
|
44.27
|
49.31
|
48.74
|
|
Jagung
|
59.21
|
64.2
|
63.51
|
47.94
|
52.97
|
52.25
|
|
45.73
|
50.73
|
50.04
|
|
58.23
|
63.26
|
62.56
|
Keterangan:
M1=berat mortar+tutup
M2= berat mortar+tutup+benih yang
dihaluskan sebelum dioven
M3= berat mortar+tutup+benih yang
dihaluskan setelah dioven
Kadar Air
Moisture Tester
|
Oven
|
||
Kedelai
|
Jagung
|
Kedelai
|
Jagung
|
11.70%
|
15.60%
|
11.53%
|
13.83%
|
11.80%
|
15.50%
|
11.71%
|
14.30%
|
11.80%
|
15.60%
|
11.20%
|
13.80%
|
11.70%
|
15.50%
|
11.30%
|
13.90%
|
bagaimana merubah angka pada tester jagung yng mulanya jagung dengan kdr air 15% menjadi 18% ?
BalasHapus