LAPORAN
PRAKTIKUM
BUDIDAYA
JARINGAN
PRESERVASI
IN VITRO
Disusun oleh:
1. Nurul Fatimah
(12645)
2. Rizky Adi Pratama (12897)
3. Irna Surya
Bidara (12937)
4. Muhammad Ismail R. ( )
5. Nafarain A.H (12908)
6.Rossy Hening P. (12978)
Penanggung Jawab:Rizky Adi Pratama
Asisten :1. Bayu Setyawan
2.Elea
Dosen : Dr.Taryono,M.Sc.
LABORATORIUM
BUDIDAYA JARINGAN
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
PRESERVASI
IN VITRO
INTISARI
Preservasi in vitro dilakukan guna untuk menjaga
kualitas bahan tanam serta menjaga ketersediaan untuk waktu yang akan datang.
Praktikum preservasi tanaman kacang tanah dapat dilakukan dengan media kultur
jaringan. Perlakuan media MS,media ½ MS ,media ¼ MS ,media gula agar tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tajuk dan akar
tanaman. Perlakuan ½ Media MS paling baik untuk pertumbuhan tajuk dan akar.
Kata
Kunci:Preservasi in vitro, Arachis
hypogaea, media
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Preservasi
merupakan usaha untuk menjaga kualitas atau koleksi plasma nutfah yang
akan digunakan untuk suatu periode tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk
melestarikan sesuatu untuk suatu tujuan tertentu. Di bidang
pertanian,preservasi plasma nutfah dapat dilakukan secara in vitro. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan tanam yang akan digunakan.
Selain itu, proses tersebut dapat menjaga keanekaragaman genetik plasma nutfah yang akan digunakan untuk perakitan varietas unggul.
B. Tinjauan Pustaka
Kebutuhan
akan kacang tanah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan nasional
akan komoditas tersebut secara nasional belum mencukupi. Hal tersebut
disebabkan karena luas areal penanamannya sangat terbatas dan produktivitas
tanaman per satuan luas masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah seringkali
mengimpor komoditas kacang tanah(Husni et
al,2001)
Biji kacang bersifat sub ortodoks. Apabila
disimpan pada lingkungan yang tidak optimal maka daya tumbuh akan menurun dan
nilai guna sebagai plasma nutfah juga menurun(Dunbar et al,1993 cit. Fontana et al.,2009). Teknik preservasi in vitro merupakan teknik yang berbasis
pada prosedur mikropropagasi dan menjadi pertimbangan yang dilakukan untuk
menjaga plasma nutfah kacang. Teknik tersebut dipertimbangkan untuk dilakukan
dalam proses perbanyakan dan distribusi tanaman(Pacheco et al.,2008 cit.Fontana et al.,2009).
Budidaya jaringan merupakan salah satu
alternatif untuk mengatasi permasalahan ketersediaan kacang tanah. Metode ini
dapat menghasilkan bahan tanam dalam waktu yang relative singkat. Teknik kultur
jaringan dapat menyediakan bahan tanam yang banyak dalam luasan lahan yang
tidak luas. Selain itu, budidaya jaringan dapat meyediakan tanaman yang tidak ditentukan
oleh musim tanam(Hendaryono dan Wijayani,1994).
Preservasi meruapakan suatu langkah yang
memiliki banyak keuntungan,yaitu tenaga kerja yang terbatas, hemat, lebih cepat.
Selain itu,bahan tanam dapat terhindar dari cekaman lingkungan baik biotik
maupun abiotik(Roostika dan Dewi,2013).
Media Murashige dan Skoog merupakan media
yang digunakan untuk hampir semua macam tanaman,terutama tanaman herbaceous. Media ini mengandung
konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa nitrogen dalam bentuk
NO3- dan NH4+. Media tersebut sangat sering digunakan
untuk tanaman semusim(Hendaryono dan Wijayani,1994).
Media kultur jaringan mengandung nutrien
yang berguna untuk tanaman,yaitu nutrien organik dan anorganik. Media yang
digunakan dalam kultur jaringan bersifat spesifik tergantung pada bagian
tanaman atau jenis tanaman yang akan dikulturkan. Komposisi media yang optimal
dapat mempengaruhi keberhasilan teknik kultur jaringan(Sathyanarayana,2007).
C.Tujuan
1.Mengetahui
konsep preservasi in vitro
2.Mengetahui
pengaruh media penyimpanan untuk preservasi embrio kacang tanah
II.BAHAN DAN METODE
A.Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan, yaitu biji kacang
tanah, kertas aluminium,korek api,spritus,plastik wrap,media MS, media ½ MS , media
¼ MS ,media gula agar,sabun cair, alkohol 70 %,kloroks ½ %, dan air steril. Alat
yang digunakan,yaitu meja laminar air
flow ,ruang pembudidayaan, petridish, pinset, pisau potong,dan botol
kultur.
B.Metode
Praktikum Preservasi In Vitro dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2015 di Laboratorium
Budidaya Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Biji
kacang tanah dipisahkan dari kulitnya. Biji disterilisasi dengan sabun cair ±
15 menit. Busa sabun hasil pencucian dihilangkan. Pada Laminar Air Flow,sterilisasi dengan alkohol 70 % ± 1 menit dengan
biji digojok pada larutan alkohol tersebut. Alkohol dibuang lalu disterilisasi
dengan kloroks ½ % selama ± 20 menit. Setelah itu, biji kacang dengan air
steril sebanyak 3-4 kali dan ditiriskan. Embrio axis kacang tanah diambil dengan pinset dan skalpel lalu ditanam
pada media yang sudah disiapkan yaitu media gula agar,media MS , media ½ MS,
dan media ¼ MS. Tiap unit perlakuan ditanam 3 embrio. Setelah itu,media ditutup dengan kertas
aluminium dan diikat dengan plastik wrap. Semua perlakuan ditempatkan pada
ruang inkubasi penyimpanan. Pengamatan dilakukan setiap lima hari sekali selama
satu bulan. Panjang akar dan tinggi tajuk diamati. Kalus dan planlet yang tumbuh difoto setiap tahapan pertumbuhannya.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Hasil
Pengamatan
A.Panjang
Akar
No.
|
Perlakuan
|
Panjang Akar(cm)
|
1
|
1/4 MS
|
1.24
|
2
|
1/2 MS
|
2.04
|
3
|
MS
|
0.8
|
4
|
Gula Agar
|
0.9
|
B.Tinggi
Tajuk
No.
|
Perlakuan
|
Tinggi Tajuk(cm)
|
1
|
1/4 MS
|
1.24
|
2
|
1/2 MS
|
2.73
|
3
|
MS
|
2.3
|
4
|
Gula Agar
|
1.27
|
2.Pembahasan
Teknik preservasi in vitro merupakan
teknik yang berbasis pada prosedur mikropropagasi dan menjadi pertimbangan yang
dilakukan untuk menjaga plasma nutfah kacang. Teknik tersebut dipertimbangkan
untuk dilakukan dalam proses perbanyakan dan distribusi tanaman(Pacheco et al.,2008 cit.Fontana et al.,2009).
Preservasi dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan tanam dan menjaga
kualitas bahan tanam agar tidak turun.Kegiatan tersebut biasanya menyimpan
bahan tanam secara in vitro dengan mengatur kondisi kultur agar pertumbuhan dan
perkembangan bahan tanam menjadi lambat.
Preservasi in vitro dapat dilakukan dengan
menggunakan media MS. Media MS sebagai media fundamental yang mengandung
nutrisi makro anorganik, nutrisi mikro anorganik, nutrisi Fe, vitamin, organik
dan zat pengatur pertumbuhan tanaman (phytohormon). Phytohormon yang paling
banyak digunakan dalam kultur jaringan tanaman auksin(IAA,NAA) dan sitokinin(BAP,kinetin).
Berdasarkan hasil pengamatan,terdapat perbedaan efek
dari berbagai perlakuan media penyimpanan embrio secara in vitro. Pada parameter panjang akar diperoleh bahwa perlakuan ½
MS memiliki dampak yang cukup besar.Seharusnya media MS memiliki panjang akar
yang lebih baik daripada semua perlakuan,hal tersebut disebabkan karena di
dalam media MS terdapat nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh dan berkembang yang cukup baik. Hal
tersebut terjadi karena pada media MS terdapat eksplan embrio kacang yang tidak
tumbuh. Hal tersebut disebabkan karena tiap embrio kacang tanah memiliki sifat
yang berbeda atau secara genetik bahwa embrio kacang sedang mengalami masa
dormansi. Perlakuan gula agar juga berpengaruh sedikit daripada perlakuan ¼ MS
dan ½ MS karena pada media gula agar tidak terdapat unsur hara serta vitamin
yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Gula merangsang
pertumbuhan tanaman.Media ¼ MS panjang akarnya lebih kecil daripada perlakuan ½
MS. Hal tersebut disebabkan karena konsentrasi MS yang besar terdapat
unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang lebih banyak dan
lebih baik. Selain itu,agar dapat memadatkan media sehingga akar kurang bisa
untuk berkembang.
Pada
parameter tinggi tajuk,perlakuan ½ MS memiliki efek yang paling baik.Hal
tersebut disebabkan karena pada perlakuan tersebut terdapat kandungan nutrisi
yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan akar.Seharusnya perlakuan MS
yang memberikan pengaruh yang baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor
metabolisme yang terdapat pada embrio kurang mendukung embrio untuk tumbuh dan
berkembang. Efek yang hampir sama seperti pada pertumbuhan, tinggi tajuk juga
dipengaruhi oleh media tumbuh. Pengaruh media berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tajuk yang hampir sama dengan akar hanya berbeda tarafnya atau
ukurannya.
Berdasarkan analisis ANOVA,parameter
pengamatan panjang akar dan tinggi tajuk tidak menunjukkan beda nyata. Hal
tersebut disebabkan karena embrio yang ditanam diduga memiliki faktor pembatas
internal yang menyebabkan pertumbuhan embrio yang lambat atau tidak tumbuh.
IV. KESIMPULAN
1.Preservasi
in vitro dilakukan untuk melestarikan
lasma nutfah dan menjaga ketersediaan bahan tanam. Proses dilakukan dengan menanam
pada media yang sesuai jenis tanaman.Kondisi kultur diatur agar pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi lambat.
2.Media
penyimpanan bahan tanam kacang tanah yaitu media gula agar,media MS ,media ½
MS, dan media ¼ MS tidak menunjukkan adanya pengaruh yang beda nyata pada
pertumbuhan tajuk dan akar tanaman kacang tanah.Media ½ MS berpengaruh paling
baik untuk pertumbuhan tajuk dan akar.
Daftar Pustaka
Fontana,M.L.,L.A. Mroginski,and H.Y.
Rey.2009. Organogenesis and plant regeneration of Arachis villosa Benth.(Leguminosae)
through leaf culture.BIOCELL 33: 179-186.
Hendaryono, D.P.S.dan Ari
Wijayani.1994.Teknik Kultur Jaringan.Kanisius,Yogyakarta.
Husni,A.,I. Mariska,M.
Kosmiatin,Ismiatun,dan S. Utami.2001.Pembentukan galur kacang tanah yang
toleran terhadap aluminium melalui kultur in
vitro. Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop
dan Radiasi 215-220.
Roostika,Ika dan Nurwita
Dewi.2013.Perkembangan metode konservasi in
vitro di BB Biogen.Warta Biogen 9: 8-11.
Sathyanarayana,B.N.2007.
Plant Tissue Culture: Practices and New Experimental Protocols.I.K
International Publishing House Pvt.Ltd,New Delhi.
Lampiran
Data tanggal 30 April 2015
Panjang Akar(cm)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
|||||||
Perlakuan
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1/4 MS
|
1
|
1.9
|
2
|
1.9
|
0.3
|
1
|
1.3
|
1.2
|
0.6
|
1/2 MS
|
1.2
|
2.3
|
1.3
|
2.5
|
2.5
|
1.3
|
3.5
|
0
|
3.8
|
MS
|
2
|
1.8
|
0
|
2.4
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Gula Agar
|
1.4
|
0
|
0
|
2.9
|
1.2
|
0.6
|
2
|
0
|
0
|
Tinggi Tajuk(cm)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
|||||||
Perlakuan
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1/4 MS
|
2
|
1.5
|
1.4
|
1.2
|
1
|
0.8
|
1
|
1
|
1.3
|
1/2 MS
|
2.3
|
1.6
|
1.5
|
3.5
|
2.3
|
2.4
|
2.1
|
1.5
|
4
|
MS
|
1.7
|
1.5
|
0
|
4
|
1.9
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Gula Agar
|
1.5
|
0
|
0
|
1.5
|
1.3
|
1
|
1.5
|
0
|
0
|
1.ANOVA Panjang Akar
SV
|
df
|
jk
|
kt
|
f hit
|
f tabel
|
perlakuan
|
3
|
2.868426
|
0.956142
|
3.422716
|
4.066181
|
galat
|
8
|
2.234815
|
0.279352
|
||
total
|
11
|
5.103241
|
Tafsir:Tidak terdapat
beda nyata perlakuan media MS,media ½ MS ,media ¼ MS ,media gula agar terhadap
panjang akar tanaman kacang tanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar