Kamis, 11 Februari 2016

Laporan budidaya jaringan acara 6



LAPORAN PRAKTIKUM
BUDIDAYA JARINGAN
PRESERVASI IN VITRO

Disusun oleh:
              1. Nurul Fatimah                 (12645)
                                                  2. Rizky Adi Pratama         (12897)
                                                  3. Irna Surya Bidara          (12937)
4. Muhammad Ismail R.     (             )
                                                  5. Nafarain A.H                   (12908)
                                                  6.Rossy Hening P.                (12978)
                                                 
Penanggung Jawab:Rizky Adi Pratama
Asisten                     :1. Bayu Setyawan
                                   2.Elea
Dosen                     : Dr.Taryono,M.Sc.

LABORATORIUM BUDIDAYA JARINGAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

PRESERVASI IN VITRO

INTISARI
Preservasi in vitro dilakukan guna untuk menjaga kualitas bahan tanam serta menjaga ketersediaan untuk waktu yang akan datang. Praktikum preservasi tanaman kacang tanah dapat dilakukan dengan media kultur jaringan. Perlakuan media MS,media ½ MS ,media ¼ MS ,media gula agar tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tajuk dan akar tanaman. Perlakuan ½ Media MS paling baik untuk pertumbuhan tajuk dan akar.
Kata Kunci:Preservasi in vitro,  Arachis hypogaea, media
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
     Preservasi  merupakan usaha untuk menjaga kualitas atau koleksi plasma nutfah yang akan digunakan untuk suatu periode tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan sesuatu untuk suatu tujuan tertentu. Di bidang pertanian,preservasi plasma nutfah dapat dilakukan secara in vitro. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan tanam yang akan digunakan. Selain itu, proses tersebut dapat menjaga keanekaragaman  genetik plasma nutfah yang akan digunakan  untuk perakitan varietas unggul.
B. Tinjauan Pustaka
      Kebutuhan akan kacang tanah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan nasional akan komoditas tersebut secara nasional belum mencukupi. Hal tersebut disebabkan karena luas areal penanamannya sangat terbatas dan produktivitas tanaman per satuan luas masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah seringkali mengimpor komoditas kacang tanah(Husni et al,2001)
     Biji kacang bersifat sub ortodoks. Apabila disimpan pada lingkungan yang tidak optimal maka daya tumbuh akan menurun dan nilai guna sebagai plasma nutfah juga menurun(Dunbar et al,1993 cit. Fontana et al.,2009). Teknik preservasi in vitro merupakan teknik yang berbasis pada prosedur mikropropagasi dan menjadi pertimbangan yang dilakukan untuk menjaga plasma nutfah kacang. Teknik tersebut dipertimbangkan untuk dilakukan dalam proses perbanyakan dan distribusi tanaman(Pacheco et al.,2008 cit.Fontana et al.,2009).
     Budidaya jaringan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ketersediaan kacang tanah. Metode ini dapat menghasilkan bahan tanam dalam waktu yang relative singkat. Teknik kultur jaringan dapat menyediakan bahan tanam yang banyak dalam luasan lahan yang tidak luas. Selain itu, budidaya jaringan dapat meyediakan tanaman yang tidak ditentukan oleh musim tanam(Hendaryono dan Wijayani,1994).
    Preservasi meruapakan suatu langkah yang memiliki banyak keuntungan,yaitu tenaga kerja yang terbatas, hemat, lebih cepat. Selain itu,bahan tanam dapat terhindar dari cekaman lingkungan baik biotik maupun abiotik(Roostika dan Dewi,2013).
     Media Murashige dan Skoog merupakan media yang digunakan untuk hampir semua macam tanaman,terutama tanaman herbaceous. Media ini mengandung konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa nitrogen dalam bentuk NO3- dan NH4+. Media tersebut sangat sering digunakan untuk tanaman semusim(Hendaryono dan Wijayani,1994).
     Media kultur jaringan mengandung nutrien yang berguna untuk tanaman,yaitu nutrien organik dan anorganik. Media yang digunakan dalam kultur jaringan bersifat spesifik tergantung pada bagian tanaman atau jenis tanaman yang akan dikulturkan. Komposisi media yang optimal dapat mempengaruhi keberhasilan teknik kultur jaringan(Sathyanarayana,2007).
C.Tujuan
1.Mengetahui konsep preservasi in vitro
2.Mengetahui pengaruh media penyimpanan untuk preservasi embrio kacang tanah



II.BAHAN DAN METODE
A.Bahan dan Alat
     Bahan yang digunakan, yaitu biji kacang tanah, kertas aluminium,korek api,spritus,plastik wrap,media MS, media ½ MS , media ¼ MS ,media gula agar,sabun cair, alkohol 70 %,kloroks ½ %, dan air steril. Alat yang digunakan,yaitu meja laminar air flow ,ruang pembudidayaan, petridish, pinset, pisau potong,dan botol kultur.
B.Metode
     Praktikum Preservasi In Vitro dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2015 di Laboratorium Budidaya Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Biji kacang tanah dipisahkan dari kulitnya. Biji disterilisasi dengan sabun cair ± 15 menit. Busa sabun hasil pencucian dihilangkan. Pada Laminar Air Flow,sterilisasi dengan alkohol 70 % ± 1 menit dengan biji digojok pada larutan alkohol tersebut. Alkohol dibuang lalu disterilisasi dengan kloroks ½ % selama ± 20 menit. Setelah itu, biji kacang dengan air steril sebanyak 3-4 kali dan ditiriskan. Embrio axis kacang tanah diambil dengan pinset dan skalpel lalu ditanam pada media yang sudah disiapkan yaitu media gula agar,media MS , media ½ MS, dan media ¼ MS. Tiap unit perlakuan ditanam 3 embrio.  Setelah itu,media ditutup dengan kertas aluminium dan diikat dengan plastik wrap. Semua perlakuan ditempatkan pada ruang inkubasi penyimpanan. Pengamatan dilakukan setiap lima hari sekali selama satu bulan. Panjang akar dan tinggi tajuk diamati. Kalus dan planlet yang  tumbuh difoto setiap tahapan pertumbuhannya.


III.HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Hasil Pengamatan
A.Panjang Akar
No.
Perlakuan
Panjang Akar(cm)
1
1/4 MS
1.24
2
1/2 MS
2.04
3
MS
0.8
4
Gula Agar
0.9
B.Tinggi Tajuk 
No.
Perlakuan
Tinggi Tajuk(cm)
1
1/4 MS
1.24
2
1/2 MS
2.73
3
MS
2.3
4
Gula Agar
1.27

2.Pembahasan
      Teknik preservasi in vitro merupakan teknik yang berbasis pada prosedur mikropropagasi dan menjadi pertimbangan yang dilakukan untuk menjaga plasma nutfah kacang. Teknik tersebut dipertimbangkan untuk dilakukan dalam proses perbanyakan dan distribusi tanaman(Pacheco et al.,2008 cit.Fontana et al.,2009). Preservasi dilakukan untuk menjaga ketersediaan bahan tanam dan menjaga kualitas bahan tanam agar tidak turun.Kegiatan tersebut biasanya menyimpan bahan tanam secara  in vitro dengan mengatur kondisi kultur agar pertumbuhan dan perkembangan bahan tanam menjadi lambat.
    Preservasi in vitro dapat dilakukan dengan menggunakan media MS. Media MS sebagai media fundamental yang mengandung nutrisi makro anorganik, nutrisi mikro anorganik, nutrisi Fe, vitamin, organik dan zat pengatur pertumbuhan tanaman (phytohormon). Phytohormon yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan tanaman auksin(IAA,NAA) dan sitokinin(BAP,kinetin).
     Berdasarkan hasil pengamatan,terdapat perbedaan efek dari berbagai perlakuan media penyimpanan embrio secara in vitro. Pada parameter panjang akar diperoleh bahwa perlakuan ½ MS memiliki dampak yang cukup besar.Seharusnya media MS memiliki panjang akar yang lebih baik daripada semua perlakuan,hal tersebut disebabkan karena di dalam media MS terdapat nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang yang cukup baik.  Hal tersebut terjadi karena pada media MS terdapat eksplan embrio kacang yang tidak tumbuh. Hal tersebut disebabkan karena tiap embrio kacang tanah memiliki sifat yang berbeda atau secara genetik bahwa embrio kacang sedang mengalami masa dormansi. Perlakuan gula agar juga berpengaruh sedikit daripada perlakuan ¼ MS dan ½ MS karena pada media gula agar tidak terdapat unsur hara serta vitamin yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Gula merangsang pertumbuhan tanaman.Media ¼ MS panjang akarnya lebih kecil daripada perlakuan ½ MS. Hal tersebut disebabkan karena konsentrasi MS yang besar terdapat unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yang lebih banyak dan lebih baik. Selain itu,agar dapat memadatkan media sehingga akar kurang bisa untuk berkembang.
       Pada parameter tinggi tajuk,perlakuan ½ MS memiliki efek yang paling baik.Hal tersebut disebabkan karena pada perlakuan tersebut terdapat kandungan nutrisi yang dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan akar.Seharusnya perlakuan MS yang memberikan pengaruh yang baik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh faktor metabolisme yang terdapat pada embrio kurang mendukung embrio untuk tumbuh dan berkembang. Efek yang hampir sama seperti pada pertumbuhan, tinggi tajuk juga dipengaruhi oleh media tumbuh. Pengaruh media berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tajuk yang hampir sama dengan akar hanya berbeda tarafnya atau ukurannya.
    Berdasarkan analisis ANOVA,parameter pengamatan panjang akar dan tinggi tajuk tidak menunjukkan beda nyata. Hal tersebut disebabkan karena embrio yang ditanam diduga memiliki faktor pembatas internal yang menyebabkan pertumbuhan embrio yang lambat atau tidak tumbuh.






IV. KESIMPULAN
1.Preservasi in vitro dilakukan untuk melestarikan lasma nutfah dan menjaga ketersediaan bahan tanam. Proses dilakukan dengan menanam pada media yang sesuai jenis tanaman.Kondisi kultur diatur agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lambat.
2.Media penyimpanan bahan tanam kacang tanah yaitu media gula agar,media MS ,media ½ MS, dan media ¼ MS tidak menunjukkan adanya pengaruh yang beda nyata pada pertumbuhan tajuk dan akar tanaman kacang tanah.Media ½ MS berpengaruh paling baik untuk pertumbuhan tajuk dan akar.

Daftar Pustaka
Fontana,M.L.,L.A. Mroginski,and H.Y. Rey.2009. Organogenesis and plant regeneration of Arachis villosa Benth.(Leguminosae) through leaf culture.BIOCELL 33: 179-186.
Hendaryono, D.P.S.dan Ari Wijayani.1994.Teknik Kultur Jaringan.Kanisius,Yogyakarta.
Husni,A.,I. Mariska,M. Kosmiatin,Ismiatun,dan S. Utami.2001.Pembentukan galur kacang tanah yang toleran terhadap aluminium melalui kultur in vitro. Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi 215-220.
Roostika,Ika dan Nurwita Dewi.2013.Perkembangan metode konservasi in vitro di BB Biogen.Warta Biogen 9: 8-11.
Sathyanarayana,B.N.2007. Plant Tissue Culture: Practices and New Experimental Protocols.I.K International Publishing House Pvt.Ltd,New Delhi.





Lampiran
Data tanggal 30 April 2015





Panjang Akar(cm)





1


2


3

Perlakuan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1/4 MS
1
1.9
2
1.9
0.3
1
1.3
1.2
0.6
1/2 MS
1.2
2.3
1.3
2.5
2.5
1.3
3.5
0
3.8
MS
2
1.8
0
2.4
1
0
0
0
0
Gula Agar
1.4
0
0
2.9
1.2
0.6
2
0
0






Tinggi Tajuk(cm)






1


2


3

Perlakuan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1/4 MS
2
1.5
1.4
1.2
1
0.8
1
1
1.3
1/2 MS
2.3
1.6
1.5
3.5
2.3
2.4
2.1
1.5
4
MS
1.7
1.5
0
4
1.9
1
0
0
0
Gula Agar
1.5
0
0
1.5
1.3
1
1.5
0
0

1.ANOVA Panjang Akar
SV
df
jk
kt
f hit
f tabel
perlakuan
3
2.868426
0.956142
3.422716 
 4.066181
galat
8
2.234815
0.279352


total
11
5.103241




Tafsir:Tidak terdapat beda nyata perlakuan media MS,media ½ MS ,media ¼ MS ,media gula agar terhadap panjang akar tanaman kacang tanah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar