LAPORAN
PRAKTIKUM
DASAR-DASAR
TEKNOLOGI BENIH
ACARA
III
DISUSUN
OLEH
NAMA :RIZKY ADI PRATAMA
NIM :12897
GOLONGAN :C3
ASISTEN KOREKSI:MIRANDA FERWITA SARI
ASISTEN KOREKSI:MIRANDA FERWITA SARI
LABORATORIUM
TEKNOLOGI BENIH
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
ABSTRAKSI
Pengujian daya tumbuh
benih merupakan salah satu komponen pengujian kualitas benih.Metode yang
digunakan top paper,between paper,pasir,dan tetrazolium test.Setiap metode
menghasilkan jumlah daya tumbuh yang berbeda.Selain itu,benih padi,jagung,dan
kedelai memiliki daya tumbuh yang berbeda.Daya tumbuh dipengaruhi oleh faktor
luar dan dalam benih.
Kata Kunci:Daya
tumbuh,kedelai,jagung,padi,top paper,between paper,pasir,tetrazolium.
I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengujian daya tumbuh benih merupakan
proses penting dalam program pengujian kualitas benih.Daya tumbuh benih
merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh dalam keadaan normal pada keadaan
lingkungan yang sesuai.Persentase daya tumbuh benih merupakan jumlah benih yang
mampu berkecambah dari semua benih yang dikecambah.Benih yang berkualita tinggi
memiliki daya tumbuh yang baik.Setiap benih memiliki daya tumbuh yang
berbeda.Hal tersebut disebabkan karena adanya faktor luar dan dalam yang
mempengaruhi kemampuan untuk tumbuh pada suatu benih.
Tujuan
Menguji daya tumbuh benih dan mengidentifikasi
kecambah atau bibit normal atau abnormal.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Proses perkecambahan benih merupakan
kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Dan yang
menjadi faktor-faktornya ialah : tingkat kemasakan benih, ukuran benih,
dormansi, dan penghambat perkecambahan. Benih dapat berkecambah apabila dalam
keadaan sehat atau terbebas dari pathogen yang berupa bakteri, virus, kotoran,
dan lain – lain. Dengan kata lain benih tersebut dalam kondisi
optimum. Informasi tentang daya kecambah benih itu sendiri yang
ditentukan di laboratorium adalah kondisi yang optimum karena keadaan yang
suboptimum dapat mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya
pertumbuhan selanjutnya. (Sutopo,1988 ).
Benih
merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Pada
budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman serealia, benih sebagai
penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting. Oleh karena itu mutu
benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk mencegah kegagalan petani
(Bewley and Black, 1978).
Ciri utama benih ialah kalau benih itu
dapat dibedakan dari biji karena mempunyai daya hidup yang disebut viabilitas.
Namun, semua insane benih, apapun fungsi yang disandangnya, senantiasa
mendambakan benih vigor, tidak sekedar benih yang hidup (viable). Sekadar benih
yang mempunyai potensi hidup normal pun tidak cukup. Mengenai benih yang hidup,
kalau dibatasi secara negatif menjadi gampang. Indikasi bahwa benih itu mati.
Kalaupun benih itu menunjukkan gejala hidup saja, misalnya yang ditunjukkan
oleh tingkat pernapasannya, bahkan oleh sel-sel embrio yang tidak mati. Benih
dapat dikategorikan mempunyai daya hidup sekalipun benih itu tidak menunjukkan
pertumbuhan. Kalau benih itu menumbuhkan akar embrionalnya, benih itu hidup
(Sjamsoe’oed Sadjad, 1999).
Mutu benih meliputi mutu fisik yang
ditunjukkan dengan adanya benih murni(masih utuh atau pecah hamper lebih dari
50%).Mutu genetic ditunjukkan dengan adanya campuran varietas lain atau
tidak.Mutu fisiologi ditunjukkan dengan nilai kadar air dan daya tumbuh(sesuai
dengan standar benih bermutu).Mutu patologi ditunjukkan dengan kesehatan
benih(Nurussintani dkk.,2013).
Pengujian daya tumbuh benih merupakan
proses yang penting.Hal tersebut dilakukan untuk memberi jaminan kepada petani
dan masyarakat untuk mendapatkan benih sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia(SNI).Selain itu,benih yang diuji bertujuan agar mendapatkan benih
yang berkualitas tinggi.Benih yang baik akan menguntungkan bagi petani(Lesilolo
dkk.,2013).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk
berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini digolongkan ke dalam
kecambah abnormal adalah kecambah rusak (kecambah yang struktur pentingnya
hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau tidak tumbuh).
Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan lemah
atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau
radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh
kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah
yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan
dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya
lebih kecil (Rejesus, 2008).
Kualitas
benih yang baik memiliki daya tumbuh dan indeks vigor yang tinggi.Indeks vigor
merupakan keserampakan benih dalam berkecambah.Indeks vigor yang tinggi dapat
diperoleh dengan cara menjaga kondisi lingkungan saat penyimpanan.Perkecambahan
dan pertumbuhan embrio merupakan proses penting pada tanaman untuk pertanian
dan ekosistem alami(Morla et al.,2011).
III.METODOLOGI
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih “Pengujian
Daya Tumbuh Benih” dilaksanakan pada hari Rabu,2 April 2014 pukul 13.30 WIB di
Laboratorium Teknologi Benih dan di dekat luar rumah kaca,Fakultas
Pertanian,Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.Peralatan yang digunakan,yaitu pinset
, petridish ,bak perkecambahan plastik,kertas filter,grand counter,scalpel
magnifier,gelas beker,germinator ,refrigerator dan alat tulis. Bahan yang
digunakan, yaitu benih padi, kedelai, jagung, kapas,larutan 1 % 2,3,5 triphenyl tetrazolium chloride,akuades,pasir,dan
kertas filter.
Pada metode top paper,sampel benih diambil 50 benih sebanyak 4
ulangan.Petridish diberi alas kertas filter lalu diberi kapas lalu.Setelah
itu,alas pada petridish disiram dengan air sampai basah.Masing-masing ulangan
dimasukkan pada alas pada petridish dan ditata secara rapi.Setiap hari selama 7
hari benih diamati dan dihitung kecambahnya.Bibit yang tumbuh dikelompokkan ke
dalam bibit normal,abnormal,benih keras,benih mati.Bibit normal ditandai dengan
keluarnya akar sepanjang 1 cm.Daya tumbuh bibit dihitung berdasarkan bibit
normal.Metode top paper juga
dilakukan pada benih kedelai.Pada metode between paper,benih padi diambil 100
benih sebanyak 4 ulangan.Kertas sebanyak 2 lembar dibasahi dengan air.Setelah
itu, benih ditata secara berselang seling dibagi menjadi 4 baris masing-masing
baris berisi 25 benih.Peletakan tidak boleh melebihi setengah kertas.Setelah
itu,kertas digulung dan dimasukkan pada germinator untuk disimpan selama
seminggu.Setelah seminggu,benih diamati dan diidentifikasi berdasarkan bibit
normal,abnormal,keras,dan dorman.Daya tumbuh benih dihitung berdasarkan bibit
normal.Pada metode yang sama,kedelai juga dikecambahkan hanya saja satu baris
diisi masing-masing 10 benih dan kertas hanya 4/5 bagian.Pada metode pasir,benih
padi dan kedelai masing-masing 100 dan dibuat ulangan hingga 4 kali.Bak
perkecambahan plastik diisi pasir.Benih ditata lalu ditutupi pasir 1-2 cm lalu
disiram.Benih dikecambahkan 7 hari dan disiram air secukupnya. Pada metode
tetrazolium test,larutan 1 % 2,3,5 triphenyl
tetrazolium chloride disiapkan.Benih kedelai diperam di kertas basah,benih
jagung direndam pada aquades yang disimpan pada germinator 20 °C selama 18
jam.Setelah itu,benih kedelai dikupas,benih jagung dibelah longitudinal ¾ jangan sampai putus.Benih
direndam pada larutan tetrazolium,jagung selama 2 jam,kedelai selama 6 jam.Benih
dipisahkan antara benih hidup dan mati.Jaringan sehat berwarna merah,jaringan
rusak berwarna merah tua,dan jaringan yang mati tidak berubah warna.Keempat
metode tersebut,histogram tentang benih yang berkecambah atau tidak,dihitung
dan dibuat histogram.Daya tumbuh juga dihitung.Pengamatan pada tiap metode,daya
tumbuh dibandingkan menjadi satu pada tiap tanaman kedelai atau padi.Diagram
lingkaran dibuat untuk menguji daya tumbuh.Pada hasil dari metode
tetrazolium,histogram daya tumbuh dibuat untuk tiap tanaman padi dan kedelai
IV.HASIL
DAN PEMBAHASAN
Benih yang dipanen sebelum mencapai tingkat kemasakan fisiologis tidak mempunyai viabilitas tinggi. Pada beberapa jenis tanaman, benih yang demikian tidak akan dapat berkecambah. Hal ini diduga benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan embrio belum sempurna. Pada tingkat kemasakan yang bagaimanakah sebaiknya panen dilakukan agar diperoleh benih yang memiliki viabilitas maksimum, daya kecambah maksimum serta menghasilkan tanaman dewasa yang sehat, kuat, dan berproduksi tinggi. Hal ini perlu dilakukan penelitian, khususnya untuk benih-benih serealia, seperti padi, jagung, gandum, maupun sorgum |
Karbohidrat, protein, lemak, dan mineral ada dalam jaringan
penyimpanan benih. Bahan-bahan tersebut diperlukan sebagai bahan baku dan
energi bagi embrio saat perkecambahan. Berdasarkan hasil
penelitian, ukuran benih mempunyai korelasi yang positip terhadap kandungan
protein pada benih sorgum. Makin besar/berat ukuran benih maka kandungan
protein juga makin meningkat. Dinyatakan juga bahwa berat benih
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih
menentukan besarnya kecambah pada pada saat permulaan dan berat tanaman pada
saat dipanen. 3.Dormansi
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Benih dorman adalah benih yang sebenarnya hidup tetapi tidak mau berkecambah meskipun diletakkan pada lingkungan yang memenuhi syarat untuk berkecambah. Penyebab dormansi antara lain adalah: impermeabilitas kulit biji terhadap air atau gas-gas (sangat umum pada famili leguminosae), embrio rudimenter, halangan perkembangan embrio oleh sebab-sebab mekanis, dan adanya bahan-bahan penghambat perkecambahan. Benih dorman dapat dirangsang untuk berkecambah dengan perlakuan seperti: pemberian suhu rendah pada keadaan lembab (stratifikasi), goncangan (impaction), atau direndam dalam larutan asam sulfat.
Oksigen
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas. Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi (Oryza sativa L.) mempunyai kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Cahaya
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi, yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil, kecambah pucat dan lemah.
Pada gaya berkecambah padi,metode top
paper memiliki gaya berkecambah tertinggi karena pada metode tersebut asupan
air terjaga sehingga proses perkecambahan mudah untuk terjadi.Pada metode
between paper memiliki GB paling rendah karena kondisi di sekitar benih terlalu
rapat,asupan sinar cahaya juga tidak ada sehingga proses perkecambahan sangat
lambat.Pada metode dalam pasir memiliki GB yang sedang karena cahaya cukup
tetapi air mudah hilang.
Pada metode,between paper memiliki GB
kedelai paling tinggi disebabkan karena faktor
dalam benih seperti ukuran benih yang besar atau kulit biji yang tipis
sehingga proses perkecambahan mudah terjadi.Pada metode pasir,benih kedelai
GBnya paling kecil disebabkan ukuran benih yang kecil di mana benih tersebut
bahan yang akan diproses untuk menjadi kecambah sedikit atau air yang mudah
hilang dapat menyebabkan proses perkecambahan lambat.Selain itu,hal tersebut
disebabkan ada benih yang dorman.Pada metode top paper,Gaya kecambahnya sedang
disebabkan karena kondisi air yang selalu terjaga atau benih ada yang masih
dorman sehingga benih yang berkecambah dan tumbuh tidak banyak.
Pada benih padi,benih dikatakan layak jika
mempunyai viabilitas sekitar 90 %.Berdasarkan percobaan,benih padi yang tumbuh
normal hanya 57% sehingga benih bisa dikatakan tidak layak untuk dijadikan
benih.Daya tumbuh yang hanya 57% tersebut dapat disebabkan ukuran benih tidak
seragam,dormansi yang berbeda,dan factor lingkungan seperti suhu dan air memiliki
pengaruh cukup besar.Pada metode between paper,benih hanya disiram sedikit air
sehingga untuk tumbuh berkecambah sangat sulit karena keberadaan air yang
sedikit.
Pada benih kedelai hanya menghasilkan daya
tumbuh sebesar 45%.Hal tersebut menyebabkan benih tidak layak untuk dipakai
karena ukuran standar untuk kacang-kacangan sebesar kurang lebih 80%.Benih
banyak yang mati karena keadaan lingkungan seperti terlalu lembab.Selain
itu,kurangnya air juga dapat menyebabkan lingkungan mengalami salinitas yang
menyebabkan air pada benih keluar.Pertumbuhan abnormal dapat disebabkan karena
pada metode between paper ruang untuk melakukan perkecambahan dan pertumbuhan
sempit sehingga membuat bibit sulit untuk berkembang.
Pada benih kedelai,benih tidak layak untuk dipakai
karena masih kurang dari 80%.Ukuran viabilitas sangat dipengaruhi oleh besarnya
kupasan pada kulit benih sehingga larutan yang masuk ke dalam benih
berbeda-beda sehingga masing-masing benih memiliki kemampuan berbeda dalam
menyerap larutan.Selain itu,kerasnya kulit benih juga mempengaruhi meresapnya
larutan tetrazolium tersebut.
Berdasarkan pada metode di
atas,benih jagung belum bisa dikatakan layak sebagai benih karena masih kurang
dari 90%.Hal tersebut disebabkan perbedaan pemotongan dan kekerasan kulit benih
pada jagung.Semakin keras benih semakin kecil viabilitasnya.
Metode pasir memiliki kelebihan cahaya dan
suhu yang cukup untuk pertumbuhan benih,murah,mudah dilakukan.Kekurangannya
adalah air cepat hilang karena pori pasir yang besar.Metode top paper memiliki
kelebihan ketersediaan air yang cukup.kekurangan metode ini adalah jika kertas
filter atau kapas tidak steril mudah tumbuh jamur sehingga harus rutin dalam
membersihkannnya.Metode between paper memiliki kelebihan tidak menyiram tanaman
setiap hari.Kekurangan metode ini adalah jika ada bibit yang tumbuh,kertas
dapat berlubang.Metode tetrazolium memiliki kelebihan tidak membutuhkan waktu
lama.Kekurangan metode ini adalah bahan yang mahal.
V.KESIMPULAN
1.Benih
kedelai,padi,dan jagung tidak layak dijadikan benih tanam karena daya tumbuh
yang rendah berdasarkan pengujian metode pengujian daya tumbuh.
2.Benih padi
57%normal,13 % abnormal.
3.Benih Kedelai 45%
normal dan 29 % abnormal
VI.DAFTAR
PUSTAKA
Bewley, J. D., and M. Black. 1978. Physiology and
Biochemistry of Seeds. Springer-
Verlag, New York.
Lesilolo,M.K.,J.Riry,dan
E.A.Matatula.2013.Pengujian viabilitas dan vigor benih beberapa jenis tanaman
di Pasaran Kota Ambon.Agrologia 2: 1-9.
Morla,S.,C.S.V.Ramachandra
Rao,R.Chakrapani.2011.Factors affecting seed germination and seedling growth of
tomato plants cultured in vitro conditions.Journal of Chemical,Biological and
Physical Sciences 1: 328-334.
Nurussintani,W.,Damanhuri,dan
Sri Lestari P.2013.Perlakuan pematahan dormansi terhadap daya tumbuh benih 3
varietas kacang tanah(Arachis hypogaea).Jurnal
Produksi Tanaman 1: 86-93.
Rejesus, B.M. 2008. Stored Product Pest
Problems and Research Needs in the Philippines. Proceeding of Biotrop Symposium
on Pest of Stored Product, Bogor.
Sadjad,
Sjamsoe’oed. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih. Grasindo. Jakarta.
Sutopo,
Lita. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta.
VII.LAMPIRAN
Pengamatan Top Paper
|
|||||||
Total biji
|
200 butir
|
||||||
Padi
|
Jumlah biji yang berkecambah sampai hari ke-
|
||||||
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
|
ul.1
|
0
|
12
|
33
|
42
|
45
|
48
|
48
|
ul.2
|
0
|
15
|
37
|
48
|
50
|
50
|
50
|
ul.3
|
0
|
13
|
38
|
46
|
48
|
48
|
48
|
ul.4
|
0
|
18
|
44
|
48
|
49
|
49
|
50
|
196
|
|||||||
GB
|
98%
|
||||||
Pengamatan Dalam Pasir
|
|||||||
Padi
|
Jumlah biji yang berkecambah sampai hari ke-
|
||||||
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
|
ul.1
|
0
|
0
|
13
|
39
|
42
|
46
|
46
|
ul.2
|
0
|
0
|
21
|
40
|
46
|
48
|
49
|
ul.3
|
0
|
2
|
14
|
42
|
46
|
48
|
48
|
ul.4
|
0
|
0
|
15
|
31
|
35
|
39
|
45
|
188
|
|||||||
GB
|
94%
|
||||||
Pengamatan Between Paper
|
|||||||
Biji yang dikecambahkan
|
400
|
||||||
Padi
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
Keras
|
|||
ul.1
|
80
|
16
|
0
|
4
|
|||
ul.2
|
0
|
0
|
0
|
100
|
|||
ul.3
|
74
|
13
|
0
|
13
|
|||
ul.4
|
75
|
21
|
1
|
3
|
|||
GB 69.75%
|
|||||||
Kedelai
|
Jumlah biji yang berkecambah sampai hari ke-
|
|||||||||||||||||||
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
||||||||||||||
ul.1
|
0
|
0
|
18
|
21
|
29
|
32
|
32
|
|||||||||||||
ul.2
|
0
|
0
|
6
|
20
|
26
|
34
|
36
|
|||||||||||||
ul.3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
18
|
27
|
28
|
|||||||||||||
ul.4
|
0
|
0
|
20
|
32
|
35
|
36
|
36
|
|||||||||||||
132
|
||||||||||||||||||||
GB
|
66%
|
|||||||||||||||||||
Kedelai
|
Jumlah biji yang berkecambah sampai hari ke-
|
|||||||||||||||||||
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Minggu
|
Senin
|
Selasa
|
Rabu
|
||||||||||||||
ul.1
|
0
|
8
|
13
|
15
|
19
|
23
|
26
|
|||||||||||||
ul.2
|
0
|
0
|
8
|
17
|
18
|
21
|
25
|
|||||||||||||
ul.3
|
0
|
6
|
9
|
11
|
12
|
14
|
15
|
|||||||||||||
ul.4
|
0
|
16
|
18
|
24
|
26
|
30
|
32
|
|||||||||||||
98
|
||||||||||||||||||||
GB 49%
|
||||||||||||||||||||
Kedelai
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
Keras
|
||||||||||||||||
ul.1
|
44
|
35
|
21
|
0
|
||||||||||||||||
ul.2
|
44
|
25
|
31
|
0
|
||||||||||||||||
ul.3
|
63
|
11
|
26
|
0
|
||||||||||||||||
ul.4
|
28
|
45
|
27
|
0
|
||||||||||||||||
295
|
||||||||||||||||||||
GB
|
73.75%
|
|||||||||||||||||||
Pengamatan Between Paper
|
||||||||||||||||||||
Biji yang dikecambahkan
|
400
|
|||||||||||||||||||
Padi
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
Keras
|
||||||||||||||||
ul.1
|
80
|
16
|
0
|
4
|
||||||||||||||||
ul.2
|
0
|
0
|
0
|
100
|
||||||||||||||||
ul.3
|
74
|
13
|
0
|
13
|
||||||||||||||||
ul.4
|
75
|
21
|
1
|
3
|
||||||||||||||||
Jumlah
|
229
|
50
|
1
|
120
|
||||||||||||||||
Rerata
|
0.5725
|
0.125
|
0.0025
|
0.3
|
||||||||||||||||
Kedelai
|
Normal
|
Abnormal
|
Mati
|
Keras
|
||||
ul.1
|
44
|
35
|
21
|
0
|
||||
ul.2
|
44
|
25
|
31
|
0
|
||||
ul.3
|
63
|
11
|
26
|
0
|
||||
ul.4
|
28
|
45
|
27
|
0
|
||||
Jumlah
|
179
|
116
|
105
|
0
|
||||
Rerata
|
0.4475
|
0.29
|
0.2625
|
0
|
||||
Pengamatan Tetrazolium Test
|
||||||||
Kedelai
|
viabel
|
nonviabel
|
||||||
ul.1
|
10
|
15
|
||||||
ul.2
|
13
|
12
|
||||||
ul.3
|
2
|
23
|
||||||
ul.4
|
14
|
11
|
||||||
total
|
39
|
61
|
||||||
Jagung
|
Viabel
|
Nonviabel
|
total
|
52%
|
48%
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar