ACARA I
MENGENAL
ALAT-ALAT TEKNOLOGI BENIH
ABSTRAKSI
Praktikum
Teknologi Benih Acara I yaitu Mengenal Alat-Alat Teknologi Benih dilaksanakan
pada tanggal
22 Maret 2012 di
Laboratorium Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat - alat yang digunakan dalam sertifikasi benih (khususnya dalam
pengujian kualitas benih) dan mencoba menggunakannya secara benar. Alat-alat
yang diamati antara lain moisture tester, seed devider, germinator, purity
desk, magnifier, seed trier, refrigerator, eksikator, sieves, dan
lain-lain.
Cara kerjanya yaitu ditulis spesifikasi dari
masing-masing alat tersebut meliputi nama, model/tipe, sumber energi,
portable/tidak, kegunaan dan cara menggunakan dengan benar. Kemudian, alat-alat
tersebut dicoba digunakan dan dicatat kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat
terjadi.
TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah biji yang dipersiapkan
untuk tanaman, telah melalui proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai
proses tumbuh yang besar. Benih siap dipanen apabila telah masak.Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase
pembuahan,fase penimbunan zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan
dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan, yang ditandai dengan
pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi. Fase penimbunan zat
makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya kadar air.
Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan dengan
kelembaban udara di luar; dan setelah mencapai tingkat masak benih; berat
kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan(Anonim,2011)
Anonim.2011. Definisi
Benih.< http://www.silvikultur.com/definisi_benih.html>.diakses 24 Maret 2014.
Benih merupakan salah satu factor utama
penentu keberhasilan usaha tani sehingga harus ditangani sungguh sungguh agar
dapat tersedia dengan baik danterjangkau
oleh petani.Penggunaan benih bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan
usaha tani karena bebas dari serangan hama dan penyakit sehingga dapat tumbuh
baik.Tidak semua benih yang diperoleh habis tanam dalam satu periode
tanam.Penyimpanan kadar air benih harus sedikit(14)(Purwono,2008
cit.Lesilolo dkk.,2012)
Lesilolo,M.K.,J.Patty,dan
N.Tetty.2012.Penggunaan desikan abu dan lama simpan terhadap kualitas benih
jagung(Zea mays L.) pada penyimpanan
ruang terbuka.Agrologia 1: 51-59.
Benih A adalah
tanaman embrio kecil yang tertutup dalam penutup yang disebut kulit biji ,
biasanya dengan beberapa makanan yang disimpan .
Ini adalah produk dari bakal biji matang dari gymnosperm dan angiosperma
tanaman yang terjadi setelah pembuahan dan beberapa pertumbuhan dengan dalam
indukan tersebut .
Pembentukan benih menyelesaikan proses reproduksi pada tumbuhan ( mulai dengan
perkembangan bunga dan polinasi ) , dengan embrio berkembang dari zigot dan
kulit biji dari integumen dari ovula .
Benih , yang merupakan embrio dengan dua poin pertumbuhan ( salah satunya
membentuk batang yang lain akar ) tertutup dalam kulit biji dengan beberapa
cadangan makanan .
Benih terdiri dari embrio ( hasil pembuahan ) dan jaringan dari pohon induk ,
yang juga membentuk kerucut di sekitar benih pada tanaman konifer seperti pinus
dan cemara .
Benih yang baru terbentuk dalam struktur tanaman yang disebut buah-buahan .
Tanaman telah berevolusi banyak cara untuk membubarkan dan menyebar penduduk
melalui benih mereka .
Anonym.2014.seed. http://www.sciencedaily.com/articles/s/seed.htm
IV. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
- Alat
Pengambil Contoh Benih
1. Seed Trier Type Probe
Keterangan : (1) pegangan
(2) lubang pengambil sampel benih
Sifat :
portable.
Fungsi : mengambil
sampel benih yang berada dalam
karung.
Sumber energi : mekanis.
Prinsip kerja : fungsi pegangan
yang lain adalah sebagai alat pembuka-penutup lubang. Trier ditusukkan ke dalam
karung dengan arah diagonal, lubang dibuka, sampel benih masuk ke dalam
lubang-lubang, kemudian lubang ditutup dan trier dikeluarkan dari dalam karung.
Deskripsi alat : sama seperti nobbe,
hanya saja bedanya terletak pada pegangannya. Pegangan pada trier dapat diputar
untuk menutup dan membuka lubang. Lubang pada trier jumlah banyak (lebih dari
satu) dan berukuran lebih kecil daripada lubang-lubang pada nobbe.
Ujungnya berbentuk runcing agar memudahkan alat masuk kedalam karung yang
berisi benih.
Kelebihan dan
kekurangan: Kelebihannya
adalah dalam mengambil
sampel benih, penggunaan seed trier tipe probe ini dapat mengurangi resiko kerusakan benih karena tidak
menyebabkan benih terjepit. Akan tetapi, kekurangannya adalah sampel yang
diperoleh hanya berjumlah sedikit (Anonim, 2012).
2. Seed Trier Type Nobbe
Keterangan :
(1) pegangan
(2) lubang
pengambil benih
Sifat :
portable.
Fungsi :
mengambil sampel benih dari hamparan.
Sumber energi :
mekanis.
Prinsip kerja :
digunakan ketika mengambil sampel benih yang sudah tidak berada di dalam karung
lagi. Pemakaian nobbe dengan cara memasukkan alat kepada benih yang akan
diambil tanpa kita perlu untuk membuka atau menutup lobang.
Deskripsi alat :
alat ini mempunyai satu lubang ditengah yang bentuknya memanjang. Ujung seed
trier tipe nobbe runcing
dan pegangannya terbuat dari kayu. Ujung yang runcing itu berfungsi
untuk memudahkan alat ini dalam mengmbil benih. Seed trier tipe Nobbe tersedia dalam dua ukuran. Ukuran
yang lebih kecil
digunakan untuk mengambil sampel benih-benih berukuran kecil.
Sedangkan yang ukuran besar digunakan untuk mengambil sampel benih – benih yang
berukuran besar.
Kekurangan dan
kelebihan: Kelebihannya
adalah dapat mengambil
sampel benih dalam jumlah yang lebih banyak tetapi juga
memiliki kekurangan yaitu timbulnya resiko bahwa benih yang terambil dapat menjadi rusak karena benih
terjepit-jepit diantara padatnya benih (Anonim, 2012).
3. Seed Devider
Keterangan : (1) corong
(2) klep pembuka atau penutup
(3) penampung sementara
(4) corong pemisah
(5) penyangga
(6) bak penampung benih yang telah dipisahkan
Sifat :
non portable.
Fungsi : membagi benih menjadi dua atau tiga
bagian
sama banyak.
Sumber energi :
manual.
Prinsip kerja :
klep ditutup, benih yang akan dipisahkan dimasukkan seluruhnya kedalam corong,
kemudian klep dibuka dan benih-benih tersebut dengan sendirinya terbagi-bagi
sama banyak dan ditampung dalam bak penampungan yang telah tersdia di bawah
corong pemisah.
Deskripsi alat : mempunyai kaki tiga, berukuran relatif
besar, mempunyai corong yang besar, tabung penampung sementara, dan bak penampungan benih yang telah dibagi-bagi.
Tabung penampung sementara itu berukuran lebih besar dari pada corong yang
berada diatasnya. Memiliki klep yang dapat dibuka dan ditutup.
Kelebihan dan
kekurangan : kelebihannya adalah alat ini dapat dengan cepat membagi
sampel benih yang akan kita ambil dengan dua atau tiga bagian yang sama banyak. Kekurangannya,
benih yang dapat terbagi satu kali penggunaan, jumlahnya sangat sedikit. Jadi,
jika kita ingin membagi benih dalam jumlah yang sangat banyak harus dilakukan
secara berulang-ulang. Hal ini berarti ada pemborosan tenaga dan waktu.
Kekurangan yang lain yaitu alat ini sulit untuk digunakan ketika kita
menghendaki pemisahan benih-benih berukuran kecil (Anonim, 2012).
- Alat
Penguji Daya Tumbuh
1. Petridish
Keterangan : (1) wadah
(2) tutup
Sifat : portable
Fungsi : sebagai tempat penguji daya tumbuh
(perkecambahan)
Sumber energi : -
Prinsip kerja : petridish - petridish diberi alas kertas saring atau media
perkecambahan yang lain, kemudian benih-benih diletakkan dan disusun sedemikian
rupa di atas media perkecambahan tersebut. Setelah disusun, tutup petridish
untuk mencegah benih-benih yang sedang dikecambahkan terkontaminasi.
Deskripsi alat : transparan, terbuat dari bahan kaca, dilengkapi dengan
tutupnya.
Kelebihan dan kekurangan: Kelebihan alat ini adalah mudah dibawa-bawa, ringan, serta penampilannya yang
transparan membantu kita dalam melakukan pengamatan perkecambahan tanpa kita
harus membuka penutupnya. Sedangkan kekurangannya adalah alat ini berukuran relative kecil
sehingga jika kita ingin melakukan perkecambahan dalam jumlah yang besar memerlukan petridish dalam jumlah
yang besar pula. Selain itu karena berbahan dari kaca resiko pecah ketika
terjatuh juga besar. Selain itu tutup dapat mempersempit pertumbuhan benih ke
arah vertikal (Anonim, 2012).
2. Bak Perkecambahan
2.1 Seng
Keterangan : (1) bak perkecambahan
(2) kaca yang terdapat di dalam bak
perkecambahan
Sifat : portable
Fungsi : membantu menguji daya tumbuh benih.
Sumber energi : -
Prinsip kerja : media perkecambahan diletakkan di
atas bak perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan di atasnya,
setelah itu ditutup dengan penutupnya. Jika media perkecambahan yang digunakan
adalah air, kita hanya memenuhi bak perkecambahan dengan air kemudian pada
kacanya diberi kertas saring dan benih-benih diletakkan pada kertas saring
tersebut. Kemudian kita tunggu sampai
benih-benih tersebut berkecambah.
Deskripsi alat : terbuat dari bahan seng, mudah dibawa kemana-mana, agak berat, cukup besar,
biasanya berwarna biru.
Kelebihan dan
kekurangan: kelebihan
alat ini adalah alat ini berukuran lebih
besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih lebih banyak. Selain
itu dilengkapi tutup untuk melindungi benih dari kontaminasi atau hal-hal yang
tidal diinginkan lainnya. Kelemahannya adalah tidak dapat mengatur suhu serta intensitas cahaya. Benih
yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang normal (tidak ada rekayasa).
Selain itu tutup dapat mempersempit pertumbuhan benih ke arah vertikal (Anonim,
2008).
2.2
Plastik
Keterangan : (1) bak perkecambahan
Sifat : portable
Fungsi : membantu menguji daya tumbuh benih.
Sumber energi : -
Prinsip kerja : media perkecambahan diletakkan
diatas bak perkecambahan, kemudian benih-benih diletakkan diatasnya.
Kita tunggu sampai benih-benih
berkecambah.
Deskripsi alat : alat ini terbuat dari plastik, mudah dibawa kemana-mana, dan
juga ringan.
Kelebihan dan
kekurangan: kelebihan
alat ini adalah berukuran lebih
besar daripada petridish sehingga dapat menampung benih lebih banyak, akan
tetapi alat ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat mengatur suhu serta
intensitas cahaya. Benih yang dikecambahkan tumbuh dalam lingkungan yang normal
(tidak ada rekayasa) (Anonim, 2012).
3. Germinator
3.1 Elektrik
Keterangan : (1) pegangan buka-tutup
(2) pintu
(3) tombol pengontrol
(a)
tombol power
(b)
tombol pengatur suhu
(c)
tombol pengatur cahaya
Sifat : non portable.
Fungsi : tempat mengecambahkan benih pada suhu
dan
intensitas cahaya tertentu.
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja : pada prinsipnya hampir sama dengan germinator tipe
AGRC-125 tetapi bedanya pada tipe ini, selain kita dapat mengatur suhunya kita
juga dapat mengatur intensitas cahaya yang akan digunakan.
Deskripsi alat : alat ini merupakan alat penguji daya tumbuh yang modern
karena dilengkapi dengan pengatur suhu serta intensitas cahaya. Bentuknya yang
besar dapat menghemat waktu karena dapat memuat banyak benih yang akan
dikecambahkan. Alat ini memiliki beberapa tombol
pengontrol, di antaranya tombol power, tombol pengatur suhu, dan tombol
pengatur cahaya.
Kelebihan dan kekurangan: kelebihan alat ini selain dilengkapi dengan alat pengatur suhu juga
dilengkapi dengan alat pengatur intensitas cahaya.
Sedangkan kekurangannya adalah karena bentuknya yang
besar membutuhkan tempat penyimpanan yang luas dan tidak portabel sehingga
tidak mudah / susah untuk dipindahkan (Anonim, 2012).
3.2 Non Elektrik
Keterangan : (1) klep buka-tutup
(2) kaca
(3) rak-rak untuk perkecambahan
(4) termometer
(5) pengatur suhu
(6) lampu indicator
(7) tombol on-off
Sifat : non portable
Fungsi : alat yang digunakan untuk membantu
menguji daya
tumbuh benih.
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja : benih-benih yang akan dikecambahkan diletakkan pada
rak-rak perkecambahan yang terdapat dalam germinator. Setelah itu kita menutup
germinator, kita atur suhu yang kita inginkan untuk perkecambahan. Langkah
selanjutnya adalah menkan tombol power dan lampu indikator akan menyala.
Kita tunggu sampai lampu indicator mati, yang berarti bahwa proses perkcambahan
telah selesai dilakukan.
Deskripsi alat : alat ini cukup besar, dilengkapi dengan thermometer pengukur suhu udara,
dan pengatur suhu. Didalam alat ini terdapat rak – rak perkecambahan sebagai
wadah perkecambahan bagi benih.
Kelebihan dan
kekurangan: kita
dapat mengatur suhu yang kita inginkan untuk perkecambahannya sehingga tepat
untuk mengetahui suhu optimal banih berkecambah, tetapi kita tidak dapat
mengatur pencahayaan yang optimum untuk perkecambahan (Anonim, 2012).
- Alat
Penguji Kadar Air Benih
1.
Moisture Tester tipe Kett
Keterangan :
(1) mulut tabung
(2) tabung tempat menampung benih yang akan diuji
(3) tabung pengujian
(4) tombol pengontrol (pemilih jenis benih)
(5) pegangan
(6) layar penunjuk hasil
Sifat : portable
Fungsi : untuk menguji kadar air yang
terkandung dalam
benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : benih kita masukkan ke dalam tabung
penampung benih masuk ke dalam tabung pengujian lalu kita tutp dengan tabung
penampungan tersebut. Setelah itu alat dinyalakan. Sebelumnya, kita memilih
jenis benih yang akan kita uji, apakah benih padi, jagung, kedelai, atau
gandum, kira-kira ada 5 pilihan jenis benih. Setelah kita nyalakan, kita tunggu
bberapa saat, kemudian muncul pada layar kadar air dalam benih yang kita uji
tersebut.
Deskripsi alat : bentuk alat ini
berbentuk seperti teko,
mempunyai tabung penampungan yang dapat berfungsi sebagai tutup,
dan memiliki pegangan berbentuk pegangan pada teko. Selain itu juga memiliki
tombol dan layar.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya dapat mengetahui kadar
air secara cepat karena angka langsung tertera pada layar, mudah dibawa-bawa,
mudah dalam pengoperasian, praktis, dan cepat. Akan tetapi alat ini juga
memiliki kekurangan yaitu hanya dapat digunakan
pada kelima jenis benih (padi, lagung, gandum, kedelai, dan satu jenis lagi)
sehingga terbatas untuk mengukur benih-benih tersebut, tidak dapat digunakan
untuk mengukur jenis benih yang lain. Selain itu hasil yang didapat terkadang
berbeda dengan hasil yang didapat bila menggunakan alat yang lain (Anonim, 2012).
2. Moisture Tester tipe Juscon
Keterangan :
(1) layar
(2) pemutar untuk menekan benih
(3) alat penampung benih (di bawah alat
penekan)
(4) tombol pengontrol (power, select,
measurement, average)
Sifat : portable.
Fungsi : menguji kadar air benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : beberapa butir benih diletakkan pada
tempat penampung benih, dimasukkan dalam laci di sisi kana alat (di bawah alat
penekan). Secara perlahan kita memutar alat penekan sampai pemutarnya berhenti
sudah tidak dapat diputar kembali. Tombol power kita tekan, kita pilih
benih yang akan kita ukur dengan menekan tombol select dan memilih jenis
benihnya. Setelah itu kita tekan tombol measurement sebanyak tiga kali
(kita mengambil reratanya agar lebih akurat). Setelah tombol measurement
ditekan tiga kali, kita menekan tombol average untuk mengetahui
reratanya. Setelah ditunggu beberapa
saat, nilai kadar air akan tertera pada layar.
Deskripsi alat : berbentuk persegi panjang, banyak
terdapat tombol-tombol, terdapat sejenis alat pemutar pada permukaannya,
terdapat layar dan penampung benih.
Kelebihan dan
kekurangan : kelebihannya yaitu benih yang dibutuhkan hanya beberapa
saja, jadi menghemat benih. Dengan alat ini kita dapat mengetahui rerata kadar
air benih, diharapkan dapat lebih valid. Selain itu kita juga dapat mengetahui
temperature benih. Kekurangannya sama seperti pada tipe Kett, karena
keterbatasan jenis benih, hanya dapat digunakan untuk pengujian jenis-jenis
benih yang tertera pada pilihan jenis benih pada layar (Anonim, 2012).
3. Cawan Porselen dan Tutup
Keterangan : (1) cawan
(2) tutup cawan
Sifat : portable
Fungsi :sebagai tempat (wadah) benih yang akan
dikeringkan.
Sumber energi : -
Prinsip kerja : benih yang akan dikeringka dimasukkan
kedalam cawan kemudian ditutup. Cawan-cawan dimasukkan dan diatur di dalam
oven.
Deskripsi alat : mirip dengan cawan petri hanya saja pada cawan porselen
dilengkapi dengan tutup.
Kelebihan dan
Kelemahan : kelebihan alat ini adalah ukurannya kecil, mudah dibawa-bawa,
serta dalam sekali proses pengovenan dapat langsung dioven dalam jumlah yang
banyak. Hal ini akan sangat menghemat waktu. Selain itu cawan-cawan ini tahan
panas jadi tidak khawatir bila dioven dalam suhu yang tinggi. Kelemahan dari alat ini karena terbuat dari
bahan yang mudah pecah, jika terjatuh akan pecah (Anonim, 2008).
4. Oven
Keterangan : (1) pegangan pintu
(2) tombol pengatur
(a)
tombol pengatur suhu
(b)
tombol power
(c)
tombol pengatur waktu
Sifat : non portabel
Fungsi :
alat untuk mengeringkan benih
Sumber energi : tenaga listrik
Prinsip kerja : benih-benih yang hendak dikeringkan dimasukkan pada cawan
oven kemudian cawan-cawan dimasukkan dan diatur di dalam oven. Setelah itu kita
mengatur waktu dan suhu oven sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah itu kita
tekan tombol power. Kita tunggu sampai waktu yang kita tentukan
tersebut.
Deskripsi alat : alat ini cukup besar, berbentuk persegi panjang, terdapat tombol-tombol yaitu
pengatur untuk mengatur suhu,
tombol power, dan tombol pengatur waktu. Dan dilengkapi dengan pegangan pintu
untuk membuka dan menutup pintu.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihan alat ini adalah dapat
dengan cepat
memberikan hasil karena tidak tergantung pada sinar matahari. Selain itu,
pengeringan dapat dilakukan kapan saja dan dalam waktu yang singkat, jadi dapat
menghemat waktu. Akan tetapi juga memiliki kekurangan yaitu sifatnya tidak portable dan ukurannya
relative besar jadi sulit untuk dapat dipindah tempatkan (Anonim, 2012).
5. Mortar dan Penumbuk
Keterangan : (1) wadah (cawan)
(2) penumbuk
(3) kepala penumbuk
(4) pegangan
Sifat :
portable.
Fungsi : menghaluskan benih yang akan
dianalisis.
Sumber energi :
manual.
Deskripsi alat : terbuat dari porselen, agak berat,
berwarna putih, sepasang antara cawan dengan penukmbuknya
Prinsip kerja : benih yang akan diuji dimasukkan ke
dalam cawan. Kemudian benih dihaluskan dengan penumbuk. Tenaga dikonsentrasikan
pada penumbuk. Untuk memberikan hasil maksimal dibutuhkan tenaga yang besar
agar benih yang dihasilkan dapat sehalus mungkin.
Kelebihan dan
kekurangan : benih yang akan diuji dapat dihaluskan sehalus mungkin.
Kekurangannya yaitu cawan berukuran tidak terlalu besar. Jika kita menginkan
sampel benih yang dihaluskan dalam jumlah yang besar, harus dilakukan
berulang-ulang dan akan menyita waktu serta tenaga karena orang yang
menghaluskan akan merasa kecapaian (pegal-pegal) (Anonim, 2012).
6. Grinder
Keterangan : (1) tempat masuknya benih
(2) tempat keluarnya benih
(3) sekrup
(4) kenop pemutar
Sifat :
portable
Fungsi : menghaluskan benih yang akan
dianalisis
Sumber energi :
manual
Prinsip kerja : benih yang akan diuji dimasukkan ke
bagian atas grinder. Kemudian benih dihaluskan dengan cara, memutar kenop
pemutar maka benih akan menjadi pipih.
Deskripsi alat : terbuat dari baja, sekrup digunakan
untuk menempelkan grinder pada meja.
Kelebihan dan
kekurangan : benih yang akan diuji dapat dihaluskan dengan mudah.
Kekurangannya yaitu jika benih terlalu keras, maka dibutuhkan pula tenaga yang
besar untuk memutar kenop untuk menghaluskan benih (Anonim, 2012).
7. Eksikator
Keterangan : (1) klep udara
(2) tutup
(3) tempat benih
(4) tempat kapur
Sifat : non portable
Fungsi : sebagai tempat penyimpan benih
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : kapur dimasukkan dalam wadah paling
bawah kemudian benih dimasukkan pada wadah di bagian tengah yang berbentuk
seperti saringan. Lalu kapur akan menguap dan akan mengeringkan benih. Udara
akan keluar dari klep yang berada pada tutupnya.
Deskripsi alat : terbuat dari kaca, berukuran besar,
terdapat klep udara pada tutupnya, membesar pada bagian tengahnya kemudian agak
mengecil pada bagian bawahnya.
Kelebihan dan
kekurangan : ukurannya relatif besar sehingga sedikit memuat lebih
banyak benih yang akan disimpan, dan tidak memerlukan listrik dalam
penggunaannya karena pada eksikator dengan menggunakan silica gelnya atau kapur
tohor yang terletak pada bagian bawahnya dapat menyerap uap air sehingga benih
kan memiliki massa yang konstan setelah dikeluarkan dari oven. Kekurangannya
yaitu terbuat dari kaca sehingga pemakaiannya harus ekstra hati-hati agar alat
tidak rusak atau pecah (Anonim, 2012).
- Moister
tester type Dicky – Jhon
Keterangan : (1) gagang
(2) tutup
(3) tempat benih
(4) layar
Sifat : portable
Fungsi : untuk menguji kadar air yang
terkandung dalam
benih.
Sumber energi : elemen kering (batu baterai).
Prinsip kerja : benih kita masukkan ke dalam tabung
penampung benih masuk ke dalam tabung pengujian lalu kita tutp dengan tabung
penampungan tersebut. Setelah itu alat dinyalakan. Sebelumnya, kita memilih
jenis benih yang akan kita uji, apakah benih padi, jagung, kedelai, atau
gandum, kira-kira ada 5 pilihan jenis benih. Setelah kita nyalakan, kita tunggu
bberapa saat, kemudian muncul pada layar kadar air dalam benih yang kita uji
tersebut.
Deskripsi alat : bentuk alat ini
berbentuk seperti teko,
mempunyai tabung penampungan yang dapat berfungsi sebagai tutup,
dan memiliki pegangan berbentuk pegangan pada teko. Selain itu juga memiliki
tombol dan layar.
Kelebihan dan kekurangan : kelebihannya dapat mengetahui kadar
air secara cepat karena angka langsung tertera pada layar, mudah dibawa-bawa,
mudah dalam pengoperasian, praktis, dan cepat. Akan tetapi alat ini juga
memiliki kekurangan yaitu hanya dapat
digunakan pada kelima jenis benih (padi, lagung, gandum, kedelai, dan satu
jenis lagi) sehingga terbatas untuk mengukur benih-benih tersebut, tidak dapat
digunakan untuk mengukur jenis benih yang lain. Selain itu hasil yang didapat
terkadang berbeda dengan hasil yang didapat bila menggunakan alat yang lain
(Anonim, 2012).
- Alat
Penguji Kemurnian Benih
1. Purity Desk
Keterangan : (1) laci
(2) kaca
(3) kabel listrik
(4)
lampu yang berada di dalam laci
Sifat : semiportabel
Fungsi : menguji kemurnian benih
Sumber energi : listrik
Prinsip kerja : pada prinsipnya, penggunaan alat ini
sama dengan purity desk tipe manual, hanya saja yang membedakan keduanya
adalah sumber energi yang digunakan untuk menguji kemurnian benih. Purity
desk tipe elektrik menggunakan lampu yang dikendalikan oleh tenaga listrik.
Jadi, sinarnya tidak berasal dari cahaya matahari melainkan berasal dari lampu
yang terdapat di dalam laci.
Deskripsi alat : berbentuk persegi panjang, berwarna
coklat, terdapat laci. Kedua sisinya tidak melandai
Kelebihan dan
kekurangan : kelebihannya, tidak tergantung pada sinar matahari jadi
pengujian kemurnian benih dapat dilakukan dengan waktu yang tidak terbatas,
tetapi pada umumnya tetap dilakukan pada siang hari. Kekurangannya hamper sama
dengan tipe manual yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi dalam pengujiannya.
Oleh karena itu, alat ini tidak dapat digunakan secara sembarangan. Hanya
ahli-ahli saja yang mungkin dapat menggunakannya (Anonim, 2012).
2. Sieve
Keterangan : lubang penyaring
Sifat : portable
Fungsi : memilih benih sesuai ukuran yang
dinginkan serta menghilangkan kotoran-kotoran benih
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : benih yang akan diayak diletakkan
pada ayakan sesuai bentuk benihnya kemudian ayakan digoyang-goyangkan. Benih
akan terpisah dari kotorannya dan benih yang bersih akan keluar lewat
lubang-lubang tersebut.
Deskripsi alat : berbentuk bulat, mempunyai bentuk
yang berbeda-beda pada bagian tengahnya sesuai dengan jenis benih apa yang akan
diayak. Bentuk bulat ada dua jenis, bulat yang besar-besar dan bulat yang
kecil-kecil.
Kelebihan dan
kekurangan : benih-benih hasil ayakan akan berukuran sesuai dengan yang
diinginkan dan bentuk serta ukurannya seragam. Akan tetapi pemisahan dengan
alat ini hanya berdasarkan ukuran benih dan volumenya sangat terbatas sehingga
jumlah benih yang dapat tertampung oleh alat ini juga terbatas (Anonim, 2012).
3. Magnifier/lup
Keterangan : (1) pegangan
(2) kaca pembesar
Sifat : portable
Fungsi : untuk melihat benih yang relatif
berukuran kecil supaya lebih tampak jelas (lebih besar)
Sumber energi : manual
Prinsip kerja : benih yang ingin dilihat diletakkan dibawah kaca
tersebut kemudian dilakukan pengamatan yang diinginkan
Deskripsi alat : berbentuk bulat pada bagian atasnya, pegangan agak
panjang, ringan, mudah dipindahtempatkan
Kelebihan dan
kelemahan : kelebihannya
yaitu dapat memperjelas bentuk benih, sedangkan kelemahannya yaitu perbesaran
hanya sampai pada batas tertentu (Anonim, 2012).
4. Timbangan Elektrik
Keterangan : (1) tempat meletakkan benih
(2) tombol pengontrol
(3) kabel sambungan listrik
(4) layar
Sifat : semiportabel
Fungsi : menimbang berat benih
Sumber energi : listrik
Deskripsi alat : berwarna kuning, mempunyai tempat
meletakkan benih, data dalam bentuk angka-angka digital
Prinsip kerja : benih yang akan ditimbang diletakkan
di tempatnya kemudian tombol power dinyalakan. Angka hasil timbangan
benih akan tertera dengan otomatis pada layarnya.
Kelebihan dan
kekurangan : karena data disajikan secara digital jadi dapat
mengukur berat benih seakurat mungkin. Selain itu kita tidak perlu mengatur
angka-angka yang menunjukkan berat yang kita inginkan. Sangat peka terhadap
getaran sehingga ukuran berat dapat menjadi tidak valid (Anonim, 2012).
- Alat
Tambahan
1. Termohigrometer
Keterangan : (1) thermometer
(a) skala
(b)
jarum penunjuk skala
(2) hygrometer
(a)
skala
(b)
jarum penunjuk skala
Sifat : portable
Fungsi : mengukur suhu udara (thermometer) dan
mengukur kelembaban udara (hygrometer)
Sumber energi : -
Prinsip kerja : alat ini hanya diletakkan begitu saja
di udara. Alat ini dengan sendirinya akan menunjukkan suhu dan kelmbaban tempat
yang akan diukur.
Deskripsi alat : bentuk bulat, terdiri atas dua macam
alat ukur yaitu termometer (skala berwarna hitam) dan hygrometer (skala
berwarna merah)
Kelebihan dan kekurangan : dapat
mengukur dua parameter sekaligus yaitu suhu udara dan kelembaban udara.
Kelemahannya adalah karena tidak digital, maka angka-angka kurang stabil
(Anonim, 2012).
2. Hand Counter
Keterangan : (1) tombol penghitung
(2) angka
(3) tombol pembuat angka nol
Sifat : portabel
Fungsi : membantu menghitung benih dalam
jumlah yang besar
Sumber energi :
mekanis
Deskripsi alat :
kecil. Berbentuk bulat berwarna perak
Prinsip kerja : Pertama kali angka harus nol caranya dengan menekan
tombol reset apabila angka
belum menunjukkan nol. Benih
dihitung dengan menekan tombol counter. Hasil perhitungan ditunjukkan oleh
angka yang tertera pada display.
Kelebihan : mudah digunakan, murah harganya,
dapat menghitung benih yang sebenarnya dan bukan kotorannya (anonim, 2012).
3. Gelas Ukur
Keterangan : penunjuk skala
Sifat : portabel
Fungsi : untuk mengukur larutan
Sumber energi :
-
Deskripsi alat : terbuat dari kaca, agak tipis, dan
bagian bawah berukuran lebih lebar
Prinsip kerja : larutan yang akan diukur dimasukkan
ke dalam tabung sesuai dengan skala yang tertulis
Kelebihan dan
kekuarangan : skalanya lebih teliti dibanding gelas beker tetapi
tidak dapat mengukur volume larutan dalam jumlah yang banyak. Alat ini mudah
pecah karena terbuat dari kaca sehingga dalam pemakaiannya harus hati-hati
(Anonim, 2012)
4. Gelas Beker
Keterangan : (1) mulut tabung
(2) skala ukuran
(3) mulut penuang
Sifat : portable
Fungsi : merendam benih yang akan diperlakukan
Sumber energi : -
Deskripsi alat : terbuat dari bahan kaca tahan panas,
transparan, ringan
Prinsip kerja : benih yang akan diperlakukan
dimasukkan kedalam beaker glass yang telah diisi dengan perlakuannya.
Benih direndam sesuai perlakuan perendaman yang diinginkan.
Kelebihan dan
kelemahan : transparan jadi dapat dengan mudah diamati selain itu
ringan dan berukuran sedang. Kelemahannya yaitu skala ukuran volume tidak
begitu tepat dan alat ini terbuat dari kaca sehingga resiko untuk rusak (pecah)
sangat tinggi (Anonim, 2012).
5. Scalpel
Keterangan : (1) pegangan
(2) mata pisau
Sifat : portable
Fungsi : untuk memotong atau menghilangkan
kulit benih
Sumber energi : -
Deskripsi alat : seperti pisau pada umumnya tetapi
mata pisau berukuran lebih kecil daripada pegangan pisau
Prinsip kerja : benih yang akan dihilangkan kulitnya
dijepit dengan pinset kemudian perlahan-lahan kulit benih dikupas dengan
menggunakan scalpel.
Kelebihan dan
kekurangan : dapat digunakan pada benih-benih yang relatif berukuran
sedang sampai besar serta mudah dibawa kemana-mana. Alat ini tidak dapat
digunakan pada benih-benih yang berukuran sangat kecil (Anonim, 2012).
6. Refrigerator
Keterangan : (1) pegangan
(2) tempat penyimpan benih
(3) tombol pengontrol
(a)
pengontrol suhu
(b)
pengontrol kelembaban
Sifat :
non portable
Fungsi : sebagai alat penyimpan benih
Sumber energi : tenaga listrik
Deskripsi alat : berukuran besar, seperti kulkas pada
umumnya hanya saja terdapat pengatur suhu dan pengatur kelembaban, serta
mempunyai dua pintu, dimana pintu atas lebih besar daripada pintu yang
dibawahnya.
Prinsip kerja : benih dimasukkan dalam refrigerator
dalam keadaan yang dingin, dengan mengatur suhu serta kelembabannya.
Kelebihan dan
kekurangan : daya tampungnya
lebih banyak, suhu dapat diatur sehingga pada suhu rendah benih lebih awet atau
dapat disimpan lebih lama. Akan tetapi alat ini ukurannya yang besar
membutuhkan ruangan yang cukup luas untuk meletakkannya selain itu tidak mudah
dipindahtempatkan (Anonim, 2012).
7. Grain Counter
Keterangan : (1) tempat benih
yang akan dihitung
(2) tombol
(3) layar
(4) tempat benih ditampung
Sifat : non portabel
Fungsi : untuk menghitung jumlah benih
Sumber Energi : listrik
Deskripsi Alat : berwarna kuning, tempat benih yang akan
dihitung ada berbagai ukuran yaitu untuk benih ukuran kecil, sedang, dan besar.
Prinsip Kerja : Benih yang akan dihitung diletakkan di
tempat benih, kemudian tekan tombol set dan tekan jumlah benih yang akan
dihitung. Setelah itu, tekan tombol start dan benih akan jatuh ke tempat
penampungan benih dengan jumlah sesuai dengan yang diinginkan.
Kelebihan dan
kekurangan : dapat menghitung jumlah benih yang diinginkan dengan
tepat dan ketika benih itu kurang atau berlebihan, kita dapat mengetahui secara
pasti jumlah kekurangan atau kelebihan biji tersebut karena data ditayangkan
secara digital. Bila benih tersebut masih ada kotorannya maka kotoran tersebut
ikut terhitung (Anonim, 2008).
8. Electro Conductivity Meter
Keterangan : (1) Layar
(2) Tombol
(3) tangkai sensor
Sifat : portabel
Fungsi : mengukur daya hantar listrik benih
Sumber Energi : baterai
Deskripsi Alat : berwarna agak kebiruan, dengan tangkai
sensor berwarna putih. Di tangkai sensor terdapat lubang-lubang kecil.
Prinsip Kerja :
alat ini
dimasukkan kedalam tempat yang sudah diisi dengan air, benih dimasukkan kedalam
tempat tersebut. Kemudian di tekan tombol powernya. Setelah itu dilihat berapa
daya hantar benih tersebut dalam layar yang sudah tersedia.
Kelebihan dan
kekurangan : alat ini mudah untuk dibawa-bawa. Alat ini dapat
mengetahui berapa daya hantar benih secara teliti karena alat ini menyajikan
data/angka dalam bentuk digital sehingga kita tingal membaca angka yang
ditunjukkan oleh alat ini untuk dapat mengetahui berapa daya hantar benih
tersebut.
- Pinset
Keterangan : (1) pegangan
(2) penjepit
Sifat : portable
Fungsi : membantu dalam mengambil benih yang
berukuran sedang sampai kecil
Sumber energi : manual
Deskripsi alat : bentuk kecil seperti penjepit
Prinsip kerja : ketika kita hendak mengambil sampel
benih, kita hanya mengarahkan penjepit kepada benih yang akan kita ambil.
Kemudian menekan pegangannya sambil benih terambil, kita tahan sejenak, lalu
benih kita letakkan pada tempat yang
kita inginkan. Pusat energi terletak pada pegangannya.
Kelebihan dan
kekurangan : kelebihannya kita dapat langsung mengambil benih-benih
yang kita inginkan. Alat ini kecil sehingga dalam penggunaannya kita hanya
dapat mengambil benih satu persatu, tentu saja hal ini sangat menyita waktu dan
tenaga (Anonim, 2012).
- Grain Analize
Keterangan :
(1) tempat
benih yang akan dihitung
(2) tombol
(3) layar
Sifat : non portabel
Fungsi : untuk menghitung jumlah benih
Sumber Energi : listrik
Prinsip Kerja : Benih yang akan dihitung diletakkan di
tempat benih, kemudian tekan tombol set dan tekan jumlah benih yang akan
dihitung. Setelah itu, tekan tombol start dan benih akan jatuh ke tempat
penampungan benih dengan jumlah sesuai dengan yang diinginkan.
Deskripsi Alat :
berwarna putih
dan layarnya berwarna biru, tempat benih
yang akan dihitung ada berbagai ukuran yaitu untuk benih ukuran kecil, sedang,
dan besar.
Kelebihan dan
kekurangan : dapat menghitung jumlah benih yang diinginkan dengan
tepat dan ketika benih itu kurang atau berlebihan, kita dapat mengetahui secara
pasti jumlah kekurangan atau kelebihan biji tersebut karena data ditayangkan
secara digital. Kekurangannya adalah alat ini tidak
mudah untuk dibawa – bawa karena sifatnya yang non portable (Anonim, 2012).
Cadangan
Beker atau kadangkala disebut
sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk:
-mengaduk - mencampur - memanaskan cairan yg biasanya digunakan dlm
laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan
tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Beker
dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker
yang digunakan utk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat- zat
lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yg
reaktivitasnya rendah. Beker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah
kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang
terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai
contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yg
mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL.
Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi. Beker berbeda dgn labu laboratorium
terlihat dari sisinya yang lurus dan bukannya miring. Biasanya beker lebih
sering digunakan dlm percobaan kimia dasar. Beker dlm berbagai ukuran volume
Anonym.2014. Berikut beberapa
alat penunjang laboratorium lainnya sbb:.< http://antiserra.wen.su/alkes.html>.Diakses tanggal 24 Maret 2014.
V. KESIMPULAN
1. Pengenalan alat-alat dalam pengujian benih
sangat penting dilakukan, untuk menghindari adanya kesalahan dalam cara
penggunaan dan kesalahan pada hasilnya.
2. Disamping menggunakan alat-alat yang baik,
dalam pengujian benih juga perlu ditunjang dengan pengetahuan yang cukup
tentang benih serta pengalaman.
3. Pengujian benih dilakukan untuk mengetahui
kualitas benih.
4. Alat yang terdapat dalam teknologi benih
dapat berupa alat pengambilan contoh benih, alat penguji daya tumbuh, alat
penguji kemurnian benih, alat penguji kadar air benih, dan alat lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Bak Perkecambahan. <http://wikipedia.org/wiki/Bak_kecambah>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Beaker Glassware. <http://en.wikipedia.org/wiki/Beaker_glassware>. Diakses tanggal 26
Maret 2012..
Anonim. 2012. Eksikator. <http://en.wikipedia.org/wiki/Eksikator>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Germinator. <http://www.seedburo.com/online_cat/categ05/a3920.asp>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Hand Counter. <http://en.wikipedia.org/wiki/Hand_counter>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Magnifying Glass. <http://en.wikipedia.org/wiki/Magnifying_glass>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Moisture Juscon. <http://www.kett.com/files/brmdb.pdf>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim, 2012. Mortar. <http://en.wikipedia.org/wiki/Mortar>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim, 2008. Oven. <http://en.wikipedia.org/wiki/Oven>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Petridish. <http://en.wikipedia.org/wiki/Petri_dish>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim, 2012. Pinset. <http://en.wikipedia.org/wiki/Pinset>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim, 2012. Porselen. <http://en.wikipedia.org/wiki/Porselen>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim, 2012. Purity Desk. <http://en.wikipedia.org/wiki/Purity_desk>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
.
Anonim. 2012. Seed Trier Nobbe. <http://www.seedburo.com/online>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Seed Trier Probe. <http://www.starqualitysamplers.com/seed.php>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Refrigerator. <http://en.wikipedia.org/wiki/Refrigerator>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Termohigrometer. <http://en.wikipedia.org/wiki/Thermohygrometer>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012. Timbangan Elektrik. <http://wikipedia.org/wiki/Timbangan_elektrik>. Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Anonim. 2012.<http://www.dickey-john.com/products/agriculture/moisture-testing/>.
Diakses tanggal 26
Maret 2012.
Copeland, L.O. 1976. Principles of Seed and Technology. Burgess Publishing
Company. Minnesota.
Hamman. B.
; H. Halmajan and D.B. Egli. 2001. Sigle Seed Conductivity and Seedling
Emergence in Soybean. Seed
Science and Technology., 29. 575-586.
Kartasapoetra Ance, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. PT Bina Aksara. Jakarta.
Tatipata A., Prapto Y., Aziz P., dan Woerjono M. 2004. Kajian aspek
fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu
Pertanian 11 (2) : 76-87.
Viera.
R.D. ; D.M. Tekrony ; D.B. Egli and M. Rucker. 2001. Electrical conductivity
of
Soybean
seeds sfter storage in several environments. Seed
Science and Technology. 599-608.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar